Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Saturday, January 26, 2019

Jawaban Ibnu Abbas terhadap Pertanyaan Kaisar Romawi

Diriwayatkan bahwa Kaisar Romawi telah menulis sepucuk surat kepada Mu’awiyah bin Abu Sofyan yang dibawa oleh seorang utusan. Isi surat tersebut: Beritahukan kepadaku apakah yang tidak memiliki kiblat? Siapakah yang tidak memiliki ayah? Siapakah yang tidak memiliki ayah dan ibu? Siapakah orang yang senantiasa dibawa oleh kuburannya? Sebutkan tiga makhluk yang tidak diciptakan di dalam rahim. Terangkan tentang sesuatu, setengah darinya dan yang tidak terkatakan. Kirimlah kepadaku dalam sebuah botol sumber dari segala sesuatu.

Muawiyah kemudian mengirimkan surat dan sebuah botol kepada Ibnu Abbas, seorang pakar dan tokoh ulama fikih, untuk menjawab surat tersebut. Ibnu Abbas memberikan jawaban sebagai berikut: Yang tidak memiliki kiblat adalah Kabah. Yang tidak memiliki ayah adalah Nabi Isa AS. Yang tidak memiliki ayah dan ibu adalah Nabi Adam AS. Orang yang senantiasa dibawa oleh kuburannya adalah Nabi Yunus AS yang ditelan oleh ikan hiu. Sedangkan tiga makhluk yang tidak dicipta dalam rahim adalah domba Nabi Ibrahim AS, unta betina Nabi Saleh AS, dan ular Nabi Musa AS. Adapun sesuatuitu adalah orang berakal yang menggunakan akalnya. Setengah dari sesuatu itu adalah orang yang tidak berakal tetapi mengikuti pendapat orang-orang yang berakal. Sedangkan yang tidak terkatakan adalah orang yang tidak berakal dan tidak bersedia mengikuti pikiran orang-orang yang berakal.Kemudian Ibnu Abbas mengisi botol dengan air hingga penuh dan berkata: Air adalah sumber dari segala sesuatu.

Jawaban surat Muawiyah dikirimkan kepada Kaisar yang menanggapinya dengan penuh kekaguman.

Hikmah:

Nampak jelas keluasan ilmu yang dimiliki oleh Ibnu Abbas RA. Untuk menjawab pertanyaan Kaisar Romawi tersebut, saat itu, tentu dibutuhkan orang yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi, dan Ibnu Abbas RA adalah orang yang memilikinya.

Dari uraian kisah tersebut hal terpenting yang perlu direnungkan adalah ungkapan beliau bahwa sesuatu itu adalah orang berakal yang menggunakan akalnya. Setengah dari sesuatu itu adalah orang yang tidak berakal tetapi mengikuti pendapat orang-orang yang berakal. Sedangkan yang tidak terkatakan adalah orang yang tidak berakal dan tidak bersedia mengikuti pikiran orang-orang yang berakal,maknanya: manusia sempurna adalah yang mempergunakan akalnya, manusia yang kurang sempurna adalah yang menyadari kekurangan dirinya dan bersedia mengambil pelajaran dari orang-orang yang lebih baik darinya, dan yang tidak bisa disebut sebagai manusia adalah yang banyak memiliki kekurangan, tidak menyadari kekurangannya dan tidak bersedia mengambil pelajaran dari orang-orang yang lebih baik darinya.

Wallahu a'lam...
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online