Sayidina Ali bin Abu Thalib ra pernah berkata:
“Curahkan
perhatian kalian pada diterimanya amalan melebihi perhatian kalian untuk
beramal. Sesungguhnya amalan yang dikerjakan dengan takwa tidaklah bernilai
sedikit. Bagaimana mungkin dinilai
sedikit sebuah amalan yang diterima?”
Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Tahdzib Hilyatil Auliya’,
1/81 dan Kanzul Ummal, 3/697.
Ungkapan Sayidina Ali bin Abu Thalib ra ini mengingatkan kita agar dalam
beramal jangan hanya sekedar berdasar pada pelaksanaan saja, namun yang harus
lebih diperhatikan adalah hal-hal yang bisa membuat amal itu diterima di sisi
Allah Swt.
Ada banyak
manusia yang melaksanakan suatu amal, namun sama sekali tak tercatat di sisi
Allah. Betapa banyak informasi dalam hadits-hadits shahih yang kita dapatkan,
misalnya dalam persoalan shalat, di mana shalat yang dilakukan oleh seseorang
tidak dipandang sebagai perbuatan yang berpahala di sisi Tuhan. Bahkan, catatan
shalatnya itu kelak akan dilemparkan Allah padanya tanpa dipandang sebagai
sebuah amal saleh di sisi-Nya. Kalau shalat saja sebagai amal yang paling utama
di dalam agama Islam ada yang tidak diterima oleh Allah, tentunya amalan-amalan
lain selain shalat akan lebih banyak lagi jumlahnya yang tidak diterima Allah.
Nah, melalui
nasihatnya ini, Sayidina Ali bin Abu
Thalib ra mengajak kita agar memperhatikan segala hal yang bisa membuat
amal-amal yang kita lakukan bisa diterima oleh Allah Ta’ala. Syarat utama agar
amal kita diterima Allah adalah melaksanakannya berdasarkan ketakwaan
kepada-Nya. Artinya, landasilah setiap amal yang kita lakukan dengan ketakwaan.
Orang yang beramal atas dasar ketakwaannya kepada Allah akan memfokuskan segala
amalnya hanya demi menggapai ridha Allah. Ia pun akan sangat khawatir jika
amalnya itu tidak diterima Allah, sehingga ia akan iringi setiap amalnya dengan
permohonan kepada Allah agar Allah bersedia menerimanya.
Amal-amal
yang diterima oleh Allah inilah yang disebut sebagai amalan yang makbul.
Tidaklah tepat jika dalam beramal yang kita perhatikan hanyalah persoalan sah
atau tidaknya amal tersebut. Adalah penting untuk melaksanakan amal secara sah,
namun jauh lebih penting dari itu adalah mengusahakan agar amal yang kita
laksanakan itu makbul. Oleh karena itu, mulai hari ini perhatikanlah segala hal
yang bisa membuat amal-amal kita makbul, dan salah satu syarat kemakbulan amal
tersebut adalah dikerjakan atas dasar takwa kepada Allah Swt.
0 comments:
Post a Comment