Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Sunday, April 14, 2019

Bagian Kedua : Pembahasan tentang Menjauhi Kemaksiatan


الْقِسْمُ الثَّانِيْ
الْقَوْل فِي اجْتِنَابِ الْمَعَاصِي
Bagian Kedua

Pembahasan tentang Menjauhi Kemaksiatan
اعْلَمْ اَنَّ الدِّيْنَ شَطْرَيْنِ، أَحَدُهُمَا: تَرْكُ الْمَنَاهِي، وَاْلآخَرُ: فِعْلُ الطَّاعَاتِ؛ وَتَرْكُ الْمَنَاهِي هُوَ اْلأَشَدُّ؛ فَإِنَّ الطَّاعَاتِ يَقْدِرُ عَلَيْهَا كُلُّ اَحَدٍ، وَتَرْكُ الشَّهَوَاتِ لاَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ إِلاَّ الصِّدِّيْقُوْنَ، فَلِذَلِكَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ السُّوْءَ، وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ هَوَاهُ
Ketahuilah bahwa sesungguhnya ajaran agama itu terbagi ke dalam dua bagian. Pertama adalah meninggalkan segala yang menjadi larangan Allah SWT (meninggalkan kemaksiatan), sedangkan yang kedua adalah menunaikan berbagai macam ketaatan kepada Allah SWT (melaksanakan ibadah). Di antara keduanya maka meninggalkan segala yang menjadi larangan Allah SWT adalah yang paling berat. Hal itu dikarenakan setiap orang bisa saja memiliki kemampuan untuk menunaikan ketaatan, sedangkan meninggalkan segala macam kehendak syahwat tidaklah mampu dilakukan kecuali oleh orang-orang yang termasuk golongan shiddiqin.[1] Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang berhijrah pada hakikatnya adalah orang yang meninggalkan keburukan. Sedangkan seorang mujahid pada hakikatnya adalah orang yang bersungguh-sungguh melawan hawa nafsunya.”[2]

وَاعْلَمْ أَنَّكَ إِنَّمَا تَعْصِي اللهَ بِجَوَارِحِكَ، وَهِيَ نِعْمَةٌ مِنَ اللهِ عَلَيْكَ وَأَمَانَةٌ لَدَيْكَ، فَاسْتِعَانَتُكَ بِنِعْمَةِ اللهِ عَلَى مَعْصِيَتِهِ غَايَةُ الْكُفْرَانِ، وَخِيَانَتُكَ فِيْ أَمَانَةٍ اسْتَوْدَعَكَهَا اللهُ غَايَةُ الطُّغْيَانِ؛ فَأَعْضَاؤُكَ رَعَايَاكَ، فَانْظُرْ كَيْفَ تَرْعَاهَا؛ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Ketahuilah, sesungguhnya apabila engkau melakukan kemaksiatan kepada Allah dengan anggota badanmu, padahal engkau memahami bahwa seluruh anggota badanmu itu adalah nikmat Allah yang dianugerahkan untukmu sekaligus amanah bagimu, maka sikapmu yang mempergunakan nikmat Allah untuk bermaksiat kepada-Nya merupakan puncak kekufuran, sedangkan pengkhianatanmu terhadap amanah yang dititipkan Allah padamu adalah puncak kejatahan/kelaliman. Bukankah anggota badanmu merupakan tanggung jawabmu, maka perhatikanlah bagaimana engkau menjaganya. Padahal setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian kelak akan diminta tanggung jawabnya atas apa yang dipimpinnya.[3]

وَاعْلَمْ أَنَّ جَمِيْعَ أَعْضَائِكَ سَتَشْهَدُ عَلَيْكَ فِيْ عَرَصَاتِ الْقِيَامَةِ بِلِسَانٍ طَلْقٍ ذَلْقٍ، تَفْضَحُكَ بِهِ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيْهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ، وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Ketahuilah bahwa seluruh anggota badanmu akan memberikan kesaksian atas dirimu kelak pada pengadilan hari Kiamat secara jelas dan fasih. Semua anggota tubuhmu itu akan membeberkan siapa dirimu sebenarnya di hadapan seluruh makhluk. Allah SWT berfirman: Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”[4] Dan juga firman Allah SWT: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”[5]

فَاحْفَظْ يَا مِسْكِيْنُ جَمِيْعَ بَدَنِكَ مِنَ الْمَعَاصِى، وَخُصُوْصًا أَعْضَاءَكَ السَّبْعَةَ؛ فَإِنَّ جَهَنَّمَ لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُوْمٌ، وَلاَ يَتَعَيَّنُ لِتِلْكَ اْلأَبْوَابِ إِلاَّ مَنْ عَصَا اللهُ تَعَالَى بِهَذِهِ اْلأَعْضَاءِ السَّبْعَةِ، وَهِيَ: الْعَيْنُ، وَاْلأُذُنٌ، وَاللِّسَانُ، وَالْبَطْنُ، وَالْفَرْجُ، وَالْيَدُ، وَالرِّجْلُ
Oleh karena itu wahai diri yang fakir,[6] jagalah seluruh tubuhmu dari perbuatan maksiat kepada Allah, terutama anggota tubuhmu yang tujuh. Karena neraka jahannam itu mempunyai tujuh pintu dan tiap-tiap pintu telah ditetapkan untuk golongan yang tertentu dari mereka.[7] Dan tidaklah akan memasuki pintu-pintu itu kecuali orang-orang yang bermaksiat kepada Allah SWT dengan ketujuh anggota tubuhnya tersebut. Ketujuh anggota tubuh yang dimaksud adalah mata, telinga, lisan, perut, kemaluan, tangan dan kaki.


[1] Yakni orang-orang yang benar-benar jujur kepada Allah SWT.
[2] HR Ahmad dari Anas bin Malik ra.
[3] HR Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar ra.
[4] QS. an-Nur [24]: 24.
[5] QS. Yasin [36]: 65.
[6] Maksudnya, manusia.
[7] QS. al-Hijr [15]: 44.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online