Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Tuesday, March 19, 2019

Maqam Tajrid dan Kasab


إِرَادَتُـكَ التَّجْرِيْدَ معَ اِقَامَةِ اللهِ اِيَّاكَ فِى اْلاَسْبَابِ مِنَ الشَّهْوَةِ الْخَفِيَّةِ، وَإِرَادَتُـكَ اْلاَسْبَابَ مَعَ اِقَامَةِ اللهِ اِيَّاكَ فِى التَّجْرِيْدِ اِنْحِطَاطٌ عَنِ الْهِمَّةِ الْعَلِيَّةِ
Keinginanmu untuk tajrid (hanya beribadat saja tanpa berusaha untuk dunia), padahal Allah masih menempatkan engkau pada golongan orang-orang yang harus berusaha (kasab), maka keinginanmu itu termasuk nafsu syahwat yang samar (halus). Sebaliknya, keinginanmu untuk berusaha (kasab), padahal Allah telah menempatkan dirimu pada golongan orang yang harus beribadah tanpa kasab (berusaha), maka keinginan yang demikian berarti menurun dari semangat yang tinggi.

Syarah:
Sebab kewajiban seorang hamba, menyerah kepada apa yang dipilihkan oleh majikannya. Apalagi kalau majikan itu adalah Allah Yang Maha Mengetahui tentang apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Dan tanda bahwa Allah menempatkan dirimu dalam golongan orang yang harus berusaha (kasab) adalah apabila terasa ringan bagimu, sehingga tidak menyebabkan engkau lalai dalam menjalankan suatu kewajiban agamamu, juga menyebabkan engkau tidak tamak (rakus) terhadap milik orang lain.

Dan tanda bahwa Allah mendudukkan dirimu dalam golongan hamba yang tidak berusaha (tajrid) adalah apabila Tuhan memudahkan bagimu kebutuhan hidup dari jalan yang tidak disangka-sangka, kemudian jiwamu tetap tenang ketika terjadi kekurangan, karena tetap ingat dan bersandar kepada Tuhan, dan tidak berubah dalam menunaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan-Nya untukmu. 

Syaikh Ibnu ‘Athaillah berkata, Aku datang kepada guruku, Syaikh Abu Abbas al-Mursiy. Aku  merasa bahwa untuk sampai kepada Allah dan masuk ke dalam barisan para wali sangatlah sulit dan terasa tidak mungkin bila masih sibuk dengan ilmu lahiriah dan bergaul dengan sesama manusia (kasab). Tiba-tiba sebelum aku sempat bertanya, guruku bercerita, Ada seorang yang ahli di bidang ilmu lahiriah, ketika ia dapat merasakan sedikit dalam perjalanan ini, ia datang kepadaku sambil berkata, Aku akan meninggalkan kebiasaanku dan memilih untuk mengikuti perjalananmu. Aku menjawab, Bukan itu yang kamu harus lakukan, tetapi tetaplah dalam kedudukanmu, sedang apa yang akan diberikan Allah kepadamu pasti akan sampai kepadamu.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online