إِرَادَتُـكَ التَّجْرِيْدَ معَ اِقَامَةِ اللهِ اِيَّاكَ فِى
اْلاَسْبَابِ مِنَ الشَّهْوَةِ الْخَفِيَّةِ، وَإِرَادَتُـكَ اْلاَسْبَابَ مَعَ اِقَامَةِ
اللهِ اِيَّاكَ فِى التَّجْرِيْدِ اِنْحِطَاطٌ عَنِ الْهِمَّةِ الْعَلِيَّةِ
Keinginanmu untuk
tajrid (hanya beribadat saja tanpa berusaha untuk dunia), padahal Allah masih
menempatkan engkau pada golongan orang-orang yang harus berusaha (kasab), maka
keinginanmu itu termasuk nafsu syahwat yang samar (halus). Sebaliknya,
keinginanmu untuk berusaha (kasab), padahal Allah telah menempatkan dirimu pada
golongan orang yang harus beribadah tanpa kasab (berusaha), maka keinginan yang
demikian berarti menurun dari semangat yang tinggi.
Syarah:
Syarah:
Sebab
kewajiban seorang hamba, menyerah kepada apa yang dipilihkan oleh majikannya.
Apalagi kalau majikan itu adalah Allah Yang Maha Mengetahui tentang apa yang terbaik bagi
hamba-Nya. Dan tanda bahwa Allah menempatkan dirimu
dalam golongan orang yang harus berusaha (kasab) adalah apabila terasa ringan
bagimu, sehingga tidak menyebabkan engkau lalai dalam menjalankan suatu
kewajiban agamamu, juga menyebabkan engkau tidak tamak (rakus) terhadap milik
orang lain.
Dan tanda bahwa Allah
mendudukkan dirimu dalam golongan hamba yang tidak berusaha (tajrid) adalah apabila
Tuhan memudahkan bagimu kebutuhan hidup dari jalan yang tidak disangka-sangka,
kemudian jiwamu tetap tenang ketika terjadi kekurangan, karena tetap ingat dan
bersandar kepada Tuhan, dan tidak berubah dalam menunaikan kewajiban-kewajiban
yang telah ditetapkan-Nya untukmu.
Syaikh Ibnu ‘Athaillah berkata, “Aku
datang kepada guruku, Syaikh Abu Abbas al-Mursiy. Aku merasa bahwa untuk
sampai kepada Allah dan masuk ke dalam
barisan para wali sangatlah sulit dan terasa tidak mungkin bila masih sibuk dengan ilmu lahiriah dan bergaul dengan
sesama manusia (kasab). Tiba-tiba sebelum aku sempat bertanya,
guruku bercerita, “Ada
seorang yang ahli
di bidang ilmu lahiriah, ketika ia dapat
merasakan sedikit dalam perjalanan ini, ia datang kepadaku sambil berkata, “Aku
akan meninggalkan kebiasaanku dan memilih untuk
mengikuti perjalananmu.” Aku
menjawab, “Bukan itu yang kamu harus lakukan,
tetapi tetaplah dalam kedudukanmu, sedang apa yang akan diberikan Allah
kepadamu pasti akan sampai
kepadamu.”
0 comments:
Post a Comment