Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Sunday, January 27, 2019

Berkat Kejujuran

Pada saat berusia delapan belas tahun, Syekh Abdul Qadir Jailani meminta izin kepada ibunya untuk merantau ke kota Baghdad guna memperdalam ilmu agama. Sang ibu tidak menghalangi cita-cita mulia Abdul Qadir Jailani meskipun terasa berat untuk melepaskan anaknya bepergian menempuh jarak ratusan kilometer. Sebelum berangkat, sang ibu berpesan kepada Abdul Qadir agar jangan pernah berkata bohong dalam keadaan bagaimana pun juga. Selain itu sang ibu juga memberi bekal berupa uang empat puluh dirham yang dijahitkan di dalam pakaiannya. Setelah itu sang ibu melepas kepergian anak yang disayanginya bersama satu rombongan kafilah yang kebetulan juga hendak menuju ke kota Baghdad.

Dalam perjalanan, mereka diserang oleh enam puluh orang penyamun. Semua harta kafilah tersebut habis dirampas tetapi para penyamun tidak mengusik Abdul Qadir karena menyangka ia tidak memiliki apa-apa. Salah seorang penyamun bertanya, Hai anak muda, apa yang ada padamu? Apakah engkau tak memiliki sesuatu apa pun?Abdul Qadir Jailani menjawab, Tuan, aku hanya memiliki uang empat puluh dirham yang dijahitkan oleh ibuku di bagian dalam pakaian yang kupakai ini.Penyamun itu merasa heran mendengar jawaban Abdul Qadir Jailani. Ia kemudian melapor kepada pemimpin mereka. Setelah itu pakaian Abdul Qadir dipotong dan ternyata memang ada uang di dalamnya sebanyak empat puluh dirham seperti yang diberitahu olehnya.

Pemimpin penyamun itu lalu bertanya, Hai anak muda, mengapa engkau berkata jujur, padahal kau tahu bahwa kami pasti akan merampas uang itu?Abdul Qadir Jailani menjawab, Tuan, sebelum berangkat, ibuku berpesan kepadaku agar tidak berkata bohong dalam keadaan apa pun juga. Aku pun telah berjanji di hadapan ibuku bahwa aku akan melaksanakan pesan itu. Demi janjiku pada ibuku, maka aku berkata jujur pada kalian meskipun kutahu uang itu akan kalian rampas.

Mendengar penuturan Abdul Qadir Jailani, pemimpin penyamun itu menangis dan menyadari kesalahannya. Ia kemudian berkata, Sungguh mulia hidupmu, hai anak muda. Engkau yang masih muda seperti ini mampu menunjukkan ketaatan luar biasa kepada ibumu. Sementara aku yang lebih tua ini, hidupku penuh maksiat kepada Allah SWT. Mulai saat ini aku bersumpah tidak akan merampok lagi.Dia pun bertaubat di hadapan Abdul Qadir Jailani dan diikuti oleh pengikut-pengikutnya.

Hikmah:

Sejak dahulu hanya ada sedikit orang yang percaya bahwa kejujuran akan membawa keberuntungan. Jumlah itu sepertinya akan semakin sedikit di zaman modern ini di mana kebanyakan orang berprinsip bahwa keberuntungan dan keuntungan akan diperoleh bila memiliki trik-trik yang jitu, dan kejujuran tidak mendapatkan tempat dalam trik-trik tersebut.

Syekh Abdul Qadir Jailani, dalam kisah tersebut, membuktikan bahwa kejujuran membawa keberuntungan. Ia tidak hanya beruntung karena uangnya empat puluh dirham tidak jadi dirampas oleh perampok tersebut, namun kejujurannya itu juga telah membawa pencerahan bagi para perampok tersebut sehingga mereka bertaubat dan kembali ke jalan yang diridhai Allah SWT. Selain itu, ketaatannya pada nasehat ibunya telah menjadikan Allah menyertai Abdul Qadir dengan perlindungan-Nya, dan menjadikannya jalan bagi kembalinya orang-orang yang bergelimang maksiat kepada Allah Yang Maha Kasih. 

Maka, kejujuran dan ketaatan pada nasehat orangtua adalah dua hal yang harus tetap dipelihara dalam diri kita di tengah kehidupan masyarakat modern yang bernapas dengan kebohongan dan dituntun oleh paham individualisme.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online