Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Monday, April 1, 2019

Ahwal Menentukan A’mal

 
تَنَوَّعَتْ اَجْنَاسُ اْلاَعْمَالِ لِتَنَوُّعِ وَارِدَاتِ اْلاَحْوَالِ
Bermacam-macamnya jenis amal (a’mal) karena bermacam-macamnya karunia Allah yang diberikan kepada hamba-Nya (ahwal).

Syarah:
Dalam pandangan tasawuf, “hal diartikan sebagai pengalaman ruhani dalam proses mencapai hakikat dan marifat. “Hal merupakan zauk atau rasa yang berkaitan dengan hakikat ketuhanan yang melahirkan marifatullah (pengenalan tentang Allah). Tanpa “hal tidak ada hakikat dan tidak diperoleh marifat. Ahli ilmu membina marifat melalui dalil ilmiah, sedangkan ahli tasawuf bermarifat melalui pengalaman tentang hakikat. 

Sebelum memperoleh pengalaman hakikat, ahli keruhanian terlebih dahulu memperoleh kasyaf, yaitu terbuka hal-hal yang bersifat gaib baginya. Yang terpenting dari kasyaf adalah dapat mengenali tipu daya setan yang bersembunyi dalam berbagai bentuk dan suasana dunia ini. 

Rasulullah Saw sendiri sebagai ahli kasyaf yang paling unggul hanya melihat Jibril dalam rupanya yang asli dua kali saja. Namun demikian, meskipun pada setiap kali Jibril menemui Rasulullah dengan rupa yang berbeda-beda, beliau tetap mengenalinya.

Bila seorang ahli keruhanian telah memperoleh kasyaf, maka dia telah bersedia untuk menerima kedatangan “hal atau zauk, yaitu pengalaman keruhanian tentang hakikat ketuhanan. “hal tidak mungkin diperoleh dengan beramal dan menuntut ilmu. Sebelum ini sudah pernah dijelaskan bahwa tidak ada jalan untuk masuk ke dalam gerbang marifat. Seseorang hanya mampu beramal dan menuntut ilmu untuk sampai di pintu gerbangnya. Apabila sampai di situ, seseorang hanya dapat menunggu datangnya karunia Allah. Semata-mata karunia Allah yang membawa marifat kepada hamba-hamba-Nya, dan karunia Allah yang mengandung marifat inilah yang  dinamakan “hal.

Ada orang yang memperoleh “hal sekali saja dan dikuasai oleh “hal dalam waktu tertentu saja. Namun ada pula yang  terus-menerus di dalam “hal. “Hal yang terus-menerus atau berkekalan itu dinamakan wishal, yaitu penyerapan “hal secara terus-menerus, kekal (baqa’). Orang yang mencapai wishal akan terus hidup dengan cara “hal yang terjadi. Hal-hal (ahwal) dan wishal bisa dibagi menjadi lima macam:

1. Abid 
Abid adalah orang yang dikuasai oleh “hal atau zauk yang membuat dia merasakan dengan sangat bahwa dirinya hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki apa-apa dan tidak mempunyai daya dan upaya untuk melakukan sesuatu. Kekuatan, usaha, bakat-bakat dan apa saja yang ada dengannya adalah  daya dan upaya yang datang dari Allah. Semuanya itu adalah karunia Allah. Allah sebagai Pemilik yang sebenarnya, apabila Dia memberi, maka Dia berhak mengambil kembali pada masa yang Dia kehendaki. Seorang abid benar-benar bersandar hanya kepada Allah Ta’ala, dan sekiranya dia melepaskan sandaran itu maka dia akan jatuh, karena dia benar-benar melihat dirinya kehilangan apa yang datangnya dari Allah.

2. Asyikin
Asyikin ialah orang yang memandang sifat Keindahan Allah Ta’ala. Rupa, bentuk, warna dan ukuran tidak menjadi soal baginya karena apa saja yang dilihatnya menjadi cermin yang di dalamnya dia melihat Keindahan serta Keelokan Allah. Amal atau kelakuan asyikin ialah gemar merenungi alam dan memuji Keindahan Allah pada apa yang disaksikannya. Dia bisa saja duduk menikmati keindahan alam berjam-jam tanpa merasa jemu. Gulungan ombak dan tetesan hujan memukau pandangan hatinya. Semua yang terlihat baginya adalah warna Keindahan dan Keelokan Allah. Orang yang menjadi asyikin tidak peduli lagi adab dan peraturan masyarakat. Kesadarannya bukan lagi pada alam ini, melainkan pada alamnya sendiri yang di dalamnya yang ada hanyalah Keindahan Allah.

3. Muttakhaliq
Muttakhaliq adalah orang yang mencapai yang Haq dan bertukar sifatnya. Hatinya dikuasai oleh suasana  Qurbi Faraidh atau Qurbi Nawafil. Dalam Qurbi Faraidh, muttakhaliq merasakan dirinya hanyalah alat dan Allah menjadi Pengguna alat. Dia melihat perbuatan atau kelakuan dirinya terjadi tanpa dia merancang dan campur tangan, bahkan dia tidak mampu mengubah apa yang akan terjadi pada kelakuan dan perbuatannya. Dia menjadi orang yang berpisah dari dirinya sendiri. Dia melihat dirinya melakukan sesuatu  perbuatan seperti dia melihat orang lain yang melakukannya, yang dia tidak berdaya mengawal atau mempengaruhinya. “Hal Qurbi Faraidh adalah dia melihat bahawa Allah melakukan apa yang Dia kehendaki. Perbuatan dia sendiri adalah gerakan Allah, dan diamnya pun gerakan Allah. Orang ini tidak mempunyai kehendak sendiri, tidak ada ikhtiar dan tadbir. Apa yang mengenai dirinya, seperti perkataan dan perbuatan, berlaku secara spontan. Kelakuan atau amal Qurbi Faraidh ialah bercampur antara yang logis dengan tidak logis, mengikut adat dengan merombak adat, kelakuan alim dengan jahil. Dalam banyak perkara penjelasan yang dia sampaikan adalah, “Tidak tahu! Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”.

Dalam suasana Qurbi Nawafil pula muttakhaliq melihat dengan mata hatinya sifat-sifat Allah dan dia menjadi pelaku atau pengguna sifat-sifat tersebut, yaitu dia menjadi khalifah dirinya sendiri. “Hal Qurbi Nawafil ialah berbuat dengan izin Allah karena Allah memberikan gerak kepadanya untuk berbuat sesuatu. Contoh Qurbi Nawafil adalah kelakuan Nabi Isa yang membentuk rupa burung dari tanah liat lalu menyuruh burung itu terbang dengan izin Allah, juga kelakuan beliau menyeru orang mati supaya bangkit dari kuburnya. Nabi Isa melihat sifat-sifat Allah yang diizinkan untuk menjadi kemampuannya. Oleh karena itu beliau tidak ragu untuk menggunakan kemampuan tersebut menciptakan burung dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah Ta’ala.

4. Muwahhid 
Muwahhid adalah fana’ dalam dzat. Dzatnya lenyap dan Dat Mutlak yang menguasainya. Bagi muwahhid dirinya tidak ada, yang ada hanya Allah. Orang ini telah putus hubungannya dengan kesadaran basyariah dan sekalian maujud. Kelakuan atau amalnya tidak lagi seperti manusia biasa karena dia telah terlepas dari sifat-sifat kemanusiaan dan kemakhlukan. Misalkan dia bernama Abdullah, dan jika ditanya kepadanya di manakah Abdullah, maka dia akan menjawab Abdullah tidak ada, yang ada hanyalah Allah! Dia benar-benar telah lenyap dari ke-‘Abdullah-an’ dan benar-benar dikuasai oleh ke‘Allah-an’. Ketika dia dikuasai oleh “hal dia terlepas daripada beban hukum syara. Dia telah fana dari ‘aku’ dirinya dan dikuasai oleh kewujudan ‘Aku Hakiki’. Walau bagaimana pun sikap dan kelakuannya dia tetap dalam ridha Allah. Apabila dia sedang tidak dikuasai oleh “hal, maka kesadarannya kembali dan dia menjadi ahli syariat yang taat. Perlu diketahui bahwa “hal tidak boleh dibuat-buat dan orang yang dikuasai oleh “hal tidak berupaya menahannya.

Kalangan sufi bersepakat mengatakan bahwa siapa yang mengatakan, “Ana al-Haq!” sedangkan dia masih sadar tentang dirinya maka orang tersebut adalah sesat dan kufur!

5. Mutahaqqiq 
Mutahaqqiq ialah orang yang setelah fana dalam dzat turun kembali kepada kesadaran sifat, seperti yang terjadi kepada nabi-nabi dan wali-wali demi melaksanakan amanah sebagai khalifah Allah di muka bumi dan kehidupan dunia yang wajib diurusi.

Dalam kesadaran dzat seseorang tidak keluar dari khalwatnya dengan Allah dan tidak peduli tentang keruntuhan rumah tangga dan kehancuran dunia seluruhnya. Sebab itu orang yang demikian tidak boleh dijadikan pemimpin. Dia mesti turun dulu kepada kesadaran sifat, barulah dia bisa memimpin orang lain. Orang yang telah mengalami kefanaan dalam dzat kemudian disadarkan dalam sifat adalah benar-benar pemimpin yang dilantik oleh Allah menjadi Khalifah-Nya untuk memakmurkan makhluk Allah dan memimpin umat manusia menuju jalan yang diridhai-Nya. Orang inilah yang menjadi ahli makrifat yang sejati, ahli hakikat yang sejati, ahli thariqah   yang sejati, dan ahli syariat yang sejati. Seluruhnya berkumpul pada dirinya dalam satu kesatuan yang menjadikannya sebagai Insan Rabbani. Insan Rabbani peringkat tertinggi ialah para nabi; dan Allah karuniakan kepada mereka masum, sementara yang tidak menjadi nabi dilantik sebagai wali-Nya yang diberi perlindungan dan pemeliharaan.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online