Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ra pernah
berkata:
“Apakah
kalian tidak mengetahui bahwa kalian itu berangkat dan kembali pada waktu yang
telah ditentukan? Tidak sedikit pun tersisa kebaikan dalam perkataan yang tidak
dimaksudkan untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala. Tidak sedikit pun tersisa
kebaikan di dalam harta yang tidak dibelanjakan di jalan Allah ‘Azza wa Jalla.
Tidak sedikit pun tersisa kebaikan bagi orang yang kebodohannya mengalahkan
kesantunannya. Dan tidak sedikit pun tersisa kebaikan bagi orang yang takut
terhadap celaan orang yang mencela dalam ketaatannya pada Allah.”
Tegukan
Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam Kitab Hilyatul Auliya’, I/36.
Melalui
nasihat ini, Sayidina Abu Bakar ra mengingatkan kita agar menyadari bahwa kehadiran
kita di dunia ini telah ditentukan Allah waktunya, sebagaimana halnya Dia pun
telah menentukan waktu bagi kita untuk kembali kepada-Nya. Ketentuan itu berada
dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa, dan tak seorang pun yang mampu
mengetahuinya. Disebabkan waktu keberangkatan dari-Nya dan kembali kepada-Nya
merupakan sebuah persoalan misterius yang sangat besar, maka tindakan terbaik
yang bisa kita lakukan dalam menyikapinya adalah mempersiapkan diri menghadapi
saat-saat kedatangannya.
Ketahuilah, saat
kita kembali kepada Allah, itu adalah awal persoalan besar yang harus kita
hadapi. Kematian bukan akhir segala-galanya, melainkan pintu pertama bagi kita
untuk menghadapi tuntutan pertanggungjawaban kehidupan yang telah kita jalani
di dunia ini di hadapan Allah Dzat Yang Maha Adil. Beruntunglah bagi siapa saja
yang timbangan amal kebajikannya lebih berat dari amal keburukannya, dan
merugilah orang-orang yang amal buruknya lebih banyak daripada amal baiknya.
Agar
timbangan amal kebaikan kita lebih berat daripada keburukan, Sayidina Abu Bakar
Ash-Shiddiq ra menasihati kita agar tidak melakukan hal-hal yang tak
menghasilkan nilai kebaikan di sisi Allah Ta’ala. Beliau menyebut ada empat hal
yang sama sekali tak menghasilkan catatan kebaikan sedikit pun di sisi Allah:
- · Mengucapkan kata-kata yang tidak dimaksudkan/tidak diniatkan untuk menggapai ridha Allah.
- · Mempunyai harta namun tidak dibelanjakan di jalan Allah.
- · Orang bodoh yang tidak mau menuntut ilmu sehingga menyebabkan hilangnya sifat santun dari dalam dirinya.
- · Orang yang takut mendapat celaan orang lain karena sikapnya yang taat kepada Allah.
Nah, satu di
antara sekian banyak usaha yang bisa kita lakukan untuk memperberat timbangan
amal kebaikan kita kelak di sisi Allah adalah dengan menghindari keempat hal di
atas. Semoga di yaumil hisab kita termasuk dalam golongan hamba-hamba
Allah yang berat timbangan amal baiknya. Aamiin.
0 comments:
Post a Comment