Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Wednesday, October 10, 2018

Andaikan Aku...

Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata:

“Andai saja aku seekor kibas (domba) milik keluargaku, lalu mereka memberiku makan supaya aku gemuk. Hingga ketika aku sudah menjadi gemuk, dan orang-orang yang mereka sayangi mengunjungi mereka, lalu (aku disembelih) dan sebagian dijadikan sate, serta sebagian lagi dijadikan dendeng. Kemudian mereka memakanku dan membuangku sebagai kotoran, sehingga aku tidak pernah menjadi manusia.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam Kitab Tahdzib Hilyatil Auliya’, I/72.

Di dalamnya terdapat pengakuan jujur seorang Sayidina Umar bin Khaththab ra bahwa menjadi seorang manusia tidaklah mudah. Manusia merupakan makhluk paling mulia di antara seluruh makhluk yang diciptakan oleh Allah Ta’ala. Namun, bersamaan dengan kemuliaannya itu, manusia memiliki beban berat berupa tanggung jawab yang kelak harus diberikan di hadapan Tuhan. 

Allah menciptakan manusia tidaklah sia-sia dan tanpa tujuan. Manusia telah dipilih oleh-Nya sebagai khalifah di permukaan bumi ini. Kedudukan sebagai khalifah memberikan kepada manusia posisi yang paling mulia di antara makhluk lainnya, namun sikap tidak amanah dalam menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi dapat menyebabkan manusia menjadi makhluk paling hina di antara makhluk yang diciptakan Tuhan. 

Melalui ungkapannya ini, Sayidina Umar ra menasihatkan kepada kita agar benar-benar menjalani kehidupan ini sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Kalau tidak, jauh lebih baik bagi kita untuk menjadi seekor kibas yang kemudian disembelih, lalu dimakan, dan akhirnya menjadi kotoran yang dibuang. Mengapa Sayidina Umar ra menggambarkan demikian? Karena kehidupan kibas yang disembelih, dimakan, dan akhirnya menjadi kotoran itu tak pernah dimintai oleh Allah pertanggungjawaban sampai kapan pun, sehingga kotoran menjadi akhir segalanya baginya.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online