Sayidina Ali
bin Abu Thalib ra pernah berkhutbah di Kufah, yang di dalamnya ia berkata:
“Wahai
manusia… sesungguhnya hal yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah
panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Karena panjang angan-angan itu
membuat kalian lupa pada akhirat, sedangkan mengikuti hawa nafsu itu menghalangi
kalian dari kebenaran.
Ketahuilah…
sesungguhnya dunia terus berjalan menjauh, sedangkan akhirat datang mendekat.
Masing-masing dari keduanya mempunyai generasi. Maka, jadilah generasi akhirat,
dan jangan menjadi generasi dunia.
Sesungguhnya
hari ini adalah saat beramal tanpa hisab, dan esok di akhirat adalah saat hisab
tanpa ada waktu untuk beramal lagi.”
Tegukan
Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam kitab Tahdzib Hilyatil Auliya’, 1/82 dan Az-Zuhdul
Kabir nomor 463.
Hal pasti
yang akan kita alami adalah meninggalkan dunia lalu berpindah ke negeri
akhirat. Tidak ada seorang pun di antara manusia yang mampu menyimpang dari
pastinya ketentuan Allah ini.
Karena dunia
akan ditinggalkan, kemudian berpindah ke alam akhirat, maka tentunya yang harus
dipersiapkan adalah kehidupan di akhirat. Itulah sebabnya Sayidina Ali bin Abu
Thalib ra berpesan kepada kita agar menjadi generasi akhirat, bukan generasi
dunia. Menjadi generasi akhirat artinya mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk
menyongsong kehidupan akhirat, berbuat apa pun di atas dunia ini dalam kerangka
menggapai kebahagiaan hidup akhirat.
Ketahuilah,
setiap tarikan dan hembusan nafas yang saat ini berlangsung dalam kehidupan
kita, hakikatnya adalah proses menjauhnya dunia dari kita dan mendekatnya
akhirat kepada kita. Hari-hari yang kita lalui sesungguhnya semakin mendekatkan
kita kepada akhir kehidupan di dunia, dan semakin mengantarkan kita ke depan
gerbang kehidupan akhirat. Kalau demikian kenyataannya, bukankah lebih baik
bagi kita menjadi generasi akhirat daripada generasi dunia? Pikirkanlah niscaya
Anda akan memperoleh kebenaran tentang hal itu.
0 comments:
Post a Comment