Dalam sebuah
nasihatnya Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata:
“Jika engkau mendengar suatu perkataan yang menyakitkan hatimu, maka
tundukkanlah kepalamu kepadanya, sehingga ia menginjak-injakmu.”
Tegukan
Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam Kitab Al-Aqdul Farid, II/130.
Nasihat ini
cukup singkat, namun sangat berat, baik memahaminya maupun mengamalkannya. Sayidina Umar ra menasihatkan kepada kita agar menundukkan kepala saat
mendengar perkataan yang menyakitkan hati yang diarahkan kepada kita. Bukan
hanya itu, Sayidina Umar ra mengatakan, “...tundukkan kepalamu padanya, hingga ia menginjak-injakmu.”
Tentu saja
bahasa yang dipakai Sayidina Umar ra
dalam nasihat ini adalah bahasa kiasan. Artinya, bila Anda sedang dihadapkan
pada seseorang yang mengucapkan kata-kata yang sangat menyakitkan hati Anda,
maka bersabarlah dengan kesabaran yang sangat sempurna. Tundukkan kepala dan
biarkan ia menumpahkan seluruh perbendaharaan kata menyakitkan yang
dimilikinya. Anda mungkin akan merasa seolah-olah kepala Anda diinjak-injak
olehnya, namun menurut Sayidina Umar bin
Khaththab ra, yang demikian itu merupakan bentuk sempurnanya kesabaran yang
Anda miliki.
Kok berat
sekali ya?
Ya, tidak
ada yang ringan untuk menjadi manusia yang memiliki tingkat kualitas berada di
atas rata-rata manusia. Meskipun berat, kita harus mengarah ke sana secara
perlahan namun pasti. Jika seseorang meluapkan emosinya kepada kita, lalu kita
tanggapi dengan luapan emosi yang jauh lebih besar, maka kita sama saja
dengannya, bahkan boleh jadi lebih buruk darinya.
Luapan emosi
seseorang yang ditumpahkan kepada kita hendaklah kita tanggapi dengan ‘kepala
tunduk’, artinya kesabaran dan ketenangan hati. Dengarkan apa yang dia
ungkapkan. Siapa tahu ada kebenaran di dalamnya. Boleh jadi ia melihat begitu
nyata keburukan kita, yang selama ini tak pernah kita sadari. Kalau memang
demikian adanya, berterimakasihlah padanya, karena ia telah menunjukkan
keburukan yang tidak kita ketahui sebelumnya.
Namun, jika yang dia ungkapkan semuanya salah dan hanya fitnah pada diri
kita, maka bersabarlah dan mohonlah kepada Allah agar itu menjadi penebus dosa
dan kekhilafan yang pernah kita lakukan pada waktu-waktu sebelumnya. Selalu ada
kebaikan bagi orang-orang yang sabar. Yakinlah!
0 comments:
Post a Comment