Dalam salah satu nasehatnya, Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata:
“Bacalah
Al-Qur’an, pelajarilah dan amalkanlah, niscaya engkau akan menjadi pemiliknya.
Tidak ada seorang pun yang berhak untuk ditaati dalam maksiat kepada Allah.
Menegakkan kebenaran dan mengingatkan kepadanya tidak akan mempercepat ajal dan
mengurangi rezki.”
Tegukan
Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam Kitab Al-Bayan wat Tabyin,
II/70.
Al-Qur’an
merupakan kitab suci yang di dalamnya berisi firman-firman Allah Swt. Allah
menurunkan al-Qur’an agar manusia mengerti dan memahami segala macam
petunjuk-Nya. Pentingkah petunjuk itu? Ya, tidak sekedar penting, tapi sangat
penting.
Allah adalah
Pencipta sekaligus tempat kembali manusia. Allah Maha Tahu apa yang seharusnya
dikerjakan oleh manusia agar ia selamat dalam menempuh kehidupannya, tidak
hanya di dunia namun juga di akhirat. Melalui al-Qur’an, Allah Swt menyampaikan
kepada manusia apa saja yang harus dikerjakannya dan apa saja yang harus
dihindarinya. Mengamalkan yang diperintahkan Allah memberikan keselamatan bagi
kita, sedangkan mengerjakan yang dilarang Allah menjerumuskan kita pada jurang
kecelakaan.
Dengan
ungkapan di atas, Sayidina Umar ra
mengajak kita mempelajari dan mengamalkan isi al-Qur’an, karena hanya dengan
dua hal itulah kita akan selamat. Al-Qur’an selalu mengajak kita untuk taat
kepada Allah. Segala ajakan yang bertentangan dengan ajakan al-Qur’an adalah
menuju kemaksiatan, dan kita tidak wajib untuk mengikutinya, bahkan wajib untuk
menolaknya. Mengamalkan isi al-Qur’an sama artinya dengan menegakkan kebenaran.
Tegakkanlah kebenaran minimal dengan cara mengingatkan manusia agar selalu
mengarah padanya dan tidak menyimpang darinya. Orang yang selalu memperjuangkan
kebenaran, dengan mengikuti cara-cara yang dituntunkan oleh al-Qur’an, menurut Sayidina Umar ra, tidak akan mempercepat ajal dan tidak akan mengurangi
rezki. Dengan kata lain, memperjuang kebenaran akan memperpanjang umur dan
memperluas rezki. Maka, lakukanlah!
0 comments:
Post a Comment