Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Friday, September 28, 2018

Seandainya Penghuni Kubur Bisa Bicara

Sayidina Ali bin Abu Thalib ra pernah memasuki sebuah kompleks pemakaman, lalu ia berkata:

“Wahai penghuni kubur, wahai penghuni tempat yang penuh ujian, wahai penghuni tempat yang sunyi, berita apa yang kalian miliki? Sesungguhnya kabar yang kami punya adalah: tempat-tempat telah dihuni, harta-harta telah dibagi, istri-istri telah dinikahi. Inilah kabar dari kami. Lalu, apa kabar dari kalian?”

Kesunyian menyelinap saat itu, ia kemudian melanjutkan ucapannya:

 
“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya! Andai mereka diizinkan untuk berbicara, niscaya mereka akan mengatakan bahwa sebaik-baik bekal adalah takwa.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Al-Bayan wat Tabyin, 3/155 dan Kanzul Ummal, 3/697.

Seandainya penghuni kubur dapat berbicara, tentu mereka akan beritakan kepada kita apa yang mereka alami di sana dan akan sampaikan kepada kita apa-apa yang harus kita lakukan di dunia sehingga saat masuk ke alam kubur kita tidak mengalami siksa dan kegelapannya. Namun sayang, mereka tidak bisa berbicara dan tidak diizinkan Allah memberikan berita dari alam barzah secara langsung kepada kita.

Sebaliknya, dari dunia ini kita dapat kabarkan kepada mereka apa yang terjadi dengan keluarga dan harta benda yang ditinggalkannya. Kabar yang disampaikan Sayidina Ali ra kepada para penghuni kubur pasti juga akan kita alami sendiri. Saat kematian telah menjumpai kita, maka rela ataupun terpaksa, kita akan meninggalkan seluruh yang kita cintai. Kita akan meninggalkan istri, suami, anak dan seluruh harta benda yang sepanjang hayat kita usahakan untuk mengumpulkannya. Tak sedikit pun di antara mereka yang akan menyertai kita. Yang begitu setia pada kita hingga kita berada di hadapan Allah Yang Maha Adil hanyalah amal, tiada yang lain.

Sayidina Ali ra menjelaskan, seandainya para penghuni kubur diberi kesempatan oleh Allah untuk menyampaikan kabar kepada kita, niscaya pesan singkat yang akan mereka sampaikan adalah bahwa sebaik-baik bekal adalah takwa. Maknanya, tak ada apa pun dari kehidupan dunia ini yang akan bermanfaat bagi seseorang yang telah berpindah ke alam kubur selain ketakwaan yang dipersembahkannya kepada Allah saat kehidupan di atas dunia. Ini merupakan suatu kepastian, karena Allah sendiri telah memberitakannya di dalam al-Qur’an. 

Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Kelak kita akan merasakan betapa besar manfaat yang kita peroleh karena ketakwaan itu, dan orang-orang yang mengabaikannya kelak akan menyesal dengan sikap yang telah mereka pilih itu. Semoga Allah menguatkan kita untuk selalu bertakwa kepada-Nya sepanjang sisa usia yang masih ada.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online