Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Friday, September 7, 2018

Janganlah Berbangga Diri

Telah sampai kepada kita riwayat yang menyebutkan Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ra pernah berkata dalam khutbahnya:

“Amma ba’du…, wahai manusia, aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah Yang Maha Agung, dalam setiap urusan dan dalam berbagai keadaan. Dan agar kalian berpegang pada kebenaran, baik dalam hal yang engkau suka maupun yang engkau benci.

Sesungguhnya tidak ada kebaikan selain pada kejujuran dalam ucapan. Barangsiapa yang berdusta, maka ia telah berbuat dosa, dan barangsiapa yang berbuat dosa maka ia akan hancur.

Dan janganlah kalian berbangga diri. Apa yang bisa kalian banggakan, sementara kalian hanyalah makhluk yang tercipta dari tanah dan akhirnya akan kembali ke tanah. Sekarang ia hidup dan esok ia mati. Ketahuilah dan persiapkanlah dirimu menghadapi kematian. Jika engkau menghadapi sesuatu yang sulit bagimu untuk memecahkannya, maka kembalikanlah (serahkanlah) ia kepada Allah. Antarkanlah diri kalian pada kebaikan, niscaya kalian akan mendapatkan balasannya.

Maka, bertakwalah kalian hai hamba-hamba Allah. Sadarilah bahwa Allah senantiasa mengawasi kalian. Dan ambillah pelajaran dari orang-orang sebelum kalian. Ketahuilah bahwa pertemuanmu dengan Rabbmu dan balasan atas segala amalanmu adalah suatu kepastian, baik yang kecil maupun yang besar, kecuali apa yang diampuni oleh-Nya, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kalian bertanggung jawab atas diri kalian, dan aku memohon pertolongan kepada Allah. Sungguh tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam Kitab Al-Aqdul Farid, IV/57.

Dalam khutbahnya ini, Sayidina Abu Bakar ra memberikan banyak nasihat kepada kita. Beliau mengingatkan kita agar senantiasa bertakwa kepada Allah Swt dalam keadaan apa pun dan selalu berpegang pada kebenaran meskipun terhadap sesuatu yang mungkin kita merasa benci terhadapnya. Realisasi dari sikap takwa dan selalu berpegang kepada kebenaran itu adalah dengan menghindarkan diri dari perilaku dusta dan memilih untuk membiasakan diri berlaku jujur dalam ucapan maupun perbuatan.

Nasihat lain yang tak kalah pentingnya adalah agar kita menjauh dari sikap membanggakan diri. Beliau mengingatkan pada kita bahwa kita hanyalah seorang makhluk yang tercipta dari tanah dan pada akhirnya kelak akan kembali ke tanah. Dengan asal mula yang demikian itu, lalu, apa yang membuat kita membanggakan diri? Ya, tak ada seorang pun di antara manusia ini yang tak tersentuh kematian. Setiap kita, apa pun status sosialnya, berapa pun kelimpahan harta yang diberikan Tuhan padanya, sesungguhnya sedang menunggu waktu yang akan mengantarkan kita kembali ke asal mula kejadian kita, yakni kembali ke tanah. Kalau seperti itu sudah merupakan kepastian bagi kita, mengapa harus berbangga diri? Bukankah akan lebih baik bagi kita untuk bersikap mempersiapkan diri guna menghadapi saat-saat dikembalikannya kita ke tanah itu? 

Sadarilah bahwa kita bukanlah orang pertama yang menempati tempat kita berpijak saat ini. Telah berlalu generasi ke generasi dari permukaan bumi ini. Lalu, di mana mereka sekarang? Kalau Anda sudah mengetahui jawabannya, maka kelak pertanyaan yang sama juga akan diajukan kepada anak cucu kita, dan kembali jawaban yang sama akan diberikan. Oleh karena itu, mulai detik ini mohonlah perlindungan kepada Allah agar Dia menjauhkan kita dari sikap membanggakan diri, karena sungguh tak ada yang pantas kita banggakan dari diri ini.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online