Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Thursday, September 6, 2018

Dalamnya Kasih Sayang Allah

Sayidina Ali bin Abu Thalib ra pernah berkata:

“Wahai umat manusia… Demi Allah, seandainya kalian merintih dengan rintihan wanita yang kehilangan anaknya (yang meninggal dunia), engkau berdoa dengan doa orang yang sakit demam, engkau menjerit dengan jeritan (dalam doa) orang yang mendapat musibah dan dalam keadaan takut. Kemudian kalian mengeluarkan harta dan anak-anak kalian untuk Allah, dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya, dalam rangka meningkatkan derajat di sisi-Nya atau agar dosa yang telah ditulis oleh malaikat-Nya diampuni. Semua itu tidak seberapa dibanding harapanku terhadap besarnya pahala-Nya bagi kalian, dan ketakutanku terhadap dahsyatnya hukuman-Nya yang akan menimpa kalian.

Maka demi Allah… demi Allah… dan demi Allah…andai air mata kalian mengalir karena takut kepada-Nya atau karena cinta kepada-Nya. Kemudian engkau tinggal di dunia –selama dunia masih ada— dan andai engkau tidak bersungguh-sungguh sekali pun, niscaya Dia tetap memberikan nikmat yang besar padamu dengan memberikan hidayah kepada Islam. Selama engkau masih berhak mendapatkan –selama waktu masih memberimu kesempatan untuk beramal— surga-Nya. 

Akan tetapi dengan rahmat-Nyalah engkau dikasihi, dan ke dalam surgalah tempat kembali orang-orang yang baik di antara kalian.

Semoga Allah menjadikan diriku dan kalian termasuk dalam golongan orang yang bertaubat dan beribadah kepada-Nya.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Tahdzib Hilyatil Auliya’, 1/83.

Melalui ucapannya ini, Sayidina Ali bin Abu Thalib ra mengingatkan kepada kita betapa besar dan dalam limpahan kasih sayang Allah kepada kita. Apapun sikap yang kita tunjukkan kepada Allah, nikmat-Nya tetap terlimpah kepada kita. Yang berhak menerima nikmat Allah bukan hanya orang yang taat kepada-Nya. Orang-orang yang durhaka dan mengingkari-Nya pun mendapatkan nikmat. Sungguh Allah telah menetapkan sifat bagi-Nya bahwa kasih sayang yang Dia miliki jauh lebih luas daripada kemurkaan-Nya.

Sayidina Ali ra menjelaskan kepada kita bahwa di antara sekian banyak nikmat yang Allah anugerahkan kepada manusia, yang paling utama darinya adalah nikmat hidayah yang membuat kita menerima risalah Islam yang disampaikan oleh Baginda Rasul Saw. Ini merupakan nikmat yang tiada terkira. Oleh karena itu, jika Anda merasa hidup Anda tidak memperoleh nikmat Allah, maka sadarilah bahwa ada nikmat yang lebih mulia daripada wujud nikmat yang Anda harapkan yang telah Allah berikan pada Anda, yakni iman dan Islam. 

Nikmat Islam yang menguatkan Anda untuk meyakini kalimat Laa ilaaha illallaah merupakan syarat utama yang akan mengantarkan Anda kelak ke dalam surga. Namun demikian, janganlah berhenti hanya sampai di situ. Pupuklah ia dengan amal saleh hingga menjadikannya kukuh di dalam kalbu Anda dan tetap bertahan hingga ajal menjemput Anda. Selama waktu kehidupan di dunia ini diberikan Allah pada Anda, pergunakanlah sebagai kesempatan untuk menambah catata amal kebajikan di sisi-Nya, yang dengannya Allah akan semakin melimpahkan kasih sayang-Nya kepada Anda, bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online