Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata:
“Jauhkanlah (jagalah) jiwa ini dari mengikuti hawa nafsunya, karena jiwa
selalu condong kepada hawa nafsu. Dan sesungguhnya jika kalian tidak menahannya
dari hawa nafsunya, maka ia akan mengantarkan kalian kepada sejelek-jelek
perbuatan.
Sesungguhnya
kebenaran itu sangat berat namun menyenangkan pada akhirnya, sedangkan
kebatilan itu sangat ringan namun menyisakan kesusahan nantinya. Dan
meninggalkan perbuatan jelek itu lebih baik daripada mengobatinya dengan
bertaubat (setelah melakukan kesalahan dan dosa). Sudah berapa banyak pandangan
yang menanamkan syahwat. Dan sudah berapa banyak syahwat sesaat yang menyisakan
kesedihan (penyesalan) yang berkepanjangan.”
Tegukan
Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam Kitab Al-Bayan wat Tabyin, III/138.
Kedudukan
manusia sebagai makhluk Tuhan semakin sempurna dengan disertakan oleh-Nya nafsu
di dalam diri kita sebagai alat yang selalu menguji kita. Kita tidak akan
dikatakan manusia yang teruji untuk selalu berada dalam kebaikan kecuali dengan
lulusnya kita dari ujian nafsu. Nafsu selalu menampilkan keburukan sebagai
kebaikan, syahwat sebagai kenikmatan, dan kedurhakaan sebagai ketaatan. Ia
selalu membisikkan kepada kita sesuatu yang bertentangan dengan hakikatnya.
Maka, waspadalah terhadap nafsu.
Melalui ucapannya ini, Sayidina Umar bin Khaththab ra berpesan pada kita
agar jangan memperturutkan kehendak nafsu, karena nafsu pada akhirnya hanya
akan mengantarkan kita kepada sejelek-jelek perbuatan. Nafsu
menampilkan kebenaran di hadapan kita sebagai sesuatu yang berat untuk
dikerjakan. Ia hembuskan keputusasaan dalam diri manusia agar tidak mendekat
kepada kebenaran, karena kebenaran sangat berat. Ya, kebenaran memang sangat
berat, dan rasa berat itu hanya muncul dalam diri manusia yang dijermuskan oleh
hawa nafsunya. Sedangkan dalam diri manusia yang hawa nafsu tunduk padanya,
kebenaran menjadi sesuatu yang sangat ringan. Bahkan, kebatilan dan
kemaksiatanlah yang terasa sangat berat baginya.
Kendalikan
nafsu dengan senantiasa melakukan perbuatan baik. Mencegah diri dari melakukan
kemaksiatan jauh lebih baik daripada bertaubat setelah kemaksiatan
dilaksanakan. Jangan tertipu oleh bisikan-bisikan nafsu, karena ia hanya akan
mengarahkan kita pada perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Perhatikanlah orang-orang yang telah dikelabui oleh hawa nafsunya. Bukankah
yang tersisa pada mereka hanya penyesalan dan kesedihan yang berkepanjangan. Oleh
karena itu, segera lakukan kebaikan dengan cara meninggalkan segala macam
perbuatan buruk. Semoga kita diselamatkan Allah dari kejahatan nafsu.
0 comments:
Post a Comment