Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Sunday, August 19, 2018

Pasal tentang Adab-adab Mandi

آدَابُ الْغُسْلِ

Adab-adab Mandi

 
فَإِذَا أَصَابَتْكَ جَنَابَةٌ، مِنَ احْتِلاَمٍ أَوْ وِقَاعٍ، فَخُذُ اْلإِنَاءَ إِلَى الْمُغْتَسَلِ، وَاغْسِلْ يَدَيْكَ أَوَّلاً ثَلاَثًا، وَأَزِلْ مَا عَلَى بَدَنِكَ مِنْ قَذَرٍ، وَتَوَضَّأْ كَمَا سَبَقَ فِيْ وُضُوْئِكَ لِلصَّلاَةِ مَعَ جَمِيْعِ الدَّعَوَاتِ، وَأَخِّرْ غَسْلَ قَدَمَيْكَ، كَيْلاَ يَضِيْعَ الْمَاءُ
Apabila engkau janabah (berhadas besar), baik yang disebabkan oleh mimpi ataupun persetubuhan, maka hendaklah engkau segera melakukan mandi janabah. Hal pertama yang engkau lakukan adalah membasuh kedua tanganmu sebanyak tiga kali. Hilangkan kotoran yang ada di badanmu. Kemudian berwudhulah sebagaimana wudhu yang engkau lakukan ketika hendak shalat beserta doa-doanya. Dan akhirkanlah membasuh kedua telapak kakimu, agar tidak membuang-buang air. 

فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ الْوُضُوْءِ فَصُبَّ الْمَاءَ عَلَى رَأْسِكَ ثَلاَثًا وَأَنْتَ نَاوٍ رَفْعَ الْحَدَثِ مِنَ الْجَنَابَةِ، ثُمَّ عَلَى شِقِّكَ اْلأَيْمَنِ ثَلاَثًا، ثُمَّ عَلَى اْلأَيْسَرِ ثَلاَثًا، وَادْلُكْ مَا أَقْبَلَ مِنْ بَدَنِكَ وَمَا أَدْبَرَ ثَلاَثًا ثَلاَثًا، وَخَلِّلْ شَعْرَ رَأْسِكَ وَلِحْيَتِكَ، وَأَوْصِلِ الْمَاءَ إِلَى مَعَاطِفِ الْبَدَنِ وَمَنَابِتِ الشَّعْرِ مَا خَفَّ مِنْهُ وَمَا كَثُفَ، وَاحْذَرْ أَنْ تَمَسَّ ذَكَرَكَ بَعْدَ الْوُضُوْءِ، فَإِنْ أَصَابَتْهُ يَدُكَ فَأَعِدِ الْوُضُوْءَ
Apabila engkau telah selesai berwudhu tuangkanlah air ke atas kepalamu sebanyak tiga kali seraya engkau berniat menghilangkan hadas disebabkan oleh janabah. Kemudian siramkan air ke bagian tubuhmu yang sebelah kanan sebanyak tiga kali, lalu ke bagian tubuhmu yang kiri juga sebanyak tiga kali. Gosoklah bagian depan tubuhmu sebanyak tiga kali dan  bagian belakang tubuhmu sebanyak tiga kali. Selanjutnya, sela-selailah rambut yang ada di kepalamu dan juga jenggotmu dengan air. Sampaikan air hingga ke lipatan-lipatan tubuhmu dan juga ke tempat tumbuhnya rambut, baik yang tipis maupun yang tebal. Waspadalah, jangan sampai engkau menyentuh kemaluanmu setelah berwudhu. Apabila ia tersentuh oleh tanganmu, maka hendaklah engkau kembali berwudhu. 

وَالْفَرِيْضَةُ مِنْ جُمْلَةِ ذَلِكَ كُلِّهِ: النِّيَّةُ، وَإِزَالَةُ النَّجَاسَةِ، وَاسْتِيْعَابُ الْبَدَنِ بِالْغُسْلِ
Ada pun yang fardhu dari seluruh rangkaian adab-adab mandi yang telah dijelaskan di atas adalah niat, menghilangkan najis, dan meratakan air ke seluruh bagian tubuh.

وَفَرْضُ الْوُضُوْءِ: غَسْلُ الْوَجْهِ، وَالْيَدَيْنِ مَعَ الْمِرْفَقَيْنِ، وَمَسْحُ بَعْضِ الرَّأْسِ، وَغَسْلُ الرِّجْلَيْنِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ مَرَّةً مَرَّةً مَعَ النِّيَّةِ، وَالتَّرْتِيْبِ
Sedangkan yang termasuk ke dalam fardhu wudhu adalah membasuh wajah, membasuh kedua tangan hingga siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kedua kaki hingga mata kaki satu persatu disertai niat, dan yang terakhir tertib.

وَمَا عَدَاهَا سُنَنٌ مُؤَكَّدَةٌ فَضْلُهَا كَثِيْرٌ وَثَوَابُهَا جَزِيْلٌ، وَالْمُتَهَاوِنُ بِهَا خَاسِرٌ، بَلْ هُوَ بِأَصْلِ فَرَائِضِهِ مُخَاطِرٌ، فَإِنَّ النَّوَافِلَ جَوَابِرُ لِلْفَرَائِضِ
Selain dari semua itu adalah sunnah muakkadah yang memiliki banyak keutamaan dan pahala yang bsar. Siapa saja yang  meremehkannya, maka ia akan merugi. Bahkan, dikhawatirkan ia akan meremehkan hal-hal yang difardhukan. Karena sesungguhnya hal-hal yang sunnah itu menjadi pelengkap (penyempurna) bagi yang fardhu.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online