آدَابُ الْوُضُوْء
Adab-adab Berwudhu
فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ اْلاِسْتِنْجَاءِ،
فَلاَ تَتْرُكِ السِّوَاكَ؛ فَإِنَّهُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ، وَمَرْضَاةٌ
لِلرَّبِّ، وَمَسْخَطَةٌ لِلشَّيْطَانِ، وَ صَلاَةٌ بِسِّوَاكِ أَفْضَلُ مِنْ
سَبْعِيْنَ صَلاَةً بِلاَ سِوَاكٍ
Apabila engkau telah selesai
beristinjak, hendaklah engkau tidak lupa untuk bersiwak. Karena bersiwak itu
dapat menyucikan mulut, merupakan perbuatan yang diridhai Allah dan dibenci
oleh setan. Dan satu rakaat shalat yang dikerjakan dengan bersiwak terlebih
dahulu lebih utama daripada tujuh puluh rakaat shalat tanpa bersiwak.
وَرُوِيَ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَوْلاَ
أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ فِيْ كُلِّ صَلاَةٍ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra
yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sekiranya aku tidak khawatir
akan memberatkan umatku, niscaya aku akan perintahkan mereka bersiwak di setiap
hendak shalat.”[1]
وَعَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أُمِرْتُ بِالسِّوَاكِ حَتَّى خَشِيْتُ أَنْ يُكْتَبَ عَلَيَّ
Juga diriwayatkan bahwa Rasulullah
SAW bersabda: “Aku diperintahkan untuk bersiwak hingga aku khawatir jika hal
itu akan diwajibkan bagiku.”[2]
ثُمَّ اجْلُسْ لِلْوُضُوْءِ مُسْتَقْبِلَ
الْقِبْلَةِ عَلَى مَوْضِعٍ مُرْتَفِعٍ كَيْ لاَ يُصِيْبَكَ الرَّشَاشُ، وَقُلْ:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ
الشَّيَاطِيْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُوْنَ
Setelah engkau selesai bersiwak,
duduklah untuk memulai wudhu dengan menghadap kiblat di tempat yang tinggi agar
tidak terkena percikan air, kemudian ucapkan: [Bismillaahirrahmaanirrahiim,
rabbi a-‘uudzu bika min hamazaatisy syayaathiini wa a-‘uudzubika rabbi an
yahdhuruun] –Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.[3] Ya Tuhanku, aku memohon
perlindungan-Mu dari bisikan-bisikan setan, dan aku memohon perlindungan-Mu
dari kehadiran mereka.”[4]
ثُمَّ اغْسَلْ يَدَيْكَ ثَلاَثًا قَبْلَ أَنْ
تُدْخِلَهُمَا اْلإِنَاءَ، وَقُلْ: اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْيُمْنَ
وَالْبَرَكَةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشُّؤْمِ وَالْهَلَكَةِ
Kemudian basuhlah kedua tanganmu
tiga kali sebelum memasukkannya ke dalam bejana, dan ucapkanlah doa ini: [Allaahumma
innii as-alukal yumna wal barakah, wa a-‘uudzu bika minas su’mi wal halakah] –Ya
Allah, aku memohon kepada-Mu kekuatan untuk taat kepada-Mu dan keberkahan, dan
aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan dan kerusakan.”
ثُمَّ انْوِ رَفْعَ الْحَدَثِ أَوِاسْتِبَاحَةَ
الصَّلاَةِ، وَلاَ يَنْبَغِيْ أَنْ تَعْزُبَ نِيَّتُكَ قَبْلَ غَسْلِ الْوَجْهِ،
فَلاَ يَصِحُّ وُضُؤْوُكَ
Lalu, berniatlah engkau untuk
menghilangkan hadas atau berniatlah untuk memenuhi syarat diperbolehkannya
menunaikan shalat, dan hendaklah niatmu itu tidak hilang dan tetap berlangsung
hingga engkau membasuh wajah. Karena jika niatmu hilang sebelum membasuh wajah
maka wudhumu menjadi tidak sah.
ثُمَّ خُذْ غَرْفَةً لِفِيْكَ وَتَمَضْمَضْ بِهَا
ثَلاَثًا، وَبَالِغِ فِيْ رَدِّ الْمَاءِ إِلَى الْغَلْصَمَةِ إِلاَّ أَنْ
تَكُوْنَ صَائِمًا فَتَرَفَّقْ، وَقُلْ: اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى تِلاَوَةِ
كِتَابِكَ وَكَثْرَةِ الذِكْرِ لَكَ، وَثَبِّتْنِيْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلآخِرَةِ
Selanjutnya, ambillah sesauh air
untuk berkumur sebanyak tiga kali, dan berupayalah agar kumur-kumur yang kau
lakukan itu sampai kepada pangkal tenggorokanmu. Namun bila engkau dalam
keadaan berpuasa, maka ringankanlah kumurmu itu. Kemudian ucapkan doa: [Allaahuma
a-‘innii ‘alaa tilaawati kitaabika wa katsratidz dzikri laka, wa tsabbitnii bil
qaulits tsaabiti fil hayaatid dun-ya wa fil aakhirah] –Ya Allah, anugerahkan
padaku pertolongan agar aku dapat membaca kitab-Mu dan banyak berdzikir
kepada-Mu serta teguhkanlah aku dengan kalimat (tauhid) di dunia dan di
akhirat.”
ثُمَّ خُذْ غَرْفَةً لِأَنْفِكَ وَاسْتَنْشَقْ
بِهَا ثَلاَثًا، وَاسْتَنْثِرْ مَا فِي اْلأَنْفِ مِنْ رُطُوْبَةِ، وَقُلْ فِي
اْلاِسْتِنْشَاقِ: اللَّهُمَّ أَرِحْنِيْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَأَنْتَ عَنِّيْ
رَاضٍ، وَفِي اْلاِسْتِنْثَارِ: اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ رَوَائِحِ
النَّارِ وَسُوْءِ الدَّارِ
Kemudian ambillah sesauh air untuk
hidungmu, hirup dan keluarkan ia sebanyak tiga kali, serta hembuskan bebasahan
itu dari hidungmu. Ketika menghirup air ke dalam hidung, bacalah doa ini: [Allaahumma
arihnii raa-ihatal jannati wa anta ‘annii raadhin] –Ya Allah, tiupkan
kepadaku wewangian surga sedangkan Engkau senantiasa dalam keadaan ridha
terhadapku. Sedangkan ketika mengeluarkannya, bacalah doa ini: [Allaahumma
innii a-‘uudzu bika min rawaa-ihin naari wa suu-id daari] –Ya Allah, aku
memohon perlindungan kepada-Mu dari mencium aroma neraka dari dari tempat yang
buruk di akhirat.
ثُمَّ خُذْ غُرْفَةً لِوَجْهِكَ، فَاغْسِلْ بِهَا مِنْ
مُبْتَدَأ تَسْطِيْحِ الْجَبْهَةِ إِلَى مُنْتَهَى مَا يُقْبِلُ مِنَ الذَّقْنِ
فِي الطُّوْلِ، وَمِنَ اْلأُذُنِ اِلَى اْلأُذُنِ فِي الْعَرْضِ، وَأَوْصِلِ
الْمَاءَ إِلَى مَوْضِعِ التَّجْذِيْفِ، وَهُوَ مَا يَعْتَاُد النِّسَاءُ
تَنْحِيَةَ الشَّعْرِ عَنْهُ، وَهُوَ مَا بَيْنَ رَأْسِ اْلأُذُنِ إِلَى زَاوِيَةِ
الْجَبِيْنِ، أَعْنِيْ مَا يَقَعُ مِنْهُ فِيْ جَبْهَةِ الْوَجْهِ، وَأَوْصِلِ
الْمَاءَ إِلَى مَنَابِتِ الشُّعُوْرِ اْلأَرْبَعَةِ: الْحَاجِبَيْنِ،
وَالشَّارِبَيْنِ، وَاْلأَهْدَابِ، وَالْعِذَارَيْنِ، وَهُمَا: مَا يُوَازِي
اْلأُذُنَيْنِ مِنْ مُبْتَدَأ اللِّحْيَةِ، وَيَجِبُ إِيْصَالُ الْمَاءِ إِلَى
مَنَابِتِ الشَّعْرِ مِنَ اللِّحْيَةِ الْخَفِيْفَةِ، دُوْنَ الْكَثِيْفَةِ
Lalu ambillah sesauh air untuk
wajahmu. Basuhlah wajahmu dengannya sepanjang bagian atas dahi hingga ujung
dagu, dan meluas dari telinga yang satu ke telinga yang lain. Hendaklah air itu
sampai ke tempat tumbuhnya rambut yang seorang wanita biasa menyibakkannya,
yakni tempat yang posisinya berada di antara telinga bagian atas hingga sudut
dahi. Yang kumaksudkan adalah seluruh bagian wajah. Dan hendaklah air itu juga
sampai kepada tempat tumbuhnya rambut yang empat: dua alis, kumis, bulu mata,
dan dua cambang. Wajib pula menyampaikan air ke tempat tumbuhnya jenggot yang
jarang (tipis), bukan jenggot yang tebal.
وَقُلْ عِنْدَ غَسْلِ الْوَجْهِ: اللَّهُمَّ
بَيِّضْ وَجْهِيْ بِنُوْرِكَ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ أَوْلِيَائِكَ، وَلاَ
تُسَوِّدْ وَجْهِيْ بِظُلُمَاتِكَ يَوْمَ تَسْوَدُّ وُجُوْهُ أَعْدَائِكَ
Dan ketika membasuh wajah,
ucapkanlah doa ini: [Allaahumma bayyidh wajhii binuurika yauma tabyadhdhu
wujuuhu auliyaa-ika, wa laa tusawwid wajhii bizhulumaatika yauma taswaddu
wujuuhu a’daa-ika] –Ya Allah, putihkanlah wajahku dengan cahaya-Mu pada
hari di mana wajah para kekasih-Mu menjadi putih bercahaya. Dan janganlah
Engkau hitamkan wajahku pada hari di mana wajah musuh-musuh-Mu menjadi hitam
kelam.
وَلاَ تَتْرُكْ تَخْلِيْلَ اللِّحْيَةِ الْكَثِيْفَةِ
Selain itu, hendaklah engkau tidak
lupa untuk menyela-nyelai jenggotmu yang tebal dengan jari-jari tanganmu.
ثُمَّ اغْسِلْ يَدَكَ الْيُمْنَى، ثُمَّ
الْيُسْرَى مَعَ الْمِرْفَقَيْنِ إِلَى أَنْصَافِ الْعَضُدَيْنِ، فَإِنَّ
الْحِلْيَةَ فِي الْجَنَّةِ تَبْلُغُ مَوَاضِعَ الْوُضُوْءِ، وَقُلْ عِنْدَ غَسْلِ
الْيُمْنَى: اللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِيْنِيْ، وَحَاسِبْنِيْ
حِسَابًا يَسِيْرًا، وَعِنْدَ غَسْلِ الشِّمَالِ: اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ
بِكَ أَنْ تُعْطِيَنِيْ كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ أَوْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ
Selanjutnya basuhlah tanganmu yang
kanan, kemudian yang kiri beserta kedua siku hingga pertengahan lengan. Karena
sesungguhnya perhiasan surga itu nanti akan sampai kepada bagian-bagian anggota
tubuh yang terkena wudhu. Ketika membasuh tangan kanan, hendaklah engkau
mengucapkan doa: [Allaahumma a’thinii kitaabii biyamiinii, wa haasibnii
hisaaban yasiiraa] –Ya Allah, berikanlah kepadaku kitab catatan amalku pada
tangan kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang mudah. Sedangkan tatkala
membasuh tangan kiri, ucapkanlah: [Allaahumma innii a-‘uudzu bika an
thu’thiyanii kitaabii bisyimaalii au min waraa-i zhahrii] –Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari Engkau memberikan kitab amalku pada tangan kiriku atau
dari arah belakang punggungku.
ثُمَّ اسْتَوْعِبْ رَأْسَكَ بِالْمَسْحِ
بِأَنْ تَبَلَّ يَدَيْكَ، وَتُلْصِقَ رُؤُوْسَ أَصَابِعِ يَدَكَ الْيُمْنَى
بِالْيُسْرَى، وَتَضَعَهُمَا عَلَى مُقَدَّمَةِ الرَّأْسِ، وَتَمُرَّهُمَا إِلَى
الْقَفَا، ثُمَّ تَرُدَّهُمَا إِلَى الْمُقَدَّمَةِ، فَهَذِهِ مَرَّة، تَفْعَلُ
ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، وَكَذَلِكَ فِيْ سَاِئِر اْلأَعْضَاءِ، وَقُلْ:
اللَّهُمَّ غَشِّنِيْ بِرَحْمَتِكَ، وَأَنْزِلْ عَلَيَّ مِنْ بَرَكَاتِكَ،
وَأَظِلَّنِيْ تَحْتَ ظِلَّ عَرْشِكَ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّكَ، اللَّهُمَّ
حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
Kemudian usaplah kepalamu secara
merata dengan kedua tanganmu yang telah dibasahi air. Caranya adalah dengan
merapatkan ujung-ujung jari tanganmu yang kanan dan yang kiri, kemudian
meletakkannya pada bagian depan kepala dan menariknya ke belakang hingga
tengkuk, lalu menariknya kembali ke bagian depan kepala. Yang demikian itu
dihitung satu kali. Lakukanlah ia hingga tiga kali, sebagaimana yang dilakukan
pada anggota-anggota wudhu yang lain. Lalu ucapkan doa berikut: [Allaahumma
ghasy-syinii birahmatik, wa anzil ‘alayya min barakaatik, wa azhillanii tahta
zhilla ‘arsyika yauma laa zhilla illaa zhilluk; Allaahumma harrim sya’rii wa
basyarii ‘alannaar] –Ya Allah, curahi aku dengan rahmat-Mu, turunkan padaku
berbagai berkah-Mu, dan naungi aku di bawah naungan ‘Arsy-Mu pada hari di mana
tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Mu. Ya Allah, haramkanlah rambut dan kulitku
dari sentuhan api neraka.
ثُمَّ امْسَحْ أُذُنَيْكَ ظَاهِرَهُمَا
وَبَاطِنَهُمَا بِمَاءٍ جَدِيْدٍ، وَأَدْخِلْ مُسَبِّحَتَيْكَ فِيْ صِمَاخَى
أُذُنَيْكَ، وَامْسَحْ ظَاهِرَ أُذُنَيْكَ بِبَاطِنِ إِبْهَامَيْكَ، وَقُلْ:
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ
أَحْسَنَهُ، اللَّهُمَّ أَسْمِعْنِيْ مُنَادِيَ الْجَنَّةِ فِي الْجَنَّةِ مَعَ
اْلأَبْرَارِ
Kemudian usaplah kedua telingamu
bagian luar maupun bagian dalam dengan air yang baru. Caranya adalah dengan
memasukkan kedua jari telunjukmu ke dalam kedua lobang telingamu, kemudian
usaplah bagian luar telingamu dengan bagian dalam ibu jarimu, dan ucapkanlah
doa ini: [Allaahummaj ‘alnii minal ladziina yastami’uunal qaula
fayattabi’uuna ahsanah; Allaahuma asmi’nii munaadiyal jannati fil jannati ma’al
abraar] –Ya Allah, jadikan aku termasuk ke dalam golongan orang-orang yang
mendengar perkataan (yang benar), lalu mengikuti yang paling baik. Ya Allah,
perdengarkan padaku seruan penyeru surga di surga nanti bersama orang-orang
yang baik.
ثُمَّ امْسَحْ رَقَبَتَكَ، وَقُلْ: اللَّهُمَّ
فُكَّ رَقَبَتِيْ مِنَ النَّارِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ السَّلاَسِلِ
وَاْلأَغْلاَلِ
Kemudian usaplah lehermu seraya
membaca doa: [Allaahumma fukka raqabatii minan naar, wa a-‘uudzu bika minas
salaasili wal aghlaal] –Ya Allah, bebaskanlah leherku dari api nereka, dan
daku memohon perlindungan kepada-Mu dari berbagai rantai dan belenggu
(neraka).”
ثُمَّ اغْسِلْ رِجْلِكَ الْيُمْنَى ثُمَّ
الْيُسْرَى مَعَ الْكَعْبَيْنِ، وَخَلِّلْ بِخِنْصَرِ الْيُسْرَى أَصَابِعَ
رِجْلِكَ الْيُمْنَى مُبْتَدِئًا بِخِنْصَرِالْيُمْنَى حَتَّى تَخْتِمَ بِخِنْصَرِ
اْليُسْرَى، وَتُدْخِلُ اْلأَصَابِعَ مِنْ أَسْفَلِ، وَقُلْ: اللَّهُمَّ ثَبِّتْ
قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ مَعَ أَقْدَامِ عِبَادَكَ
الصَّالِحِيْنَ
Setelah itu basuhlah kakimu yang
kanan, kemudian yang kiri hingga ke mata kaki. Sela-selailah dengan jari
kelingkingmu yang kiri jari-jari kakimu yang kanan, mulai dari jari kelingking
kaki yang kanan hingga jari kelingking kaki yang kiri. Dan masukilah sela-sela
jari kakimu itu dari bagian bawah. Kemudian ucapkan doa: [Allaahumma tsabbit
qadamii ‘alash shiraatil mustaqiim, ma’a aqdaami ‘ibaadakash shaalihiin]
–Ya Allah, kukuhkan kedua telapak kakiku ini di atas shirathal mustaqim bersama
telapak kaki hamba-hamba-Mu yang shalih.
وَكَذَلِكَ تَقُوْلُ عِنْدَ غَسْلِ
الْيُسْرَى: اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ تَزِلَّ قَدَمِيْ عَلَى
الصِّرَاطِ فِي النَّارِ يَوْمَ تَزِلُّ أَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ
وَالْمُشْرِكِيْنَ
Dan tatkala membasuh kaki kirimu,
ucapkanlah doa: [Allaahumma innii a-‘uudzu bika antazilla qadamii ‘alash
shiraati fin naari yauma tazillu aqdaamul munaafiqiina wal musyrikiin] –Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon perlindungan-Mu dari tergelincirnya telapak kakimu
dari jembatan yang ada di neraka pada hari tergelincirnya telapak kaki
orang-orang munafik dan orang-orang musyrik.
وَارْفَعِ الْمَاءَ إِلَى أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ، وَرَاعِ
التَّكْرَارَ ثَلاَثًا فِيْ جَمِيْعِ أَفْعَالِكَ
Saat membasuh kaki hendaklah engkau
menaikkan basuhanmu itu hingga ke pertengahan betis, dan seluruh perbuatan
wudhu itu hendaklah engkau lakukan sebanyak tiga kali.
فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ الْوُضُوْءِ فَارْفَعْ
بَصَرَكَ إِلَى السَّمَاءِ، وَقُلْ: اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ،
عَمِلْتُ سُوْءًا وَظَلَمْتُ نَفْسِيْ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ،
فَاغْفِرْلِيْ وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ، اللَّهُمَّ
اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ؛ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ،
وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ، وَاجْعَلْنِيْ صَبُوْرًا شَكُوْرًا،
وَاجْعَلْنِيْ أَذْكُرُكَ ذِكْرًا كَثِيْرًا، وَأُسَبِّحُكَ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
Apabila engkau telah selesai dari
berwudhu, maka angkatlah pandanganmu ke langit seraya mengucapkan doa: [Asyhadu
an laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, wa asyhadu anna muhammadan
‘abduhu wa rasuuluh, subhaanakallaahumma wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha
ilaa anta, ‘amiltu suu-an wa zhalamtu nafsii, astaghfiruka wa atuubu ilaik,
faghfirlii wa tub ‘alayya innaka antat tawwaabur rahiim; Allaahummaj’alnii
minat tawwaabiin, waj ‘alnii minal mutathahhiriin, waj ‘alnii min ‘ibaadikash
shaalihiin, waj ‘alnii shabuuran syakuuraa, waj ‘alnii adzkuruka dzikran
katsiiraa, wa usabbihuka bukratan wa ashiilaa] –Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.[5] Maha Suci Engkau ya Allah dan
dengan memuji-Mu[6] aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Engkau. Sungguh aku telah berbuat keburukan dan menzalimi diri sendiri.
Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu. Maka ampunilah aku dan
terimalah taubatku, karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat dan Maha
Penyayang. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang
bertaubat, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa
menyucikan diri,[7] dan jadikanlah aku termmasuk dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang shalih. Dan jadikanlah aku orang yang banyak
bersabar dan bersyukur, serta jadikan aku orang yang banyak berdzikir dan
bertasbih kepada-Mu, di pagi hari maupun di sore hari.
فَمَنْ قَرَأَ هَذِهِ الدَّعَوَاتِ فِيْ وُضُوْئِهِ
خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَمِيْعِ أَعْضَائِهِ، وَخُتِمَ عَلَى وُضُوْئِهِ
بِخَاتَمٍ، وَرُفِعَ لَهُ تَحْتَ الْعَرْشِ، فَلَمْ يَزَلْ يُسَبِّحُ اللهَ
تَعَالَى وَيُقَدِّسُهُ، وَيُكْتَبُ لَهُ ثَوَابُ ذَلِكَ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
Barangsiapa yang membaca doa ini
pada setiap saat selesai berwudhu akan keluar kesalahan-kesalahannya dari
seluruh anggota tubuhnya, dan wudhunya itu akan diberi tanda khusus dan
diangkat ke bawah ‘Arsy. Wudhunya itu akan senantiasa bertasbih dan
mengagungkan Allah Ta’ala, dan dicatat baginya pahala dari yang demikian itu
hingga hari kiamat.
وَاجْتَنِبْ فِيْ وُضُوْئِكَ سَبْعًا: لاَتَنْفُض يَدَيْكَ
فَتَرُشَّ الْمَاءَ، وَلاَ تَلْطُمْ وَجَهَكَ وَلاَرَأْسَكَ بِالْمَاءِ لَطْمًا،
وَلاَ تَتَكَلَّمْ فِيْ أَثْنَاءِ الْوُضُوْءِ، وَلاَ تَزِدْ فِيْ الْغُسْلِ عَلَى
ثَلاَثِ مَرَّاتٍ، وَلاَ تُكْثِرْ صَبَّ الْمَاءِ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ بِمُجَرَّدِ
الْوَسْوَسَةِ، فَلِلْمُوَسْوِسِيْنَ شَيْطَانٌ يَضْحَكُ بِهِمْ يُقَالُ لَهُ
الْوَلْهَانُ، وَلاَ تَتَوَضَّأْ بِالْمَاءِ الْمُشَمَّسِ، وَلاَ مِنَ اْلأَوَانِي الصَّفَرِيَّةِ،
فَهَذِهِ السَّبْعَةُ مَكْرُوْهَةٌ فِي الْوُضُوْءِ
Ketika berwduhu, hendaklah engkau
menjauhi tujuh hal berikut: 1. Janganlah engkau mengibaskan tanganmu karena hal
itu akan menyebabkan air menjadi berserakan. 2. Janganlah engkau menamparkan
air wudhu itu ke wajah dan kepalamu. 3. Jangan berbicara saat berwudhu. 4.
Janganlah engkau membasuh anggota wudhumu lebih dari tiga kali. 5. Janganlah
berlebihan dalam menggunakan air melampaui yang engkau perlukan hanya karena
persoalan was-was. Terhadap orang yang selalu was-was ada setan yang
menertawakan mereka. Namanya wal-han. 6. Janganlah engkau berwudhu
dengan air musyammas (air yang panas karena sengatan sinar matahari). 7.
Janganlah berwudhu dengan air yang di tempatkan dalam wadah kuningan (emas
maupun perak). Ketujuh hal tersebut dimakruhkan dalam berwudhu.
وَفِي الْخَبَرِ أَنَّ: مَنْ ذَكَرَ اللهَ
عِنْدَ وُضُوْئِهِ طَهَّرَ اللهُ جَسَدَهُ كُلَّهُ، وَمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اللهَ
لَمْ يُطَهِّرْ مِنْهُ إِلاَّ مَا أَصَابَهُ الْمَاءُ
Disebutkan dalam sebuah hadits
bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengingat Allah saat berwudhu,
maka Allah akan menyucikan seluruh tubuhnya. Dan barangsiapa yang tidak
mengingat Allah saat berwudhu, maka tidak suci dari tubuhnya kecuali hanya yang
terkena air wudhu saja.”[8]
[1] HR
Bukhari dan Muslim.
[2] HR Ahmad
dan Thabrani.
[3] HR
Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra.
[4] QS.
al-Mukminun [23]: 97-98.
[5] HR
Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Sunni dari Umar bin Khaththab ra.
[6] HR Ibnu
Sunni, Nasa’i dalam ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah dan al-Hakim.
[7] HR
Tirmidzi dari Umar ra.
[8] HR
Daruquthni dari Abu Hurairah ra.
0 comments:
Post a Comment