Sayidina Ali bin Abu
Thalib ra pernah berkata:
“Jangan
sekali-kali kalian menjadi orang yang enggan bersyukur dengan apa yang telah
diberikan dan mengharapkan tambahan dari apa yang ada.
Ia telah
dilarang namun tidak mau berhenti. Ia menyuruh (orang lain untuk mengerjakan
sesuatu) tapi ia sendiri tidak melakukannya.
Ia mencintai
orang saleh, tapi tidak melakukan amalan orang-orang saleh.
Ia membenci
orang yang suka berbuat dosa, sedang ia adalah salah satu dari mereka.
Ia membenci
kematian karena banyaknya dosa yang ia miliki, namun ia tidak mau berhenti
(dari berbuat dosa) dalam kehidupan panjangnya.”
Tegukan Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam kitab Al-Bayan wat Tabyin, 2/101.
Adakah orang
yang mencintai sesuatu, namun bersikap menentang terhadap yang dicintainya itu?
Akankah cinta kita kepada seseorang dipercaya orang, jika kita selalu melakukan
hal-hal yang bertolak belakang dengan keinginan orang yang kita cintai? Sayidina Ali bin Abu Thalib ra mengatakan bahwa cinta yang demikian itu
merupakan cinta tanpa perbuatan, yakni cinta tanpa mengandung nilai sedikit
pun.
Jika Anda
mengaku mencintai Allah, maka bersyukur dan mengharap kepada-Nya adalah sikap
yang sangat disukai-Nya. Maka, buktikan cinta Anda dengan selalu mensyukuri
nikmat yang telah diberikan-Nya dan selalu mengharapkan tambahan nikmat itu
hanya kepada-Nya. Jangan lihat apa bentuk nikmat itu, atau seberapa besar
nikmat yang Anda dapatkan itu. Namun lihatlah Sang Pemberi nikmat. Jangan
jerumuskan diri Anda ke dalam golongan orang-orang yang enggan bersyukur dengan
selalu membanding-bandingkan nikmat antara yang Anda miliki dan yang dimiliki
orang lain. Sikap yang demikian itu bisa menjadikan seseorang kurang bersyukur,
bahkan enggan bersyukur, lalu menghujat Tuhan dengan mengatakan bahwa Dia telah
berbuat tidak adil.
Ketahuilah,
bahwa selalu ada yang kita miliki namun tak dimiliki orang lain, dan selalu
juga ada yang dimiliki orang lain namun tidak kita miliki. Tidak ada yang
sempurna di atas dunia ini. Allah memberikan nikmat kepada makhluk-Nya secara
adil sehingga setiap orang selalu membutuhkan yang lain. Tidak ada seorang
manusia pun yang sanggup hidup dengan kemampuan dirinya sendiri. Sekali lagi,
selalu saja manusia membutuhkan manusia lainnya. Oleh karena itu, bersyukurlah
kepada Allah dan mintalah tambahan nikmat hanya kepada-Nya. Jika Anda bersikap
demikian, maka cinta Anda kepada Allah menjadi terbukti.
Cinta harus
disertai dengan perbuatan, karena hanya dengan demikianlah kesempurnaan itu
menjadi terbukti. Jika Anda mencintai orang saleh, beramallah seperti mereka.
Bila Anda benci terhadap perbuatan dosa, menjauhlah darinya. Dan, jika Anda
benci maut menjemput saat Anda bergelimang dosa, maka segeralah bersihkan
dosa-dosa Anda dengan cara bertaubat kepada Allah, sebelum maut benar-benar
datang menghampiri.
Seluruh
sikap yang bertolak belakang dengan apa yang diucapkan, didambakan, dan
dicintai takkan menghasilkan apa pun selain kesia-siaan. Setelah membaca
nasihat Sayidina Ali bin Abu Thalib ra ini tentunya Anda
mengerti apa yang harus Anda lakukan di sisa usia yang ada ini. Nah,
lakukanlah…!
0 comments:
Post a Comment