Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Friday, August 3, 2018

Cinta Tanpa Perbuatan

Sayidina Ali bin Abu Thalib ra pernah berkata:

“Jangan sekali-kali kalian menjadi orang yang enggan bersyukur dengan apa yang telah diberikan dan mengharapkan tambahan dari apa yang ada.
Ia telah dilarang namun tidak mau berhenti. Ia menyuruh (orang lain untuk mengerjakan sesuatu) tapi ia sendiri tidak melakukannya. 
Ia mencintai orang saleh, tapi tidak melakukan amalan orang-orang saleh.
Ia membenci orang yang suka berbuat dosa, sedang ia adalah salah satu dari mereka.
Ia membenci kematian karena banyaknya dosa yang ia miliki, namun ia tidak mau berhenti (dari berbuat dosa) dalam kehidupan panjangnya.”


Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Al-Bayan wat Tabyin, 2/101.

Adakah orang yang mencintai sesuatu, namun bersikap menentang terhadap yang dicintainya itu? Akankah cinta kita kepada seseorang dipercaya orang, jika kita selalu melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan keinginan orang yang kita cintai? Sayidina Ali bin Abu Thalib ra mengatakan bahwa cinta yang demikian itu merupakan cinta tanpa perbuatan, yakni cinta tanpa mengandung nilai sedikit pun.

Jika Anda mengaku mencintai Allah, maka bersyukur dan mengharap kepada-Nya adalah sikap yang sangat disukai-Nya. Maka, buktikan cinta Anda dengan selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya dan selalu mengharapkan tambahan nikmat itu hanya kepada-Nya. Jangan lihat apa bentuk nikmat itu, atau seberapa besar nikmat yang Anda dapatkan itu. Namun lihatlah Sang Pemberi nikmat. Jangan jerumuskan diri Anda ke dalam golongan orang-orang yang enggan bersyukur dengan selalu membanding-bandingkan nikmat antara yang Anda miliki dan yang dimiliki orang lain. Sikap yang demikian itu bisa menjadikan seseorang kurang bersyukur, bahkan enggan bersyukur, lalu menghujat Tuhan dengan mengatakan bahwa Dia telah berbuat tidak adil. 

Ketahuilah, bahwa selalu ada yang kita miliki namun tak dimiliki orang lain, dan selalu juga ada yang dimiliki orang lain namun tidak kita miliki. Tidak ada yang sempurna di atas dunia ini. Allah memberikan nikmat kepada makhluk-Nya secara adil sehingga setiap orang selalu membutuhkan yang lain. Tidak ada seorang manusia pun yang sanggup hidup dengan kemampuan dirinya sendiri. Sekali lagi, selalu saja manusia membutuhkan manusia lainnya. Oleh karena itu, bersyukurlah kepada Allah dan mintalah tambahan nikmat hanya kepada-Nya. Jika Anda bersikap demikian, maka cinta Anda kepada Allah menjadi terbukti.

Cinta harus disertai dengan perbuatan, karena hanya dengan demikianlah kesempurnaan itu menjadi terbukti. Jika Anda mencintai orang saleh, beramallah seperti mereka. Bila Anda benci terhadap perbuatan dosa, menjauhlah darinya. Dan, jika Anda benci maut menjemput saat Anda bergelimang dosa, maka segeralah bersihkan dosa-dosa Anda dengan cara bertaubat kepada Allah, sebelum maut benar-benar datang menghampiri. 

Seluruh sikap yang bertolak belakang dengan apa yang diucapkan, didambakan, dan dicintai takkan menghasilkan apa pun selain kesia-siaan. Setelah membaca nasihat Sayidina Ali bin Abu Thalib ra ini tentunya Anda mengerti apa yang harus Anda lakukan di sisa usia yang ada ini. Nah, lakukanlah…!
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online