Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Monday, August 20, 2018

Andai Hati Itu Bersih

Sayidina Utsman bin Affan ra pernah berkata:

“Seandainya hati kalian itu bersih, maka kalian tidak akan pernah puas dengan firman Allah. Dan aku tidak suka melalui satu hari pun kecuali aku bisa melihat firman Allah Ta’ala.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Hilyatul Auliya’, 7/300.

Tentunya kita pernah menemukan seseorang yang selalu bersama al-Qur’an. Ke mana pun ia pergi senantiasa bersamanya ada al-Qur’an. Orang seperti ini biasanya menjadikan al-Qur’an sebagai ‘teman’ yang kepadanya ia selalu berbicara. Saat-saat senggang yang oleh kebanyakan orang dipergunakan untuk istirahat dan bersantai, namun ia lebih memilih untuk mengisinya dengan membaca al-Qur’an. 

Menyaksikan keadaan itu, kita sering bertanya, mengapa kita tak mampu melakukan seperti yang ia lakukan? Kita sepertinya tidak bisa menikmati kebersamaan dengan al-Qur’an, sedangkan ia bisa menghabiskan waktunya berjam-jam bersama firman-firman Allah itu tanpa sedikit pun tampak merasa lelah. Mengapa ia mampu dan kita tidak?

Sayidina Utsman bin Affan ra memberikan jawabannya pada kita. Kata beliau itu terjadi karena kita memiliki hati yang belum bersih. Seandainya kita memiliki hati yang bersih, maka kita takkan pernah puas dengan firman-firman Allah yang sedikit. Orang yang bersih hatinya saat membaca firman Allah akan terasa nikmat. Ia tidak akan puas hanya dengan membaca satu atau dua ayat. Ia mampu menikmati firman-firman Allah itu dan selalu merasa kurang dan kurang, sehingga kalau ia sedang bersama al-Quran, bisa saja yang ia baca mencapai satu atau dua juz, bahkan boleh jadi lebih dari itu. 

Mengapa hanya orang yang hatinya bersih yang bisa melakukan itu? Ketahuilah, hati yang yang bersih adalah hati yang sehat. Sementara al-Qur’an yang di dalamnya berisi firman-firman Allah menjadi ‘makanan’ yang menyehatkan bagi hati. Hati yang bersih saat ‘bersentuhan’ dengan al-Qur’an mampu menikmatinya dan merasakan betapa ‘lezat’nya ayat-ayat al-Qur’an itu. Itulah sebabnya si pemilik hati yang bersih akan selalu merasa tidak puas dengan hanya satu atau dua ayat dari al-Qur’an. Laksana seseorang yang sedang menyantap menu yang sangat disukainya, ia takkan pernah puas memakannya hanya dengan satu atau dua suap. Ia ingin menikmati menu itu sebanyak mungkin. 

Nah, sekarang Anda sudah mengetahui betapa pentingnya kebersihan hati untuk bisa menikmati ‘menu istimewa’ hati, yakni al-Qur’an. Maka berusahalah semaksimal mungkin membersihkannya dengan cara menjauhi segala macam bentuk dosa. Kalau itu sudah Anda lakukan, maka Anda akan temukan keadaan Anda seperti yang diucapkan Sayidina Utsman bin Affan ra, “Dan aku tidak suka melalui satu hari pun kecuali aku bisa melihat firman Allah Ta’ala.”
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online