فَصْل فِي آدَابِ اْلاِسْتِيْقَاظِ
مِنَ النَّوْمِ
Pasal tentang Adab-adab Bangun Tidur
فَإِذَا اسْتَيْقَظْتَ
مِنَ النَّوْمِ، فَاجْتَهِدْ أَنْ تَسْتَيْقِظَ قَبْلَ طُلُوْعِ الْفَجْرِ،
وَلْيَكُنْ أَوَّلُ مَا يَجْرِيْ عَلَى قَلْبِكَ وَلِسَانِكَ ذِكْرُ اللهِ
تَعَالَى؛ فَقُلْ عِنْدَ ذَلِكَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَمَا
أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ، أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ،
وَالْعَظَمَةُ وَالسُّلْطَانُ لِلَّهِ، وَالْعِزَّةُ وَالْقُدْرَةُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ، أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلاِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ
اْلاِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَ عَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا
كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ؛ اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا،
وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ؛ اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ أَنْ تَبْعَثَنَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ، وَنَعُوْذُ
بِكَ أَنْ نَجْتِرَحَ فِيْهِ سُوْءًا أَوْ نَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ، أَوْ
يَجُرَّهُ أَحَدً إِلَيْنَا؛ نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا
فِيْهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا فِيْهِ
Jika engkau
bangun dari tidur, berusahalah untuk bangun sebelum
terbit fajar, dan hendaklah yang pertama kali engkau bisikkan
di hatimu dan engkau ucapkan di bibirmu dzikrullah. Lalu, bacalah doa ini: [Alhamdulillaahil ladzii ahyaanaa ba’da maa
amaatanaa wa ilaihin nusyuur, ashbahnaa wa asbahal mulku lillaah, wal ‘azhamatu
was sulthaanu lillaah, wal ‘izzatu wal qudratu lillaahi rabbil ‘aalamiin,
ashbahnaa ‘alaa fithratil islaam, wa ‘alaa kalimatil ikhlaas, wa ‘alaa diini
nabiyyinaa muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiinaa
ibraahiima haniifan musliman wa maa kaana minal musyrikiin; Allaahumma bika
ashbahnaa, wa bika amsainaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaikan
nusyuur; Allaahumma innaa nas-aluka an tab’atsanaa fii haadzal yaumi ilaa kulli
khair, wa na’uudzubika an najtiraha fiihi suu-an au najurrahu ilaa muslim, au
yajurrahu ahadan ilainaa; nas-aluka khaira haadzal yaumi wa khaira maa fiih, wa
na’uudzubika min syarri haadzal yaumi wa syarri maa fiih] –Segala puji bagi Allah, Tuhan yang menghidupkan kami setelah mematikan kami,
dan kepada-Nya kami kelak akan kembali.[1] Kami masuk
di waktu pagi. Kerajaan adalah milik Allah. Segala keagungan[2] dan
kemuliaan juga milik Allah. Segala kemegahan dan segala kekuasaan hanya bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
Kami masuk di waktu pagi dalam keadaan fitrah Islam, di atas kalimat
keikhlasan, di atas agama Nabi kami Muhammad SAW, dan di atas millah Nabi Ibrahim
AS yang selalu bersikap lurus lagi berserah diri. Dan sekali-kali Nabi Ibrahim
itu bukanlah seorang yang musyrik.[3] Ya Allah, karena-Mu kami bertemu pagi hari, dan karena-Mu pula kami
bertemu sore hari, karena-Mu kami hidup, karena-Mu kami mati, dan kepada-Mulah
kami akan kembali.[4] Ya Allah, kami meminta kapada-Mu supaya engkau bangunkan kami pada
hari ini untuk dapat melakukan segala kebaikan dan kami berlindung kepada-Mu
dari melakukan kejahatan, atau pun mengajak saudara Muslim kepada keburukan.[5] Kami memohon kepada-Mu akan kebaikan pada hari ini dan segala kebaikan
yang ada di dalamnya, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan hari ini dan
segala keburukan yang ada di dalamnya.”[6]
فَإِذَا لَبِسْتَ ثِيَابَكَ فَانْوِ
بِهِ امْتِثَالَ أَوَامِرِ اللهِ تَعَالَى فِيْ سَتْرِ عَوْرَتِكَ، وَاحْذَرْ أَنْ
يَكُوْنَ قَصْدُكَ مِنْ لِبَاسِكَ مُرَاءَاةَ الْخَلْقِ فَتَخْسَرُ
Setelah itu,
apabila engkau mengenakan pakaianmu maka hendaklah niatmu melakukannya demi melaksanakan perintah
Allah untuk menutup auratmu. Dan janganlah engkau berniat mengenakan pakaian
itu untuk pamer kepada mahkluk, karena hal itu akan membuatmu mendapat
kerugian.
[1] HR
Bukhari, Tirmidzi, dan Abu Dawud dari Hudzaifah dan dari Abu Dzar ra.
[2] HR Ibnu
Sunni dari Abdullah bin Abu Aufa ra.
[3] HR Ibnu
Sunni, Nasa’i, Darimi, dari Abdurrahman bin Abza ra.
[4] HR
Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Dawud, Bukhari dalam Adabul Mufrad dan Ibnu
Sunni dari Abu Hurairah ra.
[5] HR Abu
Dawud dari Abu Malik ra.
[6] HR
Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa’i dari Abdullah bin Mas’ud ra.
0 comments:
Post a Comment