Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Tuesday, August 7, 2018

Berhati-hatilah terhadap Dunia

Salah seorang sahabat Nabi bernama Abdurrahman bin Auf ra berkisah kepada kita, “Aku pernah menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq ra saat ia sakit yang pada akhirnya mengantarkannya kepada kematian. Setelah menjawab salam yang kuucapkan untuknya, Abu Bakar ra berkata, “Aku melihat dunia mendatangimu, namun engkau tidak menyambutnya. Padahal ia mendatangimu. Dan kalian akan menjadikan sutra sebagai kain penutup (korden) dan bantal, serta kalian akan merasakan pedihnya tempat tidur dari kain Adzariy. Seolah-olah kalian tidur di atas pohon yang berduri. Sungguh seseorang di antara kalian yang maju dan terpenggal kepalanya –bukan karena hukuman qishash—lebih baik daripada ia harus berenang dalam kesenangan dunia.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam Kitab Tahdzibu Hilyatil Auliya’, I/58 dan Al-Aqdul Farid, IV/254.

Di sini Sayidina Abu Bakar ra memperlihatkan kepada kita sikap Sayidina Abdurrahman bin Auf ra terhadap dunia. Kepadanya datang dunia, namun ia tak mementingkannya. Sebenarnya ini adalah nasihat agar kita bisa mencontoh sikap Sayidina Abdurrahman bin Auf ra tersebut. Orang yang berhati-hati terhadap dunia tidak akan tertipu olehnya. Saat Anda membuka kedua belah tangan Anda menyambut kedatangan dunia, memeluknya, dan memasukkannya ke dalam hati, maka ia akan selalu menampilkan diri sebagai sosok yang paling Anda dambakan dalam kehidupan Anda.
 
Berhati-hatilah terhadap dunia. Tampilannya tidak selalu sama dengan hakikatnya. Dunia tak penah benar-benar jujur kepada kita, sebagaimana ia pun tak pernah benar-benar bisa menghadirkan kebahagiaan dalam jiwa kita. Apakah kita terlarang mengambil bagian kita di dunia ini? Tentu saja tidak. Jika Anda menginginkan sesuatu dari dunia, ambillah. Namun tetaplah berhati-hati padanya. Ambillah dunia sekedar untuk menunjang pengabdian Anda kepada Allah Swt. Jangan berlebihan menginginkannya, karena Anda takkan pernah puas memilikinya.
 
Dunia tak mampu memberikan kemuliaan hakiki pada manusia. Kemuliaan yang diberikannya hanyalah fatamorgana, tak kekal dan pada akhirnya akan sirna. Bila Anda hidup dalam dekapan dunia, ia memberikan pada Anda kasur empuk yang membuat Anda tidur nyenyak. Begitu lelapnya Anda tidur hingga tak pernah mau peduli bahwa ada orang-orang yang merintih kelaparan di samping rumah Anda, maka kasur empuk hadiah dari dunia itu pada hakikatnya sedang menusuk Anda. Pedihnya tusukan itu hanya akan kita rasakan saat berada di hadapan Allah Ta’ala. Saat Anda menikmati duduk di sebuah mobil mewah, sementara Anda mengabaikan tangan-tangan kecil yang menengadah kepada Anda, sebenarnya mobil mewah hadiah dari dunia itu sedang membawa Anda kepada sebuah tempat yang penuh siksa. Dan itu hanya akan kita rasakan saat kita berada di hadapan Tuhan.
 
Dunia tak pernah jujur, maka berhati-hatilah padanya.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online