Salah
seorang sahabat Nabi bernama Abdurrahman bin Auf ra berkisah kepada kita, “Aku
pernah menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq ra saat ia sakit yang pada akhirnya
mengantarkannya kepada kematian. Setelah menjawab salam yang kuucapkan
untuknya, Abu Bakar ra berkata, “Aku melihat dunia mendatangimu, namun
engkau tidak menyambutnya. Padahal ia mendatangimu. Dan kalian akan menjadikan
sutra sebagai kain penutup (korden) dan bantal, serta kalian akan merasakan
pedihnya tempat tidur dari kain Adzariy. Seolah-olah kalian tidur di atas pohon
yang berduri. Sungguh seseorang di antara kalian yang maju dan terpenggal
kepalanya –bukan karena hukuman qishash—lebih baik daripada ia harus berenang
dalam kesenangan dunia.”
Tegukan Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam Kitab Tahdzibu Hilyatil Auliya’, I/58 dan Al-Aqdul
Farid, IV/254.
Di sini Sayidina Abu Bakar ra memperlihatkan kepada kita sikap Sayidina Abdurrahman bin Auf ra terhadap dunia. Kepadanya datang dunia,
namun ia tak mementingkannya. Sebenarnya ini adalah nasihat agar kita bisa
mencontoh sikap Sayidina Abdurrahman bin Auf ra tersebut. Orang yang
berhati-hati terhadap dunia tidak akan tertipu olehnya. Saat Anda membuka kedua
belah tangan Anda menyambut kedatangan dunia, memeluknya, dan memasukkannya ke
dalam hati, maka ia akan selalu menampilkan diri sebagai sosok yang paling Anda
dambakan dalam kehidupan Anda.
Berhati-hatilah
terhadap dunia. Tampilannya tidak selalu sama dengan hakikatnya. Dunia tak
penah benar-benar jujur kepada kita, sebagaimana ia pun tak pernah benar-benar
bisa menghadirkan kebahagiaan dalam jiwa kita. Apakah kita terlarang mengambil
bagian kita di dunia ini? Tentu saja tidak. Jika Anda menginginkan sesuatu dari
dunia, ambillah. Namun tetaplah berhati-hati padanya. Ambillah dunia sekedar
untuk menunjang pengabdian Anda kepada Allah Swt. Jangan berlebihan
menginginkannya, karena Anda takkan pernah puas memilikinya.
Dunia tak
mampu memberikan kemuliaan hakiki pada manusia. Kemuliaan yang diberikannya
hanyalah fatamorgana, tak kekal dan pada akhirnya akan sirna. Bila Anda hidup
dalam dekapan dunia, ia memberikan pada Anda kasur empuk yang membuat Anda
tidur nyenyak. Begitu lelapnya Anda tidur hingga tak pernah mau peduli bahwa
ada orang-orang yang merintih kelaparan di samping rumah Anda, maka kasur empuk
hadiah dari dunia itu pada hakikatnya sedang menusuk Anda. Pedihnya tusukan itu
hanya akan kita rasakan saat berada di hadapan Allah Ta’ala. Saat Anda
menikmati duduk di sebuah mobil mewah, sementara Anda mengabaikan tangan-tangan
kecil yang menengadah kepada Anda, sebenarnya mobil mewah hadiah dari dunia itu
sedang membawa Anda kepada sebuah tempat yang penuh siksa. Dan itu hanya akan
kita rasakan saat kita berada di hadapan Tuhan.
Dunia tak
pernah jujur, maka berhati-hatilah padanya.
0 comments:
Post a Comment