Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Tuesday, August 7, 2018

Jangan Kufur terhadap Nikmat

Telah sampai kepada kita berita yang menyebutkan bahwa Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata dalam khutbahnya:

“Segala puji pagi Allah yang telah memuliakan kita semua dengan Islam, dan memuliakan kita dengan iman, serta mengasihi kita dengan mengutus Nabi-Nya kepada kita, yang menunjuki kita dari kesesatan, dan menyatukan kita dari perpecahan, melunakkan hati kita, menolong kita dari musuh-musuh kita, menempatkan kita dalam sebuah negeri, serta menjadikan kita saling bersaudara dan saling mencintai.

Maka pujilah Allah atas segala nikmat tersebut, mintalah tambahan kepada-Nya, dan syukurilah itu semua. Sesungguhnya Allah telah menepati janji-Nya dengan menolong kalian dari orang-orang yang menyelisihi kalian.

Jangan berbuat maksiat dan kufur terhadap nikmat (yang Allah berikan padamu). Karena ketika suatu kaum itu kufur terhadap nikmat, maka Allah akan mencabut kemuliaan (kewibawaan) dari mereka dan menjadikan musuh mereka menguasai mereka.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam Kitab Al-Aqdul Farid, IV/59.

Di sini Sayidina Umar bin Khaththab ra memberikan nasihat kepada kita agar senantiasa bersyukur atas nikmat yang Dia anugerahkan pada kita. Nikmat Allah itu sesungguhnya tidak hanya berupa harta, kekayaan, dan kedudukan. Nikmat Allah jauh lebih luas daripada itu. Sayidina Umar ra memberikan kepada kita beberapa di antara sekian banyak bentuk nikmat Allah. Islam yang kita anut, Nabi Muhammad Saw yang diutus untuk kita, selamatnya kita dari kesesatan dan perpecahan, lembutnya hati, pertolongan Allah pada kita saat berhadapan dengan musuh-musuh kita, dan terjalinnya persaudaran dan sikap saling mencintai di antara kita; semuanya adalah bentuk-bentuk nikmat yang diberikan oleh Allah Ta’ala.

Begitu luasnya nikmat Allah sehingga tidak layak bagi kita untuk membatasinya hanya dengan harta, kekayaan dan kedudukan. Sebagian besar manusia tidak mampu mensyukuri nikmat Allah karena ia tak mengenal nikmat-nikmat itu. Ia hanya bisa menikmatinya tanpa menyadari bahwa yang dinikmatinya itu merupakan nikmat dari Allah. Nikmat sesungguhnya bentuk ungkapan kasih sayang Allah pada kita. Orang yang mensyukuti nikmat Allah berarti menghargai dan membalas kasih sayang-Nya itu, sehingga Dia akan menambah lagi nikmat itu padanya. Di sisi lain, orang yang kufur terhadap nikmat Allah berarti tidak menghargai dan tidak membalas kasih sayang-Nya, maka layaklah bagi Allah untuk murka padanya dengan menimpakan azab yang sangat pedih. 

Sayidina Umar ra berpesan pada kita agar selalu bersyukur kepada Allah atas segala limpahan nikmat-Nya. Jangan sekali-kali menjadi manusia yang kufur nikmat. Jika seseorang kufur nikmat, menurut Sayidina Umar ra, maka Allah akan mencabut kewibawaan dari kehidupannya, sehingga musuhnya akan menguasai dirinya. Ketahuilah, bahwa musuh yang paling nyata bagi manusia adalah setan. Apabila seorang manusia telah mengingkari nikmat Allah, maka setan akan menguasainya, sehingga ia menyangka bahwa segala yang ada dalam kehidupannya merupakan hasil jerih payahnya sendiri. Kesuksesannya akan dia anggap sebagai hasil perjuangannya, dan Tuhan tak memiliki andil apa pun dalam kesuksesan itu. Sungguh, kenyataan yang demikian itu akibat setan telah menguasainya. 

Perhatikanlah bagaimana Fir’aun dan Qarun telah dikuasai setan akibat ketidakmampuan mereka mensyukuri nikmat Allah. Akibatnya, mereka tergelincir ke dalam sikap dan perbuatan yang sangat dimurkai Allah Ta’ala. Nah, jika Anda ingin ditolong oleh Allah saat berhadapan dengan musuh manusia yang paling nyata itu, selalulah bersyukur pada-Nya dan jangan mengingkari-Nya.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online