Telah sampai
kepada kita berita yang menyebutkan bahwa Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata dalam khutbahnya:
“Segala puji pagi Allah yang telah memuliakan kita semua dengan Islam, dan
memuliakan kita dengan iman, serta mengasihi kita dengan mengutus Nabi-Nya
kepada kita, yang menunjuki kita dari kesesatan, dan menyatukan kita dari
perpecahan, melunakkan hati kita, menolong kita dari musuh-musuh kita,
menempatkan kita dalam sebuah negeri, serta menjadikan kita saling bersaudara
dan saling mencintai.
Maka pujilah
Allah atas segala nikmat tersebut, mintalah tambahan kepada-Nya, dan syukurilah
itu semua. Sesungguhnya Allah telah menepati janji-Nya dengan menolong kalian
dari orang-orang yang menyelisihi kalian.
Jangan
berbuat maksiat dan kufur terhadap nikmat (yang Allah berikan padamu). Karena
ketika suatu kaum itu kufur terhadap nikmat, maka Allah akan mencabut kemuliaan
(kewibawaan) dari mereka dan menjadikan musuh mereka menguasai mereka.”
Tegukan
Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam Kitab Al-Aqdul Farid, IV/59.
Di sini Sayidina Umar bin Khaththab ra memberikan nasihat kepada kita agar
senantiasa bersyukur atas nikmat yang Dia anugerahkan pada kita. Nikmat Allah
itu sesungguhnya tidak hanya berupa harta, kekayaan, dan kedudukan. Nikmat
Allah jauh lebih luas daripada itu. Sayidina Umar ra
memberikan kepada kita beberapa di antara sekian banyak bentuk nikmat Allah.
Islam yang kita anut, Nabi Muhammad Saw yang diutus untuk kita, selamatnya kita
dari kesesatan dan perpecahan, lembutnya hati, pertolongan Allah pada kita saat
berhadapan dengan musuh-musuh kita, dan terjalinnya persaudaran dan sikap
saling mencintai di antara kita; semuanya adalah bentuk-bentuk nikmat yang
diberikan oleh Allah Ta’ala.
Begitu
luasnya nikmat Allah sehingga tidak layak bagi kita untuk membatasinya hanya
dengan harta, kekayaan dan kedudukan. Sebagian besar manusia tidak mampu
mensyukuri nikmat Allah karena ia tak mengenal nikmat-nikmat itu. Ia hanya bisa
menikmatinya tanpa menyadari bahwa yang dinikmatinya itu merupakan nikmat dari Allah.
Nikmat sesungguhnya bentuk ungkapan kasih sayang Allah pada kita. Orang yang
mensyukuti nikmat Allah berarti menghargai dan membalas kasih sayang-Nya itu,
sehingga Dia akan menambah lagi nikmat itu padanya. Di sisi lain, orang yang
kufur terhadap nikmat Allah berarti tidak menghargai dan tidak membalas kasih
sayang-Nya, maka layaklah bagi Allah untuk murka padanya dengan menimpakan azab
yang sangat pedih.
Sayidina Umar ra berpesan pada kita agar selalu bersyukur kepada Allah atas
segala limpahan nikmat-Nya. Jangan sekali-kali menjadi manusia yang kufur
nikmat. Jika seseorang kufur nikmat, menurut Sayidina Umar ra, maka Allah akan mencabut kewibawaan dari kehidupannya,
sehingga musuhnya akan menguasai dirinya. Ketahuilah, bahwa musuh yang paling
nyata bagi manusia adalah setan. Apabila seorang manusia telah mengingkari
nikmat Allah, maka setan akan menguasainya, sehingga ia menyangka bahwa segala
yang ada dalam kehidupannya merupakan hasil jerih payahnya sendiri.
Kesuksesannya akan dia anggap sebagai hasil perjuangannya, dan Tuhan tak
memiliki andil apa pun dalam kesuksesan itu. Sungguh, kenyataan yang demikian
itu akibat setan telah menguasainya.
Perhatikanlah
bagaimana Fir’aun dan Qarun telah dikuasai setan akibat ketidakmampuan mereka
mensyukuri nikmat Allah. Akibatnya, mereka tergelincir
ke dalam sikap dan perbuatan yang sangat dimurkai Allah Ta’ala. Nah, jika Anda
ingin ditolong oleh Allah saat berhadapan dengan musuh manusia yang paling
nyata itu, selalulah bersyukur pada-Nya dan jangan mengingkari-Nya.
0 comments:
Post a Comment