فَتَأَمَّلْ أَيُّهَا الرَّاغِبُ فِي
الْعِلْمِ هَذِهِ الْخِصَالَ. وَاعْلَمْ: أَنَّ أَعْظَمَ اْلاَسْبَابِ فِيْ
رُسُوْخِ هَذِهِ الْخَبَائِثِ فِي الْقَلْبِ: طَلَبُ الْعِلْمِ لِأَجْلْ
الْمُبَاهَاةِ وَالْمُنَافَسَةِ، فَالْعَامِيُّ بِمَعْزِلٍ عَنْ اَكْثَرِ هَذِهِ
الْخِصَالِ،وَالْمُتَفَقِّهُ مُسْتَهْدَفٌ لَهَا، وَهُوَ مُتَعَرِّضٌ لِلْهَلاَكِ
بِسَبَبِهَا
Wahai orang yang mencintai ilmu, renungkanlah segala hal
yang disebutkan dalam hadits tersebut. Ketahuilah, bahwa penyebab terbesar
tertanamnya berbagai macam penyakit kotor (yang telah diuraikan sebelumnya) di
dalam hati adalah mencari ilmu namun tujuannya untuk berbangga-bangga diri dan
persaingan (antara satu dengan yang lain). Maka kalangan awam biasanya justru
terhindar dari hal-hal ini. Sedangkan kalangan ahli ilmu, biasanya merekalah
yang banyak terjangkit penyakit-penyakit ini, dan akibatnya mereka menjadi
golongan yang lebih dekat kepada kehancuran karena berbagai penyakit tersebut.
فَانْظُرْ آيَّ أُمُوْرِكَ أَهَمُّ؟
أَتَتَعَلَّمُ كَيْفِيَّةَ الْحَذَرِ مِنْ هَذِهِ الْمُهْلِكَاتِ، وَتَشْتَغِلُ
بِإِصْلاَحِ قَلْبِكَ وَعِمَارَةِ آخِرَتِكَ؛ أَمْ الأَهَمُّ أَنْ تَخُوْضَ مَعَ
الْخَائِضِيْنَ، فَتَطْلُبَ مِنَ الْعِلْمِ مَا هُوَ سَبَبُ زِيَادَةِ الْكِبْرِ، وَالرِّيَاءِ
وَالْحَسَدِ، وَالْعُجْبِ، حَتَّى تَهْلَكَ مَعَ الْهَالِكِيْنَ؟
Perhatikanlah, mana urusan yang lebih penting untuk
dirimu? Mempelajari ilmu yang menunjukkan kepadamu bagaimana cara menyelamatkan
diri dari hal-hal yang menghancurkan ini dan menyibukkan diri memperbaiki
hatimu serta menumbuhsuburkan amal akhiratmu ataukah engkau lebih memilih untuk
tenggelam bersama orang-orang yang tenggelam dalam perbincangan yang tidak
mengandung manfaat, yakni pembahasan di dalam ilmu-ilmu yang akan menyebabkan
bertambahnya sifat sombong, riya’ hasad dan ujub di dalam dirimu, hingga
kemudian engkau menjadi binasa bersama orang-orang yang binasa?
وَاعْلَمْ: أَنَّ هَذِهِ الْخِصَالَ
الثَّلاَثَ مِنْ أُمَّهَاتِ خَبَائِثِ الْقَلْبِ، وَلَهَا مَغْرِسٌ وَاحِدٌ، وَهُوَ
حُبُّ الدُّنْيَا، وَلِذَلِكَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ
Ketahuilah, bahwa ketiga sifat di atas (sombong, riya’
hasad, ujub) merupakan biang penyakit hati, dan ketiganya muncul dari satu akar,
yakni penyakit cinta dunia. Itulah sebabnya Nabi SAW bersabda: “Cinta dunia
adalah sumber segala keburukan.”[1]
وَمَعَ هَذَا فَالدُّنْيَا مَزْرَعَةٌ
لِلآخِرَةِ، فَمَنْ أَخَذَ مِنَ الدُّنْيَا بِقَدَرِ الضَّرُوْرَةِ لِيَسْتَعِيْنَ
بِهَا عَلَى اْلآخِرَةِ، فَالدُّنْيَا مَزْرَعَتُهُ؛ وَمَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا
لِيَتَنَعَّمَ بِهَا، فَالدُّنْيَا مَهْلَكَتْهُ
Namun demikian, dunia tetaplah menjadi ladang bagi
akhirat. Barangsiapa yang mengambil dunia sebatas yang ia butuhkan untuk
menunjang tercapainya kebahagiaan akhirat, maka dunia menjadi ladang bagi
kehidupan akhiratnya. Sebaliknya, barangsiapa yang mengharapkan dunia agar ia
dapat menikmati dan bersenang-senang dengannya, maka dunia akan menjadi tempat
yang membinasakan baginya.
فَهَذِهِ نُبْذَةٌ يَسِيْرَةٌ مِنْ
ظَاهِرِ عِلْمِ التَّقْوَى، وَهِيَ بِدَايَةُ الْهِدَايَةِ، فَإِنْ جَرَّبْتَ
بِهَا نَفْسَكَ وَطَاوَعَتْكَ عَلَيْهَا، فَعَلَيْكَ بِكِتَابِ إِحْيَاءِ عُلُوْمِ
الدِّيْنِ، لِتَعْرِفَ كَيْفِيَّةَ الْوُصُوْلِ إِلَى بَاطِنِ التَّقْوَى
Inilah sepercik penjelasan tentang ilmu takwa zhahir, dan
ia merupakan permulaan lahirnya hidayah (bidayatul hidayah). Apabila
engkau menguji nafsumu dengannya, kemudian ia patuh untuk mengamalkannya, maka
hendaklah engkau merujuk dan mempelajari kitab Ihya’ ‘Ulumiddin, agar
engkau mengetahui cara-cara yang akan membuatmu sampai kepada takwa batin.
فَإِذَا عَمَّرْتَ بِالتَّقْوَى
بَاطِنَ قَلْبِكَ، فَعِنْدَ ذَلِكَ تَرْتَفِعُ الْحُجُبُ بَيْنَكَ وَبَيْنَ
رَبِّكَ، وَتَنْكَشِفُ لَكَ أَنْوَارُ الْمَعَارِفِ، وَتَتَفَجَّرُ مِنْ قَلْبِكَ
يَنَابِيْعُ الْحِكَمِ، وَتَتَّضِحُ لَكَ أَسْرَارُ الْمُلْكِ وَالْمَلَكُوْتِ،
وَيَتَيَسَّرُ لَكَ مِنَ الْعُلُوْمِ مَا تَسْتَحْقِرُ بِهِ هَذِهِ الْعُلُوْمَ
الْمُحْدَثَةَ، الَّتِيْ لَمْ يَكُنْ لَهَا ذِكْرٌ فِيْ زَمَنِ الصَّحَابَةِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَالتَّابِعِيْنَ
Apabila (batin) hatimu telah dihuni oleh ketakwaan kepada
Allah SWT, maka akan tersingkap semua hijab yang menghalangi antara dirimu
dengan Tuhanmu, akan terpancar bagimu berbagai cahaya ma’rifat, akan mengalir
dari hatimu berbagai mata air kebijaksanaan, akan tampak jelas bagimu segala
rahasia yang ada di alam lahir dan alam batin, dan akan mudah bagimu memahami
semua ilmu sehingga engkau tak membutuhkan lagi berbagai ilmu baru yang tidak
pernah disebut-sebut pada zaman shabat dan tabi’ini radhiyallahu ‘anhum.
وَإِنْ كُنْتَ تَطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ
الْقِيْلِ وَالْقَالِ، وَالْمِرَاءِ وَالْجِدَالِ، فَمَا أَعْظَمَ مُصِيْبَتَكَ،
وَمَا أَطْوَلَ تَعَبَكَ، وَمَا أَعْظَمَ حِرْمَانَكَ وَخُسْرَانَكَ
Jika engkau mencari ilmu dengan cerita bualan, atau
dengan berdebat dan berbantahan, maka sungguh besar musibah yang menimpa
dirimu, betapa sangat lama kelelahan yang menghampirimu, sungguh besar
keterhalanganmu dari kebaikan, dan betapa berat kerugian yang akan menimpa
dirimu.
فَاعْمَلْ مَا شِئْتَ! فَإِنَّ
الدُّيْنَا الَّتِيْ تَطْلُبُهَا بِالدِّيْنِ لاَ تَسْلَمُ لَكَ، وَاْلآخِرَةُ
تُسْلَبُ مِنْكَ؛ فَمَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا بِالدِّيْنِ خَسِرَهُمَا جَمِيْعًا،
وَمَنْ تَرَكَ الدُّنْيَا لِلدِّيْنِ رَبِحَهُمَا جَمِيْعًا
Berbuatlah sekehendak hatimu! Namun ingatlah bahwa sikapmu
yang mencari kenikmatan dunia dengan memperalat agama tidak akan memberi
keselamatan bagi dirimu, bahkan akhirat akan dicabut darimu. Karena,
barangsiapa yang mencari dunia dengan menggadaikan agama, maka ia akan
mengalami dua kerugiaan sekaligus, dunia – akhirat. Sedangkan siapa pun yang
meninggalkan dunia demi agama (kebahagiaan akhirat), maka ia akan memperoleh
dua keberuntungan sekaligus, dunia – akhirat.
فَهَذِهِ جُمَلُ الْهِدَايَةِ إِلَى
بِدَايَةِ الطَّرِيْقِ فِيْ مُعَامَلَتِكَ مَعَ اللهِ تَعَالَى بِأَدَاءِ
أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ
Semua hal yang telah dijelaskan di sini adalah gambaran
umum hidayah untuk merintis jalan menuju mu’amalah-mu dengan Allah
Ta’ala, dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
وَأُشِيْرُ عَلَيْكَ اْلآنَ بِجُمَلٍ
مِنَ اْلآدَابِ لِتُؤَاخِذَ نَفْسَكَ بِهَا فِيْ مُخَالَطَتِكَ مَعَ عِبَاد اللهِ
تَعَالَى وَصُحْبَتِكَ مَعَهُمْ فِي الدُّنْيَا
Berikut akan kujelaskan padamu berbagai adab yang harus
engkau terapkan saat bergaul dan berteman dengan para hamba Allah di kehidupan
dunia ini.
0 comments:
Post a Comment