الْقِسْمُ الثَّالِثُ: الْقَوْلُ فِيْ
آدَابِ الصُّحْبَةِ وَالْمُعَاشَرَةِ مَعَ الْخَالِقِ عَزَّ وَجَلَّ وَمَعَ
الْخَلْقِ
Bagian Ketiga: Penjelasan tentang Beradab kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan
Adab Bergaul dengan
Makhluk-Nya
اِعْلَمْ: أَنَّ صَاحِبكَ الَّذِيْ لاَ
يُفَارِقُكَ فِيْ حَضَرِكَ وَسَفَرِكَ وَنَوْمِكَ وَيَقَظَتِكَ، بَلْ فِيْ
حَيَاتِكَ وَمَوْتِكَ، هُوَ رَبُّكَ وَسَيِّدُكَ وَمَوْلاَكَ وَخَالِقكَ،
وَمَهْمَا ذَكَرْتَهُ فَهُوَ جَلِيْسُكَ؛ إِذْ قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَنَا
جَلِيْسُ مَنْ ذَكَرَنِيْ
Ketahuilah bahwa sesungguhnya temanmu yang tidak akan
pernah berpisah denganmu, baik dalam keadaan hadirmu di tempatmu maupun dalam
aktivitas perjalananmu, dalam tidur maupun bangunmu, bahkan dalam hidup maupun
matimu, adalah Rabb-mu, Dzat Yang telah membimbing, memelihara dan
menciptakanmu, Allah SWT. Kapan pun engkau mengingat-Nya, maka Dia hadir
sebagai “teman dudukmu”. Karena Allah telah berfirman di dalam hadits Qudsiy: “Aku
adalah ‘teman duduk’ orang yang sedang mengingat-Ku.”[1]
وَمَهْمَا انْكَسَرَ قَلْبُكَ حَزَنًا
عَلَى تَقْصِيْرِكَ فِيْ حَقِّ دِيْنِكَ، فَهُوَ صَاحِبُكَ وَمُلاَزِمُكَ؛ إِذْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ الْمُنْكَسِرَةِ قُلُوْبُهُمْ مِنْ أَجْلِيْ
Setiap kali perasaan hina dan sedih merasuk ke dalam
hatimu karena memikirkan betapa sedikitnya kewajiban agama yang baru engkau
penuhi, maka ketahuilah sungguh saat itu Dia sedang bersamamu dan sangat dekat
denganmu. Karena Allah SWT telah berfirman di dalam hadits Qudsiy: “Aku
bersama orang-orang yang sedih hatinya karena Aku.”
فَلَوْ عَرَفْتَهُ حَقَّ مَعْرِفَتِهِ،
لاَتَّخَذْتَهُ صَاحِبًا وَتَرَكْتَ النَّاسَ جَانِبًا. فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ
عَلَى ذَلِكَ فِيْ جَمِيْعِ أَوْقَاتِكَ، فَإِيَّاكَ أَنْ تُخَلِّي لَيْلَكَ
وَنَهَارَكَ عَنْ وَقْتٍ تَخْلُوْ فِيْهِ لِمَوْلاَكَ، وَتَتَلَذَّذُ مَعَهُ
بِمُنَاجَاتِكَ لَهُ، وَعِنْدَ ذَلِكَ فَعَلَيْكَ أَنْ تَتَعَلَّمَ آدَابَ
الصُّحْبَةِ مَعَ اللهِ تَعَالَى
Seandainya engkau benar-benar mengenal Allah, niscaya
engkau akan menjadikan-Nya sebagai teman sejatimu dan engkau akan tinggalkan
manusia di belakangmu. Apabila engkau tidak mampu melakukan hal yang demikian
itu dalam seluruh waktumu, maka janganlah engkau mengosongkan malam dan siangmu
dari satu saat untuk menyendiri bersama Allah, yang dengannya engkau akan dapat
menikmati kesyahduan bersama-Nya dengan berbagai munajat yang engkau sampaikan
pada-Nya. Maka untuk itulah engkau harus mempelajari adab-adab ‘berteman dan
bergaul’ dengan Allah SWT.
وَآدَابُهَا: إِطْرَاقُ الرَّأْسِ،
وَغَضُّ الطَّرْفِ، وَجَمْعُ الْهَمِّ، وَدَوَامُ الصَّمْتِ، وَسُكُوْنُ
الْجَوَارِحِ، وَمُبَادَرَةُ اْلأَمْرِ وَاجْتِنَابُ النَّهْيِ، وَقِلَّةُ
اْلاِعْتِرَاضِ عَلَى الْقَدَرِ، وَدَوَامُ الذِّكْرِ، وَمُلاَزَمَةُ الْفِكْرِ،
وَإِيْثَارُ الْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ، وَاْلإِيَاسُ عَنِ الْخَلْقِ،
وَالْخُضُوْعُ تَحْتَ الْهَيْبَةِ وَاْلاِنْكِسَار تَحْتَ الْحَيَاءِ،
وَالسُّكُوْنُ عَنْ حِيَلِ الْكَسْبِ ثِقَةٌ بِالضَّمَانِ، وَالتَّوَكُّلُ عَلَى
فَضْلِ اللهِ تَعَالَى مَعْرِفَةً بِحُسْنِ اْلاِخْتِيَارِ
Berikut ini adalah adab-adab ‘berteman dan bergaul’
dengan Allah SWT: (1) Menundukkah kepala, (2) memejamkan mata, (3) selalu diam
(dari hal-hal yang tidak ada manfaatnya untuk agama dan akhirat), (4)
menenangkan anggota badan, (5) bersegera melakukan segala yang diperintahkan
Allah dan menjauhi larangan-Nya, (6) tidak menolak/menentang segala takdir
Allah, (7) selalu mengingat-Nya (dengan lisan maupun hati), (8) selalu
merenungi ciptaan Allah, (9) mengutamakan yang haq atas yang batil, (10) tidak
menggantungkan harapan kepada makhluk, (11) tunduk di bawah kemuliaan-Nya,
merasa hina dan penuh rasa malu kepada-Nya, (12) bersikap tenang dalam berusaha
karena percaya dengan jaminan-Nya, dan (13) bertawakkal atas anugerah-Nya
dengan meyakini bahwa yang terbaik adalah pilihan dan kehendak-Nya.
وَهَذَا كُلُّهُ يَنْبَغِيْ أَنْ
يَكُوْنَ شِعَارُكَ فِيْ جَمِيْعِ لَيْلِكَ وَنَهَارِكَ؛ فَإِنَّهَا آدَابُ
الصُّحْبَةِ مَعَ صَاحِبٍ لاَ يُفَارِقُكَ، وَالْخَلْقُ كلهم يُفَارِقُوْنَكَ فِيْ
بَعْضِ أَوْقَاتِكَ
Seluruh adab yang telah disebutkan ini hendaklah menjadi
kebiasaan yang engkau lakukan di sepanjang malam dan siangmu. Karena semua itu
merupakan adab-adab berteman dan bergaul dengan ‘teman sejati’ yang tak pernah
berpisah dengamu. Sedangkan makhluk, mereka semua pasti akan berpisah denganmu
di sebagian waktu yang engkau jalani.
[1] Lihat: Syu’abul Iman (680) karya Imam Baihaqi; ad-Dur al-Mantsur (24) karya Imam Suyuthi; dan al-Maqashid al-Hasanah (186) karya Imam Sakhawi.
0 comments:
Post a Comment