Pertanyaan:
Apakah memperbanyak dzikir dengan hitungan yang melebihi ajaran Rasulullah Saw adalah bid'ah atau haram?
Jawaban:
Memperbanyak berdzikir dengan
hitungan yang melebihi sunnah Nabi hukumnya sunnah, bahkan hal tersebut
diperintahkan denga jelas di dalam al-Qur'an. Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. al-Ahzab: 42)
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا
"Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah." (QS. asy-Syu'ara: 227)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ
يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. al-Ahzab: 21)
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
"Laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar." (QS. al-Ahzab: 35).
Bahkan Allah menetapkan sedikit berdzikir kepada-Nya sebagai ciri orang munafik dan mencelanya. Allah Ta'ala berfirman:
Bahkan Allah menetapkan sedikit berdzikir kepada-Nya sebagai ciri orang munafik dan mencelanya. Allah Ta'ala berfirman:
وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
"Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. an-Nisa: 142)
Rasulullah Saw bersabda, "Orang yang menyendiri menjadi pemenang". Para sahabat bertanya, "Siapakah orang yang menyendiri itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah." (HR Ahmad, Muslim, Tirmidzi, Ibn Hibban)
"Basahilah lisanmu dengan berdzikir kepada Allah." (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibn Hibban, dan Hakim)
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR sebanyak seratus kali setiap hari, maka ia mendapat pahala seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dan dihapus seratus keburukan." Hingga beliau bersabda, "Tidak ada seorang yang lebih utama karena apa yang ia bawa kecuali orang yang melakukan lebih banyak daripada itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Semua ayat-ayat dan hadits-hadits di atas menguatkan bahwa tidak ada batasan berdzikir kepada Allah dan syariat membuka peluang berdzikir dan memperbanyak sesukanya. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dengan jumlah banyak melebihi batas yang disebutkan dalam hadits lebih utama daripada orang yang membatasi diri dengan bilangan yang ada di dalamnya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Tidak ada seorang yang lebih utama karena apa yang ia bawa kecuali orang yang melakukan lebih banyak daripada itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Dzikir kepada Allah adalah sunnah, dan memperbanyaknya termasuk memperbanyak perkara sunnah. Berdzikir dapat menghidupkan hati dan meninggalkannya menyebabkan hati menjadi mati.
Dari keterangan di atas, maka diperbolehkan bagi seseorang untuk berdzikir sesuai keinginannya tanpa dibatasi bilangan tertentu, baik ia mengatur dzikirnya sendiri atau diatur oleh seorang guru. Kami memohon kepada Allah agar menghidupkan hati kami dengan selalu berdzikir kepada-Nya. Amin.
Sumber: Al-Bayan Lima Yasyghal al-Adzhan karya Prof. Dr. Ali Jum'ah
Rasulullah Saw bersabda, "Orang yang menyendiri menjadi pemenang". Para sahabat bertanya, "Siapakah orang yang menyendiri itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah." (HR Ahmad, Muslim, Tirmidzi, Ibn Hibban)
"Basahilah lisanmu dengan berdzikir kepada Allah." (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibn Hibban, dan Hakim)
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR sebanyak seratus kali setiap hari, maka ia mendapat pahala seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dan dihapus seratus keburukan." Hingga beliau bersabda, "Tidak ada seorang yang lebih utama karena apa yang ia bawa kecuali orang yang melakukan lebih banyak daripada itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Semua ayat-ayat dan hadits-hadits di atas menguatkan bahwa tidak ada batasan berdzikir kepada Allah dan syariat membuka peluang berdzikir dan memperbanyak sesukanya. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dengan jumlah banyak melebihi batas yang disebutkan dalam hadits lebih utama daripada orang yang membatasi diri dengan bilangan yang ada di dalamnya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Tidak ada seorang yang lebih utama karena apa yang ia bawa kecuali orang yang melakukan lebih banyak daripada itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Dzikir kepada Allah adalah sunnah, dan memperbanyaknya termasuk memperbanyak perkara sunnah. Berdzikir dapat menghidupkan hati dan meninggalkannya menyebabkan hati menjadi mati.
Dari keterangan di atas, maka diperbolehkan bagi seseorang untuk berdzikir sesuai keinginannya tanpa dibatasi bilangan tertentu, baik ia mengatur dzikirnya sendiri atau diatur oleh seorang guru. Kami memohon kepada Allah agar menghidupkan hati kami dengan selalu berdzikir kepada-Nya. Amin.
Sumber: Al-Bayan Lima Yasyghal al-Adzhan karya Prof. Dr. Ali Jum'ah
0 comments:
Post a Comment