Pengertian Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid adalah:
عِلْمُ التَّوْحِيْدِ عِلْمُ يُقْتَدَرُ بِهِ عَلَى اِثْبَاتِ الْعَقَائِدِ الدِّيْنِيَّةِ مِنْ أَدِلَّتِهَا الْيَقِيْنِيَّةِ - تحفة المريد : ٣٨
Suatu ilmu yang karenanya ada kemampuan untuk mengokohkan aqidah-aqidah agama dengan dalil-dalilnya yang pasti. (Al-Bajuri, Tuhfatul Murid, hlm. 38)
Ilmu ini disebut dengan Ilmu Tauhid karena di dalamnya membahas tentang keesaan Allah dan pembuktiannya. Kadangkala ilmu tauhid disebut juga Ilmu Ushuluddin, karena di dalamnya dijelaskan pokok-pokok keyakinan dalam agama Islam. Ilmu ini juga dinamakan Ilmu Kalam, karena di dalamnya menjelaskan dan membuktikan keesaan Tuhan itu memerlukan pembicaraan yang benar.
Pentingnya Belajar Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang sangat penting bagi setiap Muslim. Sebab ilmu ini menyangkut aqidah yang berkaitan dengan Islam. Sedangkan aqidah merupakan pondasi bagi keberagamaan seseorang dan benteng yang kokoh untuk memelihara aqidah Muslim dari setiap ancaman keraguan dan kesesatan.
Kita seringkali mendengar terjadinya berbagai penyimpangan dalam berpikir, berkata dan bertindak. Hal itu terjadi karena jauhnya pemahaman yang benar tentang dasar-dasar aqidah Islam dan masalah-masalah keimanan.
Prinsip-prinsip aqidah dalam Islam dan masalah-masalah keimanan adalah ajaran yang dibawa oleh para rasul sejak dahulu. Hal tersebut harus diyakini oleh setiap orang yang beriman, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُوْنِ - الأنبيا: ٢٥
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang sebenarnya) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (QS. al-Anbiya': 25)
Telah dimaklumi dalam ajaran agama, bahwa semua amal saleh yang dilakukan seseorang dengan penuh ketulusan hanya akan diterima Allah SWT apabila didasari dengan aqidah Islam yang benar yang menjadi bahasan Ilmu Tauhid ini. Karena penyimpangan dari aqidah yang benar berarti penyimpangan dari keimanan yang murni kepada Allah. Dan penyimpangan dari keimanan adalah bentuk kekufuran kepada Allah SWT. Sedangkan Allah SWT tidak akan menerima amal baik yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman, berapapun banyaknya amal yang dia kerjakan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ - البقرة: ٢١٧
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam keadaan tidak beriman, maka mereka itulah yang sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS. al-Baqarah: 217)
Assalamualaikum
ReplyDelete