Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Wednesday, July 25, 2018

Nilai Seseorang Terletak pada Hartanya

Suatu ketika Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah mengucapkan kata:

“Nilai seseorang itu terletak pada hartanya, kemuliaannya terletak pada agamanya, dan harga dirinya terletak pada akhlaknya.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam Kitab Al-Aqdul Farid, II/326.

Perkataan Sayidina Umar bin Khaththab ra ini singkat, namun mengandung makna yang sangat dalam. Kita perlu memahaminya dengan baik, karena jika tidak, kita akan menyimpulkan bahwa harta yang banyak akan menyebabkan seseorang menjadi sosok yang paling bernilai.

Sayidina Umar ra mengatakan bahwa nilai seseorang itu terletak pada hartanya. Yang dimaksud bukanlah jumlah (kuantitas) harta yang dimiliki, melainkan kualitasnya. Bila dikaitkan dengan kepemilikan harta, seseorang akan dinilai baik atau buruk dengan memperhatikan bagaimana cara yang ditempuhnya dalam memperoleh harta dan ke mana ia belanjakan harta itu. Masyarakat akan cenderung menilai seseorang itu baik apabila dalam memperoleh harta dan kekayaan ia lakukan cara-cara yang baik dan menghindar sejauh mungkin dari cara-cara yang diharamkan oleh Allah penggunaannya. 

Penilaian akan jauh semakin baik bila harta yang telah terkumpul itu kemudian ia belanjakan pada hal-hal yang orang banyak bisa merasakan manfaatnya. Kalau harta yang dimilikinya itu hanya ia nikmati sendiri bersama keluarganya, tanpa sedikit pun peduli terhadap orang-orang yang membutuhkan uluran tangan saudaranya, maka nilainya tidaklah baik, meskipun hidupnya bergelimang harta.

Melalui ungkapan ini, Sayidina Umar ra sebenarnya mengingatkan kepada orang-orang yang diberikan Allah kelapangan rezki agar tidak lupa diri dengannya, lalu menganggap keadaan hidup yang berkecukupan itu secara otomatis telah mengangkatnya pada posisi nilai tertinggi dari kebaikan. Ketahuilah, bahwa itu tidak akan kita peroleh, kecuali jika kita mengumpulkan harta dengan cara-cara yang baik dan membelanjakannya di berbagai jalan kebajikan.

Sayidina Umar ra pun berkata bahwa kemuliaan seseorang terletak pada agamanya. Ya, kemuliaan yang dimaksud adalah kemuliaan di dunia dan di akhirat. Kita tidak akan menjadi seorang yang mulia di kedua kehidupan itu jika mengabaikan agama dan menyepelekan nilai-nilai yang terkandung padanya. Agama merupakan kumpulan pedoman hidup yang digariskan oleh Tuhan dan utusan-Nya. Jika Anda mengamalkannya dalam kehidupan Anda, maka Tuhan akan memuliakan Anda, baik di dunia maupun di akhirat. Namun, jika yang Anda lakukan bertentangan dengan pedoman hidup itu, maka Anda akan mendapatkan keadaan sebaliknya, di dunia maupun di akhirat. 

Kemuliaan hakiki adalah kemuliaan yang dianugerahkan Tuhan. Hanya Tuhan yang berhak menentukan siapa di antara kita yang mulia hidupnya. Dan, Tuhan menentukan kemuliaan seseorang berdasarkan pada tingkat pengamalannya terhadap pedoman hidup yang telah ditetapkan-Nya, yakni agama.

“Harga diri seseorang terletak pada akhlaknya,” kata Sayidina Umar ra. Akhlak yang diperlihatkan seseorang mencerminkan harga dirinya. Perhatikanlah, masihkah memiliki harga diri seseorang yang tanpa rasa malu mengambil harta saudaranya dengan cara-cara yang batil? Masihkah memiliki harga diri para koruptor yang tega mengambil uang rakyat demi memuaskan tuntutan nafsunya? Semua orang akan berkata bahwa orang seperti itu telah kehilangan harga dirinya. Satu sifat harga diri yang harus kita perhatikan adalah sekali ia hilang dari kehidupan kita, selamanya kita takkan pernah lagi meraihnya. 

Seseorang dipandang memiliki harga diri jika dalam hidupnya ia memperlihatkan akhlak yang mulia. Akhlak mulia menjauhkan seseorang dari sikap-sikap rendah hasil dorongan hawa nafsu. Tak sulit untuk mengetahui mana akhlak mulia dan mana yang hina. Allah telah anugerahkan pada kita qalbu yang selalu membisikkan kebaikan pada kita. Lakukan segala macam yang bernilai baik, maka akhlak Anda akan baik. Namun jika yang Anda lakukan segala macam keburukan, maka itulah pertanda akhlak buruk telah merasuki Anda. Sekarang tinggal pilih. Keputusan ada di tangan Anda!
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Blog Archive

Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online