Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Monday, July 23, 2018

Ini Akibat Jika Kamu Menyebarkan Berita Buruk di Media Sosial

Ada sebagian orang, terutama dalam media sosial kita hari ini, berperilaku suka membuka aib orang lain. Dia melihat hanya sisi keburukan orang lain dan menutup mata kebaikannya. Padahal orang selalu di antara baik dan buruk. 

Rais Majelis Ilmi Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama mengatakan, menurut Imam Ahman bin Hanbali 9/10 (sembilan per sepuluh) seseorang yang berbudi pekerti baik adalah seseoang yang pura-pura tidak tahu tentang kejelekan orang lain. 

“Karena apa? Karena kalau kita mengatakan kejelekan orang lain, orang yang kita ajak bicara, akan mengembangkan, mengembangkan, akhirnya kotoran melumer,” katanya.  

Sampah-sampah dari keburukan orang lain menjadi konsumsi banyak orang. Kemudian disebar lagi, disebar lagi. Hingga yang terlihat adalah keburukan-keburukan. 

Kiai yang pakar Al-Qur’an itu menceritakan kisah seorang guru dan muridnya. Guru tersebut meminta muridnya untuk membawa sayap-sayap ayam. Terus sang guru meminta muridnya untuk mencopotkan bulu-bulu tersebut. Lalu menebar-nebarkannnya. 

Kemudian sang guru meminta muridnya itu untuk mengumpulkan lagi bulu-bulun tersebut dan merapatkannya lagi pada sayap-sayap ayam itu pada bentuk semula. 

“Wah, enggak bisa, Guru,” jawab muridnya.  

“Makanya, kamu jangan mengumbar menjelek-jelekan orang lain. Kamu bisa enggak apa yang kamu katakan kepada orang lain, kamu ambil lagi? Enggak bisa, kan?” 

Seseorang yang sering membuka aib orang lain, maka ia akan dibuka aibnya oleh orang lain. Kata Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, man satara mukmminan, satarahullah. Barangsiapa yang menutupi aib orang lain, Allah akan menutup aibnya. 

“Perilaku-perilaku seseorang di media sosial, akan dimita pertanggunjawaban di hari kiamat, di antaranya adalah orang yang secara sengaja menjelek-jelekan orang lain. Apalagi atas nama politik,” pungkasnya. 
 
Sumber: NU Online
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Blog Archive

Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online