Banyak orang mengaku cinta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Berbagai kegiatan mereka lakukan untuk menunjukkan cintanya kepada beliau. Dalam setiap doanya, mereka memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar
kelak di akhirat dikumpulkan bersama beliau di surga-Nya. Sayangnya
masih banyak dari mereka tidak mengikuti jejak beliau dalam mencintai
orang-orang miskin. Mereka malah menjauh dari orang-orang lemah itu
karena menganggap tidak selevel.
Sikap
mereka yang seperti itu tidak sejalan dengan apa yang dicontohkan
Rasulullah baik dalam bentuk ucapan maupun tindakan. Dalam salah satu
doanya, beliau memohon kepada Allah agar dikumpulkan bersama orang-orang
miskin. Doa itu adalalah sebagai berikut:
اللهم أحيني مسكينا وأمتني مسكينا واحشرني في زمرة المساكين يوم القيامة
Artinya:
“Ya Allah, hidupkanlah dan matikanlah aku sebagai orang miskin dan
kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin.” (HR: At-Tirmidzi).
Dari
doa tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa Rasulullah menaruh
perhatian besar terhadap orang-orang miskin. Beliau tidak pernah
menjauhi mereka dengan alasan apa pun. Beliau justru suka mendekat
karena mencintai mereka dengan setulus hati. Hal ini sebagaimana
dikisahkan dalam kitab Al-Barzanji, karya Syaikh Ja’far bin Husin bin
Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji, halaman 123, sebagai berikut:
ويحب الفقراء والمساكين ويجلس معهم ويعود مرضاهم ويشيع جنائزهم ولا يحقر فقيرا
Artinya:
“Beliau mencintai fakir miskin, duduk bersama mereka, membesuk mereka
yang sedang sakit, mengiring jenazah mereka, dan tidak pernah menghina
orang fakir.”
Akhlak Rasulullah terhadap
orang-orang miskin tersebut hendaknya membuka kesadaran kita bahwa tidak
selayaknya kita mengaku cinta Rasulullah tetapi pada saat yang sama
kita menjauhi orang-orang yang beliau cintai. Bagaimana bisa kita akan
dikumpulkan bersama Rasulullah sementara kita menjauhi orang-orang yang
beliau sendiri memohon kepada Allah untuk dikumpulkan bersama mereka.
Oleh
karena itu, barangsiapa berharap dikumpulkan bersama Rasulullah kelak
di akhirat, hendaklah mencintai orang-orang miskin dan mau berinteraksi
dengan mereka. Untuk maksud ini memang diperlukan sikap rendah hati atau
tawadhu’ sebagaimana dicontohkan beliau. Anggapan tidak selevel dengan
mereka harus dibuang jauh-jauh sebab hal ini merupakan kesombongan dan
sudah pasti menjadi hambatan untuk berinteraksi dengan mereka.
Orang-orang
miskin memang harus kita dekati dan cintai karena ini adalah sunnah
beliau. Barangsiapa menjauhi sunnah beliau sesungguhnya ia bukan
umatnya. Ungkapan ini sejalan dengan hadits beliau yang diriwayatkan
dari Anas radliallahu anhu:
فمن رغب عن سنتي فليس مني
Artinya: “Maka barang siapa tidak suka dengan sunnahku sungguh ia bukan umatku.”
0 comments:
Post a Comment