SOAL:
Setiap hari
'Asyura atau tanggal sepuluh Muharram, umat Islam banyak melakukan tradisi
Islami yang baik. Apakah hal tersebut ada keterangannya dalam kitab para ulama
yang mu’tabar dan diakui?
JAWAB:
Ya jelas
banyak, antara lain dalam kitab I’anah al-Thalibin karya Sayyid Bakri
Syatha al-Dimyathi, dan penjelasan Syaikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Qudus
al-Makki, ulama Syafi’iyah terkemuka dan pengajar di Masjid al-Haram, dalam
kitabnya Kanz al-Najah wa al-Surur fi al-Ad’iyah al-Ma’tsurah allati Tasyrah
al-Shudur, halaman 82, sebagai berikut:
فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ # بِهَا اثْنَتَانِ
وَلَهَا فَضْلُ نُقِلْ
صُمْ
صَلِّ صِلْ زُرْ عَالِمًا عُدْ وَاكْتَحِلْ # رَأْسَ الْيَتِيْمِ امْسَحْ
تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ
وَسِّعْ
عَلىَ الْعِيَالِ قَلِّمْ ظَفَرَا # وَسُوْرَةَ اْلإِخْلاَصِ قُلْ أَلْفًا تَصِلْ
Pada hari
'Asyura terdapat dua belas amalan yang memiliki keutamaan:
1) Puasa
2)
Memperbanyak ibadah shalat
3)
Shilaturrahmi dengan keluarga dan famili
4) Berziarah
kepada ulama
5) Menjenguk
orang sakit
6) Memakai
celak mata
7) Mengusap
kepala anak yatim
8)
Bersedekah kepada fakir miskin
9) Mandi
10) Membuat
menu makanan keluarga yang istimewa
11) Memotong
kuku
12) Membaca
surah al-Ikhlash 1000 kali.
SOAL:
Maaf, itu
kan keterangan dari ulama muta’akhkhirin, bukan ulama ahli hadits
terdahulu. Kami ingin keterangan dari ulama ahli hadits masa lalu? Karena kami khawatir itu
justru tradisi Syiah, bukan Ahlussunnah wal Jama’ah.
JAWAB:
Justru
menurut ulama ahli hadits terdahulu, tradisi 'Asyura lebih banyak daripada
keterangan di atas. Misalnya seperti yang telah dijelaskan oleh al-Imam
al-Hafizh Ibnu al-Jauzi al-Hanbali, (508-597 H/1114-1201 M), seorang ulama ahli
hadits terkemuka bermadzhab Hanbali, yang menjelaskan dalam kitabnya al-Majalis
sebagai berikut:
اَلْفَائِدَةُ اْلأُوْلَى: يَنْبَغِيْ أَنْ تَغْسِلَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ،
وَقَدْ ذُكِرَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يَخْرِقُ فِيْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ زَمْزَمَ إِلىَ
سَائِرِ الْمِيَاهِ، فَمَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَئِذٍ أَمِنَ مِنَ الْمَرَضِ فِيْ جَمِيْعِ
السَّنَةِ، وَهَذَا لَيْسَ بِحَدِيْثٍ، بَلْ يُرْوَى عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. اْلفَائِدَةُ الثَّانِيَةُ: الصَّدَقَةُ عَلىَ الْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ.
اْلفَائِدَةُ الثَّالِثَةُ: أَنْ يَمْسَحَ رَأْسَ الْيَتِيْمِ. اَلْفَائِدَةُ الرَّابِعَةُ
أَنْ يُفَطِّرَ صَائِمَا. اَلْفَائِدَةُ الْخَامِسَةُ أَنْ يُسْقِيَ الْمَاءَ. اَلْفَائِدَةُ
السَّادِسَةُ أَنْ يَزُوْرَ اْلإِخْوَانَ. اَلْفَائِدَةُ السَّابِعَةُ: أَنْ يَعُوْدَ
الْمَرِيْضَ. اَلْفَائِدَةُ الثَّامِنَةُ أَنْ يُكْرِمَ وَالِدَيْهِ وَيَبُرَّهُمَا.
الْفَائِدَةُ التَّاسِعَةُ أَنْ يَكْظِمَ غَيْظَهُ. اَلْفَائِدَةُ الْعَاشِرَةُ أَنْ
يَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَهُ. اَلْفَائِدَةُ الْحَادِيَةَ عَشَرَةَ: أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ
مِنَ الصَّلاَةِ وَالدُّعَاءِ وَاْلاِسْتِغْفَارِ. اَلْفَائِدَةُ الثَّانِيَةَ عَشَرَةَ
أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ. اَلْفَائِدَةُ الثَّالِثَةَ عَشَرَةَ أَنْ
يُمِيْطَ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ. اَلْفَائِدَةُ الرَّابِعَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُصَافِحَ
إِخْوَانَهُ إِذَا لَقِيَهُمْ. اَلْفَائِدَةُ الْخَامِسَةَ عَشَرَةَ: أَنْ يُكْثِرَ
فِيْهِ مِنْ قِرَاءَةِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ لِمَا رُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِيْ
طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: مَنْ قَرَأَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَلْفَ مَرَّةٍ
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ وَمَنْ نَظَرَ إِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ
أَبَدًا.
Beberapa
faedah amalan soleh pada hari 'Asyura:
1) Mandi
pada hari 'Asyura. Telah disebutkan bahwa Allah SWT membedah komunikasi air
Zamzam dengan seluruh air pada malam 'Asyura. Karena itu, siapa yang mandi pada
hari tersebut, maka akan aman dari penyakit selama
setahun. Ini bukan hadits, akan tetapi diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra.
2)
Bersedekah kepada fakir miskin.
3) Mengusap
kepala anak yatim.
4) Memberi
buka orang yang berpuasa.
5) Memberi
minuman kepada orang lain.
6)
Mengunjungi saudara seagama.
7) Menjenguk
orang sakit.
8)
Memuliakan dan berbakti kepada kedua orangtua.
9) Menahan
amarah dan emosi.
10)
Memaafkan orang yang telah berbuat aniaya.
11)
Memperbanyak ibadah shalat, doa dan istighfar.
12)
Memperbanyak dzikir kepada Allah.
13)
Menyingkirkan apa saja yang mengganggu orang di jalan.
14) Berjabat
tangan dengan orang yang dijumpainya.
15)
Memperbanyak membaca surat al-Ikhlash sampai seribu kali.
Karena atsar yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra, barangsiapa yang
membaca 1000 kali surah al-Ikhlash pada hada hari 'Asyura, maka Allah akan
memandang-Nya. Siapa yang dipandang oleh Allah, maka Dia tidak akan mengazabnya
selamanya. (Al-Hafizh Ibnu al-Jauzi al-Hanbali, kitab al-Majalis
halaman 73-74, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah).
Jadi
tradisi-tradisi tersebut bukan tradisi Syiah. Tetapi murni Islami dan
Ahlussunnah Wal-Jama’ah dan ahli hadits.
SOAL:
Sebagian
masyarakat Nusantara berbagi-bagi bubur pada hari 'Asyura. Apakah hal tersebut
ada dalilnya?
JAWAB:
Ya, berbagi
bubur kepada tetangga itu kan bagian dari sedekah. Jelas ada dalilnya.
Berkaitan dengan tradisi membuat makanan "Bubur Syuro" pada hari
'Asyura ini, ada hadits shahih yang mendasarinya.
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ
اللهُ عَلَيْهِ فِيْ سَنَتِهِ كُلِّهَا. (حديث صحيح، رواه الطبرانى، والبيهقى).
“Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang
menjadikan kaya keluarganya (dalam hal belanja dan makanan) pada hari 'Asyura,
maka Allah akan menjadikannya kaya selama satu tahun tersebut.” (Hadits
shahih riwayat Imam al-Thabarani dan
al-Baihaqi).
Berkaitan dengan hadits tersebut, al-Imam al-Hafizh Ahmad al-Ghumari
menulis kitab khusus tentang keshahihannya berjudul, Hidayah al-Shaghra’
bi-Tashhih Hadits al-Tausi’ah ‘ala al-‘Iyal Yauma ‘Asyura’. Bahkan al-Imam
al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali, murid Syaikh Ibnu Taimiyah, berkata dalam
kitabnya Lathaif al-Ma’arif, sebagai berikut:
وَقَالَ ابْنُ مَنْصُوْرٍ: قُلْتُ لأَحْمَدَ: هَلْ سَمِعْتَ فِي الْحَدِيْثِ:
( مَنْ وَسَّعَ عَلىَ أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ أَوْسَعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ
السَّنَةِ) فَقَالَ: نَعَمْ رَوَاهُ سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ جَعْفَرٍ اْلأَحْمَرِ
عَنْ إِبْرَاهِيْمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنِ الْمُنْتَشِرِ وَ كَانَ مِنْ أَفْضَلِ أَهْلِ
زَمَانِهِ أَنَّهُ بَلَغَهُ: أَنَّهُ مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ
أَوْسَعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ فقَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ: جَرَّبْنَاهُ مُنْذُ
خَمْسِيْنَ سَنَةً أَوْ سِتِّيْنَ سَنَةً فَمَا رَأَيْنَا إِلاَّ خَيْرًا. (الإمام
الحافظ ابن رجب الحنبلي، لطائف المعارف، ص ١٣٧-١٣٨).
“Ibn Manshur berkata,
“Aku berkata kepada Imam Ahmad, “Apakah Anda mendengar hadits, “Barangsiapa
yang menjadikan kaya keluarganya pada hari 'Asyura, maka Allah akan
menjadikannya kaya selama setahun?” Ahmad menjawab, “Ya. Hadits tersebut
diriwayatkan oleh Sufyan bin Uyainah dari Ja’far al-Ahmar, dari Ibrahim bin
Muhammad, dari al-Muntasyir –orang terbaik pada masanya-, bahwa ia menerima
hadits, “Barangsiapa yang menjadikan kaya keluarganya pada hari Asyura, maka
Allah akan menjadikannya kaya selama satu tahun penuh”. Sufyan bin
Uyainah berkata, “Aku telah melakukannya sejak 50 atau 60 tahun, dan selalu
terbukti baik.” (al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif,
hal. 137-138).
Perhatikanlah, ternyata
tradisi sedekah 'Asyura telah berlangsung sejak generasi salaf.
SOAL: Apa tujuan
mengusap kepala anak yatim pada hari 'Asyura?
JAWAB:
Pertanyaan
Anda dijelaskan dalam hadits berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ امْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ
وَأَطْعِمْ الْمِسْكِينَ. (رواه أحمد. قال الحافظ الدمياطي ورجاله رجال الصحيح).
Dari Abu
Hurairah, bahwa seorang laki-laki mengeluhkan hatinya yang keras kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu beliau bersabda: “Usaplah kepala anak yatim,
dan berilah makan orang miskin.” (HR. Ahmad [9018]. Al-Hafizh al-Dimyathi
berkata: “Para perawinya adalah para perasi hadits shahih.” Lihat, al-Hafizh
al-Dimyathi, al-Matjar al-Rabih fi Tsawab al-‘Amal al-Shalih, hlm 259
[1507]).
Simaklah, dalam hadits di atas, mengusap kepala anak yatim dan bersedekah
makanan kepada kaum miskin dapat menjadi obat bagi hati yang
keras.
Wallahu
a’lam.