Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Friday, November 2, 2018

Jangan Khianati Tanggungan Allah

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Salman al-Farisi ra pernah datang menemui Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ra untuk meminta nasihat padanya. Salman ra berkata, “Wahai Khalifah Rasulullah Saw, nasihatilah aku!”

Lalu, Sayidina Abu Bakar ra berkata padanya, “Sesungguhnya Allah telah membukakan dunia bagi kalian, maka janganlah kalian mengambil kecuali yang kalian butuhkan darinya saja. Dan sesungguhnya barangsiapa yang shalat Subuh, maka ia berada dalam tanggungan Allah ‘Azza wa Jalla. Oleh karena itu, janganlah engkau khianati tanggungan Allah sehingga akan membuat-Nya memasukkan dirimu ke dalam siksa neraka.” 

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam Kitab Az-Zuhdu, halaman 137.

Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ra menasehatkan pada kita, bahwa dunia ini telah dibukakan Allah untuk kita. Namun jangan lupa, bahwa terbukanya dunia ini bagi kita mengandung ujian di dalamnya. Akankah kita mengambil seluruh isinya, menikmatinya, lalu melupakan Dia yang telah membukakannya bagi kita. Atau, kita hanya mengambil secukupnya saja dan menjadikannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Nah, Sayidina Abu Bakar ra menganjurkan kita agar mengambil secukupnya saja. Cukup dalam pengertian bisa mempertahankan hidup dengannya dan bisa menunjang pengabdian kita kepada Allah Ta’ala. 

Seseorang mungkin akan bertanya, “Bukankah pengertian cukup itu relatif?” Ya, tentu saja relatif. Namun hanya orang-orang yang memandang relativitas itu sesuai tuntunan nafsunya yang tidak akan mampu merasakan apakah sudah cukup atau masih sangat kurang dunia itu baginya. Sedangkan bagi orang-orang yang ditolong Allah, ia secara pasti bisa merasakan bahwa dunia itu sudah sangat cukup baginya. 

Untuk memahami pengertian tersebut, Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ra mengatakan bahwa orang yang shalat Subuh berada dalam tanggungan Allah ‘Azza wa Jalla. Apa artinya? Shalat Subuh adalah hak Allah yang paling awal yang harus kita penuhi. Ketika kita menunaikan shalat Subuh pada waktunya, berarti kita menyegerakan diri di awal kehidupan kita pagi itu untuk memenuhi apa yang menjadi hak Allah atas kita, maka Allah akan memenuhi hak kita atas-Nya. Dia adalah Dzat yang tidak akan menyia-nyiakan setiap amal yang dipersembahkan untuk-Nya. Dia pasti akan memberikan imbalan atas kebaikan-kebaikan yang kita lakukan, apalagi bila yang kita laksanakan itu adalah sesuatu yang diwajibkan-Nya atas kita.

Salah satu hak kita atas Allah adalah rezki. Karena hanya Allah yang bisa memberi rezki kepada setiap makhluk, maka adalah kewajiban-Nya memberikan rezki itu kepada makhluk. Dalam pengertian ini, Sayidina Abu Bakar ra mengatakan kepada Salman al-Farisi ra (dan kepada kita), bahwa kalau kita shalat Subuh, maka rezki kita pada hari itu berada dalam tanggungan Allah. Karena kita menyegerakan pemenuhan hak Allah atas kita, maka Allah pun akan menyegerakan pemenuhan hak kita atas-Nya, yakni rezki kita. 

Nah, karena rezki kita berada dalam tanggungan Allah, maka janganlah melakukan sesuatu yang menyebabkan Allah memasukkan kita ke dalam neraka. Artinya, janganlah demi memenuhi kebutuhan hidup kita pada hari itu, lalu kita melakukan segala macam cara yang tidak dihalalkan oleh-Nya. Tetaplah Anda berusaha mendapatkan rezki Anda yang telah disebarkan Tuhan di permukaan bumi ini, namun janganlah menggunakan cara-cara yang tidak dikehendaki Tuhan, karena Dia telah menjamin rezki Anda. Jika Anda menggunakan cara-cara yang diharamkan Allah, artinya Anda tidak percaya pada jaminan Tuhan, dan layaklah bila Allah akan memasukkan orang-orang yang berbuat demikian ke dalam siksa neraka. 

Oleh karena itu, janganlah khianati apa yang sudah menjadi tanggungan Allah atas kehidupan kita.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online