Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata:
“Sesungguhnya
Allah mempunyai hamba-hamba yang memusnahkan kebatilan dengan meninggalkannya
dan menghidupkan kebenaran dengan mengamalkannya. Mereka didorong untuk beramal, maka mereka pun giat beramal. Mereka diperingatkan
untuk menjauhi kemaksiatan, maka mereka pun menjauhinya. Mereka takut kepada
azab-Nya dan tidak merasa aman terhadapnya.
Karena
yakin, mereka bisa melihat dengan hatinya apa yang tidak bisa dilihat oleh mata
fisiknya. Mereka mencampur keyakinan dengan campuran yang tidak menodainya,
bahkan menjadikannya semakin murni, yaitu rasa takut kepada murka-Nya. Maka
mereka menjauhi dunia yang akan terputus, demi menggapai akhirat yang kekal.
Bagi mereka,
hidup adalah sebuah kenikmatan dan mati adalah sebuah kemuliaan.”
Tegukan
Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam kitab Hilyatul Auliya’, I/55.
Melalui ungkapan ini, Sayidina Umar ra menjelaskan kepada kita, bahwa di
antara manusia ada hamba-hamba Allah yang mampu melihat dengan mata hatinya
segala sesuatu yang tak mampu dilihat oleh mata fisiknya. Kemampuan
ini tentunya hanya dimiliki oleh orang-orang yang dikehendaki Allah. Ini
merupakan salah satu bentuk anugerah Allah untuk mereka karena sejumlah
keutamaan yang mereka miliki.
Apa
keutamaan mereka itu? Sayidina Umar ra
mengatakan, mereka memusnahkan kebatilan –terutama dari diri mereka—dengan cara
meninggalkannya, lalu menggantinya dengan kebenaran yang mereka hidupkan dengan
cara mengamalkannya di tengah aktivitas sehari-sehari yang mereka jalani.
Mereka selalu merasa takut terhadap azab Allah dan tak pernah merasa aman
darinya, sehingga memaksimalkan usaha mereka untuk tidak melakukan kemaksiatan
terhadap-Nya, baik secara lahir maupun batin.
Ketahuilah,
sesungguhnya orang-orang yang memiliki sifat-sifat ini senantiasa merasa
dipantau oleh Allah dalam setiap ruang dan waktu di mana mereka berada.
Keyakinan ini sangat mendalam pada diri mereka sehingga memunculkan perasaan
malu terhadap Allah. Perasaan malu inilah yang dewasa ini telah hilang dari
kebanyakan manusia. Akibatnya, mereka bersikap sangat berlebihan dalam urusan
dunia dan mengabaikan urusan akhirat. Namun, manusia-manusia yang dibuka Allah
pandangan hatinya takkan berbuat seperti itu, karena mereka diberi Allah
kemampuan untuk melihat hakikat dunia. Itulah sebabnya mereka menjaga jarak dan
menjauh dari dunia. Mereka hanya mengambil dunia dalam jumlah yang sangat
sedikit, hanya sekedar untuk menunjang pengabdian mereka kepada Allah Ta’ala.
Mereka lebih memilih meraih kebahagiaan akhirat yang kekal daripada kemewahan
hidup di dunia yang hanya sebentar. Bagi mereka, kematian adalah jalan menuju
kemuliaan abadi di sisi Allah Yang Maha Kuasa.
Melalui ungkapannya ini, Sayidina Umar bin Khaththab ra sebenarnya
menasihati kita agar mencontoh sikap-sikap para hamba Allah yang bisa melihat
dengan hatinya itu. Bukanlah hal yang mustahil bila kita pun akan bisa seperti mereka.
Asalkan kita berusaha dan memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas, maka atas izin Allah, kita akan sampai pada derajat seperti
yang para hamba Allah tersebut telah gapai. Nah, sekarang pilihan di tangan
Anda. Apakah Anda mau seperti mereka?
0 comments:
Post a Comment