Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Tuesday, November 13, 2018

Hamba Allah yang Bisa Melihat dengan Hatinya

Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata:

“Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang memusnahkan kebatilan dengan meninggalkannya dan menghidupkan kebenaran dengan mengamalkannya. Mereka didorong untuk beramal, maka mereka pun giat beramal. Mereka diperingatkan untuk menjauhi kemaksiatan, maka mereka pun menjauhinya. Mereka takut kepada azab-Nya dan tidak merasa aman terhadapnya.

Karena yakin, mereka bisa melihat dengan hatinya apa yang tidak bisa dilihat oleh mata fisiknya. Mereka mencampur keyakinan dengan campuran yang tidak menodainya, bahkan menjadikannya semakin murni, yaitu rasa takut kepada murka-Nya. Maka mereka menjauhi dunia yang akan terputus, demi menggapai akhirat yang kekal.

Bagi mereka, hidup adalah sebuah kenikmatan dan mati adalah sebuah kemuliaan.”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Hilyatul Auliya’, I/55.

Melalui ungkapan ini, Sayidina Umar ra menjelaskan kepada kita, bahwa di antara manusia ada hamba-hamba Allah yang mampu melihat dengan mata hatinya segala sesuatu yang tak mampu dilihat oleh mata fisiknya. Kemampuan ini tentunya hanya dimiliki oleh orang-orang yang dikehendaki Allah. Ini merupakan salah satu bentuk anugerah Allah untuk mereka karena sejumlah keutamaan yang mereka miliki.

Apa keutamaan mereka itu? Sayidina Umar ra mengatakan, mereka memusnahkan kebatilan –terutama dari diri mereka—dengan cara meninggalkannya, lalu menggantinya dengan kebenaran yang mereka hidupkan dengan cara mengamalkannya di tengah aktivitas sehari-sehari yang mereka jalani. Mereka selalu merasa takut terhadap azab Allah dan tak pernah merasa aman darinya, sehingga memaksimalkan usaha mereka untuk tidak melakukan kemaksiatan terhadap-Nya, baik secara lahir maupun batin.

Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang yang memiliki sifat-sifat ini senantiasa merasa dipantau oleh Allah dalam setiap ruang dan waktu di mana mereka berada. Keyakinan ini sangat mendalam pada diri mereka sehingga memunculkan perasaan malu terhadap Allah. Perasaan malu inilah yang dewasa ini telah hilang dari kebanyakan manusia. Akibatnya, mereka bersikap sangat berlebihan dalam urusan dunia dan mengabaikan urusan akhirat. Namun, manusia-manusia yang dibuka Allah pandangan hatinya takkan berbuat seperti itu, karena mereka diberi Allah kemampuan untuk melihat hakikat dunia. Itulah sebabnya mereka menjaga jarak dan menjauh dari dunia. Mereka hanya mengambil dunia dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekedar untuk menunjang pengabdian mereka kepada Allah Ta’ala. Mereka lebih memilih meraih kebahagiaan akhirat yang kekal daripada kemewahan hidup di dunia yang hanya sebentar. Bagi mereka, kematian adalah jalan menuju kemuliaan abadi di sisi Allah Yang Maha Kuasa.

Melalui ungkapannya ini, Sayidina Umar bin Khaththab ra sebenarnya menasihati kita agar mencontoh sikap-sikap para hamba Allah yang bisa melihat dengan hatinya itu. Bukanlah hal yang mustahil bila kita pun akan bisa seperti mereka. Asalkan kita berusaha dan memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka atas izin Allah, kita akan sampai pada derajat seperti yang para hamba Allah tersebut telah gapai. Nah, sekarang pilihan di tangan Anda. Apakah Anda mau seperti mereka?
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online