Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Wednesday, November 28, 2018

Kalau Bukan Karena Tiga Hal

Disebutkan bahwa Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata:

“Kalau bukan karena tiga hal, maka aku lebih suka bertemu dengan Allah (mati). Kalau bukan karena berjalan di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, kalau bukan demi meletakkan dahiku karena Allah (sujud dan shalat), atau kalau bukan karena bermajelis bersama kaum yang hanya memiliki obrolan yang terbaik, sebagaimana memilih kurma yang terbaik (niscaya aku lebih memilih untuk mati).”

Tegukan Hikmah:
Nasihat ini termaktub dalam kitab Tahdzib Hilyatil Auliya’, I/71.

Tahukah Anda apa yang ingin dinasihatkan Sayidina Umar ra kepada kita lewat ucapannya ini? Beliau ingin katakan kepada kita bahwa kita harus memiliki dasar yang kuat mengapa kita bersedia menjalani kehidupan di dunia ini. Dengan kata lain, Anda harus tahu mengapa Anda bersedia untuk terus bertahan menjalani hidup ini?

Bagi Sayidina Umar bin Khaththab ra ada tiga alasan yang membuatnya lebih memilih hidup daripada mati:

1. Karena ingin tetap berjalan di jalan Allah ‘Azza wa Jalla.
2. Karena ingin tetap shalat dan bersujud di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla.
3. Karena ingin tetap bisa duduk di dalam majelis yang tidak ada sesuatu apa pun yang diperbincangkan di dalamnya selain hal-hal yang membuat manusia semakin dekat dengan Allah ‘Azza wa Jalla.

Setiap orang berhak mengajukan alasannya sendiri-sendiri. Di antara manusia ada yang bertahan hidup demi anak-istrinya, demi harta dan kekayaannya, demi jabatannya, dan sebagainya. Namun, Sayidina Umar ra memberitahukan kepada kita tiga alasan yang jauh lebih mulia daripada alasan-alasan tersebut; yang dengannya layak bagi kita untuk tetap bertahan hidup di dunia ini.

Makna lain yang bisa dipetik dari ungkapan Sayidina Umar ra di atas adalah jika di dunia ini kita tidak mampu untuk tetap berjalan di atas jalan yang diridhai Allah, tidak bersedia untuk sujud di hadapan-Nya, dan tidak pernah hadir di majelis yang di dalamnya diperbincangkan hal-hal yang bisa mendekatkan diri manusia kepada Allah, maka itu artinya kematian jauh lebih baik bagi kita daripada kehidupan. Mengapa demikian? Karena keadaan itu telah menunjukkan dengan sangat jelas bahwa kita jauh dari hal-hal yang diridhai Allah, dan jika kematian tidak segera menghampiri, maka keadaan itu hanya akan semakin menambah catatan dosa kita di sisi Allah Ta’ala.

Oleh karena itu, jika Anda ingin tetap hidup, hiduplah dengan melaksanakan segala sesuatu yang membuat Tuhan ‘tersenyum’ pada Anda. Hanya dengan cara itulah hidup Anda akan menjadi mulia, baik dalam pandangan manusia maupun Tuhan. Kalau Anda mampu melakukannya, maka Anda memang layak untuk hidup.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online