Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Sunday, July 14, 2019

Adab-adab Bergaul dengan Orang Lain (Bagian Kesembilan)

Semua itu adalah sikap-sikap yang harus engkau perlihatkan kepada orang yang jelas-jelas ingin bersahabat denganmu. Lalu, bagaimana mestinya engkau bersikap terhadap orang yang memperlihatkan permusuhan kepadamu?
 
قَالَ الْقَاضِي ابْنُ مَعْرُوْفٍ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى:
Berkata al-Qadhi Ibnu Ma’ruf rahimahullah:
 
فَاحْذَرْ عَدُوَّكَ مَرَّةً ... وَاحْذَرْ صَدِيْقَكَ أَلْفَ مَرَّةٍ
فَلَرُبَّمَا انْقَلَبَ الصَّدِيْقُ ... فَكَانَ اَعْرَفُ بِالْمَضَرَّةِ
“Berhati-hatilah terhadap musuhmu satu kali … namun berhati-hatilah terhadap temanmu seribu kali
“Karena tatkala  temanmu itu berbalik memusuhimu … maka ia akan tahu bagaimana menimpakan mudharat bagimu
 
وَكَذَلِكَ قَالَ ابْنُ تَمَّامٍ:
 Demikian pula Ibnu Tammam, ia berkata:
 
عَدُوُّكَ مِنْ صَدِيْقِكَ مُسْتَفَادٌ ... فَلاَ تَسْتَكْثِرَنَّ مِنَ الصِّحَابِ
فَإِنَّ الدَّاءَ أَكْثَرَ مَا تَرَاهُ ...  يَكُوْنُ مِنَ الطَّعَامِ أَوِ الشَّرَابِ
“Musuhmu kadang-kadang memanfaatkan temanmu …Maka hendaklah engkau tidak memperbanyak teman
“Karena sebagaimana yang engkau lihat kebanyakan penyakit itu …muncul melalui makanan atau minuman
 
وَكُنْ كَمَا قَالَ هِلاَلُ بْنُ الْعَلاَءِ الرَّقِّى:
Jadilah engkau sebagaiman yang dikatakan oleh Hilal bin al-‘Ala’ ar-Raqiy:
 
لَمَّا عَفَوْتُ وَلَمْ أََحْقِدْ عَلَى أَحَدٍ ... أَرَحْتُ نَفْسِى مِنْ هَمِّ الْعَدَاوَاتِ
إِنِّيْ أُحَيِّى عَدُوِّى عِنْدَ رُؤْيَتِهِ ... لِأَدْفَعَ الشَّرَّ عَنىِّ بِالتَّحِيَّاتِ
وَأُظْهِرُ الْبِشْرَ لِلْإِنْسَانِ أَبْغَضُهُ ... كَأَنَّهُ قَدْ مَلاَ قَلْبِى مَسَرَّاتِ
وَلَسْتُ أَسْلَمُ مِمَّنْ لَسْتَ أَعْرِفُهُ ... فَكَيْفَ أَسْلَمُ مِنْ أَهْلِ الْمَوَدَّاتِ
اَلنَّاسُ دَاءٌ دَوَاءُ النَّاسِ تَرْكُهُمُ ... وَفِي الْجَفَاءِ لَهُمْ قَطْعُ اْلأُخُوَّاتِ
فَسَالِمِ النَّاسِ تَسْلَمْ مِنْ غَوَائِلِهِمْ ... وَكُنْ حَرِيْصاً عَلَى كَسْبِ الْتَقِيَّاتِ
وَخَالِقِ النَّاسَ وَاصْبِرْ مَا بُلِيْتَ بِهِمْ ... اَصَمَّ اَبْكَمَ اَعْمَى ذَا تَقِيَّاتِ
“Setiap kali aku memaafkan dan tidak menyimpan dendam pada seseorang … maka jiwaku lega dan terbebas dari bahaya permusuhan
“Sungguh kuberikan penghormatan pada musuhku saat bertemu dengannya … agar dengan penghormatan aku dapat menolak keburukannya terhadapku
“Kuperlihatkan raut wajah gembira saat bertemu dengan orang yang kubenci … seakan-akan hatiku telah dipenuhinya dengan kebahagiaan
“Seringkali aku tidak selamat dari bahaya orang yang tidak kukenal … lalu bagaimana mungkin aku bisa selamat dari keburukan orang-orang yang terlihat mencintaiku
“Manusia adalah penyakit dan obatnya adalah meninggalkan mereka … namun dengan menjauhi mereka akan terputus persaudaraan
“Oleh karena itu, berdamailah dengan manusia, niscaya engkau akan selamat dari keburukan mereka … jadilah engkau orang yang selalu bersemangat mencari suasana damai
 “Pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik dan bersabarlah atas segala ujian yang berasal dari sikap-sikap mereka … bersikaplah laksana seorang yang tuli, bisu dan buta terhadap keburukan mereka dan lazimkan sifat takwa
 
وَكُنْ أَيْضًا كَمَا قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: اِلْقَ صَدِيْقَكَ وَعَدُوَّكَ بِوَجْهِ الرِّضَا، مِنْ غَيْرِ مَذَلَّةٍ لَهُمَا، وَلاَ هَيْبَةٍ مِنْهُمَا، وَتَوَقَّرْ مِنْ غَيْرِ كِبْرٍ، وَتَوَاضَعْ مِنْ غَيْرِ مَذَلَّةٍ
Dan jadilah engkau seperti yang pernah dikatakan oleh sebagian ahli hikmah: “Temuilah temanmu maupun musuhmu dengan wajah yang penuh ridha, namun bukan karena merasa hina di hadapan mereka dan bukan pula karena takut pada mereka. Tampakkan kewibawaan tanpa adanya rasa sombong, dan rendahkan hati tanpa memunculkan kesan hina.”
 
Bersambung...
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online