Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Sunday, April 14, 2019

Shalawat, Mahar Nabi Adam AS untuk Bunda Hawa

Sebelum menciptakan Adam, Allah menciptakan langit, bumi dan seisinya seperti gunung, laut, tumbuhan, hewan, binatang, matahari sebagai sumber panas, bulan sebagai penerang malam, serta bintang-bintang sebagai penghias alam.
 
Langit dan bumi diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa. Sedangkan satu masa di sisi Allah sama dengan satu millenium atau seribu tahun menurut perhitungan manusia.
 
Ketika Allah berkehendak, tanah kering dan lumpur busuk yang sudah dibentuk dengan sebaik-baiknya dan ditiup dengan ruh itu, terciptalah menjadi sesosok makhluk manusia yang memang ditakdirkan sebagai khalifah di muka bumi. Dialah Nabi Adam AS, manusia pertama berkelamin laki-laki. Firman Allah, “Aku akan menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di bumi.”
 
Sebelumnya Allah telah menciptakan dua makhluk lain, yaitu Malaikat yang dibuat dari Nur atau Cahaya. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang tunduk patuh senantiasa berbakti kepada Allah, sama sekali tidak pernah durhaka kepada-Nya.
 
Malaikat tidak mempunyai nafsu, tidak makan dan minum, tidak tidur, tidak pernah melakukan perbuatan dosa, tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, dan mempunyai alam tersendiri, yaitu alam gaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia.
 
Sedangkan jin dan iblis diciptakan dari api yang sangat panas. Ia mempunyai jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Jin ada yang patuh dan ada yang ingkar kepada perintah Allah. Jin yang ingkar dan membangkang kepada perintah Allah itu disebut iblis dan setan.
 
Iblis dan keturunannya adalah makhluk yang sangat durhaka dan jahat. Tidak ada kebaikannya sama sekali. Pekerjaan iblis dan setan adalah menggoda manusia agar tersesat dan jatuh dalam lembah dosa.
 
Kepada kedua makhluk terdahulu itu, Allah memerintahkan agar mereka tunduk kepada Adam dengan bersujud kepadanya. Malaikat mematuhi perintah itu, tetapi iblis menolak.
 
“Aku tidak akan bersujud kepada manusia yang Engkau buat dari tanah kering dan lumpur itu,” kata iblis kepada Allah.
 
“Kau terkutuk dan keluarlah dari surga-Ku,” perintah Allah. Lebih jauh Allah menegaskan, kutukan itu akan berlangsung sampai pada hari Kiamat. Sampai di sini iblis mengajukan permohanan kompensasi. “Wahai Allah, karena Engkau telah memutuskan aku sesat, akan kujadikan kejahatan di muka bumi tampaknya indah bagi manusia, dan akan kusesatkan mereka semua, kecuali hamba-Mu yang sungguh-sungguh taat.”
 
Sebagai manusia pertama, Adam telah menikmati semua fasilitas yang disediakan oleh Allah, kecuali pohon khuldi. Ia harus menjauhinya. Tetapi ternyata ia merasa kesepian, karena hidup sendiri tanpa kawan bermain, mitra bercanda, dan teman bergaul. Maka Allah pun menciptakan makhluk lain yang terbuat dari tulang rusuk Adam sendiri, yang kemudian diberi nama Hawa yang berkelamin perempuan.
 
Rasa sepi dan sedih mebuatnya letih, sehingga ia tertidur pulas di bawah pohon yag teduh. Allah Maha Tahu, Ia mengetahui apa yang tergerak dalam hati Adam, yaitu ingin mempunyai teman. Maka sewaktu Adam tidur, Allah menciptakan manusia lagi yang diambil dari tulang rusuk Adam sendiri. Manusia itu lain jenisnya dengan Adam, ia adalah seorang perempuan yang diberi nama Hawa.
 
Ketika Adam bangun dari tidurnya, ia sangat terkejut. Ia melihat seseorang duduk di sampingnya. Perempuan itu indah, cantik dan mengagumkan.
 
“Siapakah engkau? Mengapa berada di sini?” tanya Adam. Dengan tersenyum manis Hawa menjawab, “Aku adalah Hawa yang diciptakan untuk menjadi teman hidupmu.”
 
Betapa gembiranya hati Adam mendengar jawaban itu. Ia memuji dan bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan keinginannya sehingga ia tidak merasa kesepian lagi. Begitu Adam bertemu dengan Hawa, maka tumbuh di hatinya rasa ingin memuaskan nafsu biologis. Ketika itulah malaikat berkata, “Jangan dulu, hai Adam, sampai engkau mambayar mahar (mas kawin) kepada Hawa.” Adam pun bertanya, “Apakah maharnya?” Malaikat menjawab, “Maharnya adalah engkau harus membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW.”
 
Setelah Adam memenuhi mahar yang dimaksud, dan Malaikat Jibril membacakan khutbah nikah. Lalu Allah menikahkan Adam dan Hawa, disaksikan oleh Malaikat Israfil, Malaikat Mikail dan beberapa Malaikat Muqarrabin.
 
Lengkaplah sepasang manusia penghuni Surga. Keduanya lantas dikawinkan oleh Allah. “Hai Adam, tinggallah engkau dan isterimu di dalam Surga dan nikmati segala yang ada, kecuali pohon ini. (Jika melanggar larangan itu) Nanti kamu akan jadi orang durjana,” firman Allah. Maka Adam dan Hawa pun hidup, berpasangan, bercengkrama dan berbahagia di Surga yang sangat indah.[1]
 
Aduhai….! Dapatkah Anda melihat betapa mulianya bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW? Bukankah begitu jelas hikmah dan keutamaannya? Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Ketika beliau menikah dengan Bunda Hawa tak ada mahar yang beliau berikan selain shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan Bunda Hawa dengan senang hati menerima mahar itu. Padahal peristiwa itu terjadi ratusan, bahkan ribuan tahun sebelum Rasulullah SAW hadir ke dunia ini.
 
Maha Suci Allah yang memuliakan Baginda Nabi, semoga shalawat dan salam terlimpah untuknya dan keluarganya.


[1] Kisah ini dikutip dari www.sufiz.com
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online