Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Thursday, April 18, 2019

Pasal : Menjaga Lisan (2)

فَاحْفَظْ لِسَانَكَ مِنْ ثَمَانِيَةٍ
Oleh karena itu, peliharalah lisanmu dari delapan hal berikut ini:
 
اْلأَوَّلُ: الْكَذِبُ
Pertama: Peliharalah Lisanmu dari Berdusta
 
فَاحْفَظْ مِنْهُ لِسَانَكَ فِي الْجِدِّ وَالْهَزْلِ، وَلاَ تُعَوِّدْ نَفْسَكَ الْكَذِبَ هَزْلاً فَيَدْعُوْكَ إِلَى الْكَذِبِ فِي الْجِدِّ، وَالْكَذِبُ مِنْ أُمَّهَاتِ الْكَبَائِرِ، ثُمَّ إِنَّكَ إِذَا عُرِفْتَ بِذَلِكَ سَقَطَتْ عَدَالَتُكَ، وَالثِّقَةُ بِقَوْلِكَ، وَتَزْدَرِيْكَ اْلأَعْيُنُ وَتَحْتَقِرُكَ
Peliharalah lisanmu dari berdusta, baik saat serius maupun bergurau. Janganlah engkau biasakan dirimu berdusta saat bergurau, karena hal itu akan membuatmu cenderung berdusta saat serius. Berdusta merupakan induk dari dosa-dosa besar. Bila engkau telah dikenal sebagai pendusta maka jatuhlah harga dirimu dan hilanglah kepercayaan orang terhadap ucapanmu, dan semua mata akan menghinakan dan meremehkanmu.
 
وَإِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَعْرِفَ قُبْحَ الْكَذِبِ مِنْ نَفْسِكَ، فَانْظُرْ إِلَى كَذِبِ غَيْرِكَ، وَإِلَى نَفْرَةِ نَفْسِكَ عَنْهُ، وَاسْتِحْقَارِكَ لِصَاحِبِهِ وَاسْتِقْبَاحِكَ لِمَاجَاءَ بِهِ
Apabila engkau ingin mengetahui betapa buruknya kedustaan yang engkau lakukan, maka perhatikanlah kedustaan yang dilakukan temanmu. Perhatikan juga keadaanmu yang menolak (membenci) kedustaan itu, meremehkan temanmu dan membenci apa pun yang datang darinya. 
 
وَكَذَلِكَ فَافْعَلْ فِيْ جَمِيْعِ عُيُوْبِ نَفْسِكَ؛ فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ قُبْحَ عُيُوْبِكَ مِنْ نَفْسِكَ، بَلْ مِنْ غَيْرِكَ، فَمَا اسْتَقْبَحَتَهُ مِنْ غَيْرِكَ يَسْتَقْبِحْهُ غَيْرُكَ مِنْكَ لاَ مَحَالَةَ؛ فَلاَ تَرْضَ لِنَفْسِكَ ذَلِكَ
Demikian pula mestinya yang engkau lakukan terhadap seluruh aib dirimu. Karena sungguh engkau tidak akan mengetahui akibat buruk aibmu dengan dirimu sendiri, namun engkau akan mengetahuinya dari orang lain. Maka, apa pun yang menurutmu buruk dari orang lain, maka pasti orang lain pun akan memandang buruk darimu. Oleh karena itu, hendaklah engkau tidak rela aib-aib semacam itu ada dalam dirimu. 
 
الثَّانِيْ: الْخُلْفُ فِي الْوَعْدِ
Kedua: Peliharalah Lisanmu dari Mengingkari Janji
 
فَإِيَّاكَ أَنْ تَعِدَ بِشَيْءٍ وَلاَ تَفِيَ بِهِ، بَلْ يَنْبَغِيْ أَنْ يَكُوْنَ إِحْسَانُكَ إِلَى النَّاسِ فِعْلاً بلاَ قَوْل، فَإِنِ اضْطَرَرْتَ إِلَى الْوَعْدِ، فَإِيَّاكَ أَنْ تُخْلِفَ إِلاَّ لِعَجْزٍ أَوْ ضَرُوْرَةٍ؛ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ اَمَارَاتِ النِّفَاقِ وَخَبَائِثْ اْلأَخْلاَقِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ فَهُوَ مُنَافِقٌ وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى: مَنْ إِذَا حَدَثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Berhati-hatilah engkau terhadap sesuatu yang engkau janjikan namun tak bisa kau tepati. Adalah lebih baik bagimu bila kebaikanmu terhadap manusia berwujud perbuatan (tindakan langsung), tanpa ucapan janji. Namun bila memang harus berjanji, maka berhati-hatilah jangan sampai engkau tidak menepatinya, kecuali engkau tidak memiliki kemampuan memenuhinya atau keadaan terpaksa. Karena mengingkari janji merupakan sebagian dari tanda kemunafikan dan suatu akhlak yang sangat buruk. Nabi SAW bersabda: “Tiga hal yang apabila ada dalam diri seseorang maka ia adalah seorang munafik sekalipun ia puasa dan menunaikan shalat: apabila berkata, ia berdusta, bila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya, ia berkhianat.”[1]


[1] HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkannya dari Abu Hurairah ra. 
 
 
Menjaga lisan bagian pertama, silakan baca: di sini
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online