Sayidina Ali
bin Abu Thalib ra pernah berkata:
“Aku
berwasiat kepada para hamba Allah agar bertakwa kepada-Nya, karena takwa adalah
benteng dari segala kesesatan dan jalan menuju keselamatan. Seakan-akan kalian
adalah badan yang telah kehilangan ruhnya dan berada dalam kubur. Dan
sekali-kali tidaklah bertambah satu hari dari waktu hidupnya di dunia, kecuali
berkurang satu hari umurnya. Duniamu tidak lain hanyalah tempat berteduh, atau
tempat musafir menambah bekal.
Dan aku
peringatkan kalian dengan paggilan Yang Maha Kuasa dan Maha Pemaksa terhadap
hamba-Nya. Hari di mana akan musnah segala yang masih tersisa. Rumah-rumah akan
ditinggalkan oleh para penghuninya, sedangkan anak-anaknya akan menjadi yatim.
Kemudian ia akan dimasukkan ke dalam lubang, pipinya berdebu, tanpa bantal dan
tanpa alas.”
Tegukan
Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam kitab Al-Aqdul Farid, 4/65.
Takwa adalah
benteng dari segala kesesatan dan jalan menuju keselamatan. Itulah inti nasihat
dari Sayidina Ali bin Abu Thalib ra ini. Ketahuilah, tidak ada benteng yang
lebih kokoh dari takwa yang dapat menyelamatkan manusia dari kesesatan.
Kesesatan selalu saja berusaha menjerumuskan setiap manusia. Ia datang dengan
berbagai macam bentuk yang setiap saat bisa berubah-ubah. Berhati-hatilah
terhadapnya.
Jika Anda
ingin selamat dari ‘serangan’ kesesatan, yang harus Anda lakukan adalah
senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala, di mana pun dan dalam keadaan apa pun.
Jika Anda benar-benar bertakwa kepada Allah, niscaya Anda akan selalu berjalan
di atas petunjuk Tuhan, dan itu pasti akan memberikan keselamatan bagi Anda, di
dunia dan di akhirat.
Lalu,
bagaimana caranya agar kita bisa menjadi manusia yang bertakwa?
Sayidina Ali
ra memberikan jawabannya pada kita. Kata beliau, sadarilah bahwa kita akan
segera berpindah dari dunia ini ke alam barzah. Sesungguhnya saat perpindahan
itu sudah dekat. Setiap hari yang kita lalui pada hakikatnya semakin
mendekatkan kita pada saat itu. Satu hari yang kita lalui di dunia ini telah
mengurangi satu hari jatah kehidupan kita. Begitulah seterusnya hingga kematian
datang menghampiri. Begitu singkatnya waktu kehidupan di dunia ini, maka isilah
ia dengan berbuat kebaikan. Laksana seorang musafir yang sedang singgah di
suatu tempat untuk menambah bekal perjalanannya. Bila tiba waktunya ia akan
segera pergi dari tempat itu menuju tujuan yang sesungguhnya.
Hal lain
yang harus kita sadari adalah bahwa Allah merupakan Dzat Yang Maha Memaksa.
Jika Dia berkehendak maka kehendak-Nya itu pasti akan berlaku. Tidak ada
seorang pun di antara para hamba ini yang kuasa untuk menolaknya. Pemaksaan
Allah yang benar-benar sangat dekat waktu pelaksanaannya dengan kita adalah
kematian. Bila kematian tiba, segala yang kita usahakan di masa hidup akan kita
tinggalkan. Sang istri akan menjadi janda dan anak-anak akan menjadi yatim.
Renungkanlah keadaan itu. Semoga ia menjadi jalan bagi kita untuk lebih
bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
0 comments:
Post a Comment