Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berkata:
“Hal yang
paling aku takutkan menimpa umat ini adalah adanya orang yang hanya pintar
bicara, namun tidak mengenal hatinya.”
Tegukan
Hikmah:
Nasihat ini
termaktub dalam kitab Tanbihul Mughtarin, halaman 16.
Apa yang
ditakutkan Sayidina Umar bin
Khaththab ra ini sebenarnya sudah terjadi. Perhatikanlah sekeliling Anda
niscaya Anda akan menemukan orang-orang yang dimaksud oleh Sayidina Umar ra. Mereka adalah orang-orang yang pandai berkata-kata.
Dengan kata-kata, mereka mampu menghipnotis banyak orang, menyentuh perasaan,
dan memukau siapa pun yang mendengarkannya. Namun sayang, ucapan yang mereka
sampaikan tidak bersesuaian dengan apa yang tersembunyi di dalam hatinya.
Orang yang
pandai berbicara, namun tak mengenal hatinya, maka nasihat-nasihat baik yang
mengalir dari lisannya takkan menambah kebaikan sedikit pun pada dirinya. Itu
terjadi karena kebaikan yang ia bicarakan hanya ada di mulutnya, bukan di
hatinya. Kalau ia menyampaikan ayat-ayat al-Qur’an maupun hadist-hadist
Rasulullah, maka keduanya itu hanya sampai di tenggorokannya, tak pernah
mengalir hingga ke relung kalbunya. Orang seperti ini ‘menipu’ orang lain dan
menipu dirinya sendiri.
Dikatakan ia
menipu orang lain karena pada ucapannya ia menganjurkan kebaikan, namun ia
sendiri tak melakukannya. Dikatakan ia menipu dirinya sendiri karena ia akan
selalu menyangka bahwa dirinya memiliki kepribadian sempurna. Menurutnya
kesempurnaan kepribadiannya itu terbukti pada kemampuannya berbicara tentang
kebaikan. Namun sayang, ia lupa bahwa kebaikan itu tak sampai di hatinya.
Inilah salah seorang kaum yang tertipu.
Melalui
ucapannya ini, Sayidina Umar ra
menasihati kita agar jangan sampai menjadi manusia yang hanya pandai berbicara,
namun sama sekali tak mengenal keadaan hati. Berusahalah semaksimal mungkin
menyelaraskan antara niat di hati, ucapan di lisan, dan perbuatan yang tampak,
karena keselarasan itu merupakan cerminan sempurnanya iman yang ada di dalam
diri seseorang.
0 comments:
Post a Comment