Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Sunday, June 23, 2019

Adab-adab Bergaul dengan Orang Lain (Bagian Keempat)

وَالنَّاسُ ثَلاَثَةٌ: أَحَدُهُمْ، مَثَلُهُ مَثَلُ الْغِذَاءِ، لاَ يُسْتَغْنَى عَنْهُ. وَاْلآخَرُ، مَثَلُهُ مَثَلُ الدَّوَاءِ، يُحْتَاجُ إِلَيْهِ فِيْ وَقْتٍ دُوْنَ وَقْتٍ. وَالثَّالِثُ، مَثَلُهُ مَثَلُ الدَّاءِ، لاَ يُحْتَاجُ إِلَيْهِ قَطُّ
Ada 3 macam bentuk perumpamaan manusia: (1) Manusia yang perumpamaannya seperti makanan pokok. Keberadaan mereka selalu dibutuhkan. (Mereka adalah para ulama dan orang-orang shalih). (2) Manusia yang perumpamaannya seperti obat. Keberadaannya ada kalanya dibutuhkan dan ada kalanya tidak. (3) Manusia yang perumpamaannya seperti penyakit. Keberadaannya sama sekali tidak dibutuhkan. 

وَلَكِنَّ الْعَبْدَ قَدْ يُبْتَلَى بِهِ، وَهُوَ الَّذِيْ لاَ أُنْسَ فِيْهِ وَلاَ نَفْعَ؛ فَتَجِبُ مُدَارَاتُهُ إِلَى الْخَلاَصِ مِنْهُ، وَفِيْ مُشَاهَدَتِهِ فَائِدَةٌ عَظِيْمَةٌ إِنْ وُفِّقْتَ لَهَا، وَهُوَ أَنْ تُشَاهِدَ مِنْ خَبَائِثِ أَحْوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ مَا تَسْتَقْبِحَهُ فَتَجْتَنِبَهُ؛ فَالسَّعِيْدُ مَنْ وُعِظَ بِغَيْرِهِ، وَالْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ
Namun demikian setiap hamba akan diuji oleh Allah dengan keberadaan manusia tipe ketiga ini, yakni orang yang apabila bergaul dengannya tidak akan memperoleh keramahan maupun manfaat darinya. Maka sudah semestinya engkau menjauh darinya agar selamat dari keburukan sifatnya. Namun memperhatikan manusia tipe ketiga ini mengandung manfaat yang besar apabila engkau mendapat limpahan taufik dari-Nya. Dengan memperhatikan keburukan sifat dan perilakunya, maka engkau mengetahui  hal-hal yang buruk darinya dan engkau pun bisa menghindarinya. Orang yang beruntung adalah orang yang dapat mengambil pelajaran dari orang lain. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. 

وَقِيْلَ لِعِيْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ: مَنْ أَدَّبَكَ؟ فَقَالَ: مَا أَدَّبَنِيْ أَحَدٌ، وَلَكِنْ رَأَيْتُ جَهْلَ الْجَاهِلِ فَاجْتَنَبْتُهُ. وَلَقَدْ صَدَقَ - عَلَى نَبِيِّنَا وَعَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ - فَلَوِ اجْتَنَبَ النَّاسُ مَا يَكْرَهُوْنَهُ مِنْ غَيْرِهِمْ لَكَمُلَتْ آدَابُهُمْ وَاسْتَغْنَوْا عَنِ الْمُؤَدِّبِيْنَ
Ditanyakan kepada Nabi Isa AS: “Siapakah yang mengajarkan padamu tentang adab?” Beliau menjawab: “Tidak seorang pun yang mengajariku tentang adab, namun aku melihat perilaku bodoh dari orang yang bodoh, maka aku menjauhinya. Sungguh benar apa yang beliau ucapkan itu –sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Nabi kita, Muhammad SAW—bahwa sekiranya manusia menjauhi segala hal yang dibencinya dari orang lain, niscaya sempurnalah adab-adab mereka dan tidak diperlukan lagi adanya para pembimbing yang mengajarkan tentang adab.

Bersambung...
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online