الرَّابِعَةُ: لاَتَصْحَبْ
حَرِيْصًا عَلَى الدُّنْيَا: فَصُحْبَةُ الْحَرِيْصِ عَلَى الدُّنْيَا سُمٌّ
قَاتِلٌ؛ لأَنَّ الطِّبَاعَ مَجْبُوْلَةٌ عَلَى التَّشَبُّهِ وَاْلاِقْتِدَاءِ،
بَلِ الطَّبْعُ يُسْرَقُ مِنَ الطَّبْعِ مِنْ حَيْثُ لاَ يَدْرِيْ، فَمُجَالَسَةُ الْحَرِيْصِ
تَزِيْدُ فِيْ حِرْصِكَ، وَمُجَالَسَةُ الزَّاهِدِيْنَ تَزِيْدُ فِيْ زُهْدِكَ
4. Hendaklah engkau tidak bersahabat dengan orang yang rakus/tamak
terhadap dunia, karena bersahabat dengan orang yang rakus/tamak terhadap dunia
adalah racun yang mematikan. Hal itu dikarenakan tabiat tumbuh dari
kecenderungan manusia yang suka meniru dan mengikuti, bahkan tabiat itu dapat
saling menjangkiti tanpa disadari. Oleh karena itu, apabila engkau bergaul
dengan orang yang rakus/tamak terhadap dunia, maka hal itu akan dapat menambah
kerakusan/ketamakanmu terhadap dunia. Sedangkan bila engkau bergaul dengan
orang-orang yang zuhud, maka hal itu akan menambah sikap zuhudmu.
الْخَامِسَةُ: الصِّدْقُ:
فَلاَ تَصْحَبْ كَذَّابًا، فَإِنَّكَ مِنْهُ عَلَى غُرُوْرٍ، فَإِنَّهُ مِثْلُ
السَّرَابِ، يُقَرِّبُ مِنْكَ الْبَعِيْدَ، وَيُبْعِدُ مِنْكَ الْقَرِيْبَ
5. Kejujurannya. Janganlah bersahabat dengan seorang pendusta, karena
engkau akan tertipu olehnya. Sesungguhnya keadaannya seperti fatamorgana, yang
mendekatkan padamu sesuatu yang jauh, dan menjauhkan darimu sesuatu yang dekat.
وَلَعَلَّكَ تَعْدَمُ
اجْتِمَاعَ هَذِهِ الْخِصَالِ فِيْ سُكَّانِ الْمَدَارِسِ وَالْمَسَاجِدِ،
فَعَلَيْكَ بِأَحَدِ أَمْرَيْنِ: إِمَّا الْعُزْلَةُ وَاْلانْفِرَادُ؛ فَفِيْهَا
سَلاَمَتُكَ. وَإِمَّا أَنْ تَكُوْنَ مُخَالَطَتُكَ مَعَ شُرَكَائِكَ بِقَدْرِ
خِصَالِهِمْ
Apabila engkau tidak menemukan semua sifat
dan karakter tersebut pada diri orang-orang yang memenuhi sekolah-sekolah dan
masjid-masjid, maka seyogyanya engkau memilih satu di antara dua hal berikut: pertama,
mengasingkan diri (dari pergaulan) dan menyendiri (agar dapat beribadah
kepada Allah). Dengan cara ini engkau akan menemukan keselamatan. Kedua,
bergaul dengan mereka sekedarnya saja, sesuai dengan keadaan sifat dan karakter
masing-masing mereka.
بِأَنْ تَعْلَمَ أَنَّ
اْلاِخْوَةَ ثَلاَثَة: أَخٌ ِلآخِرَتِكَ فَلاَ تُرَاعِ فِيْهِ إِلاَّ الدِّيْنَ،
وَأَخٌ لِدُنْيَاكَ فَلاَ تُرَاعِ فِيْهِ إِلاَّ الْخُلُقَ الْحَسَنَ، وَأَخٌ
لِتَأْنَسَ بِهِ فَلاَ تُرَاعِ فِيْهِ إِلاَّ السَّلاَمَةَ مِنْ شَرِّهِ
وَفِتْنَتِهِ وَخُبْثِهِ
Disertai dengan pemahaman bahwa sahabat itu
ada tiga macam: (1) Sahabat dalam urusan akhiratmu. Dalam hal ini tidak ada
yang lebih penting untuk dipertimbangkan selain agamanya. (2) Sahabat dalam
urusan duniamu. Dalam hal ini tidak ada yang lebih penting untuk
dipertimbangkan selain kebaikan/kemuliaan akhlaknya. (3) Sahabat dalam
bersantai. Dalam hal ini tidak ada yang lebih penting untuk dipertimbangkan
selain keselamatan dirimu dari keburukan, fitnah, dan kejahatannya.
Bersambung...
0 comments:
Post a Comment