Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Tuesday, June 18, 2019

Adab-adab Bergaul dengan Orang Lain (Bagian Ketiga)

الرَّابِعَةُ: لاَتَصْحَبْ حَرِيْصًا عَلَى الدُّنْيَا: فَصُحْبَةُ الْحَرِيْصِ عَلَى الدُّنْيَا سُمٌّ قَاتِلٌ؛ لأَنَّ الطِّبَاعَ مَجْبُوْلَةٌ عَلَى التَّشَبُّهِ وَاْلاِقْتِدَاءِ، بَلِ الطَّبْعُ يُسْرَقُ مِنَ الطَّبْعِ مِنْ حَيْثُ لاَ يَدْرِيْ، فَمُجَالَسَةُ الْحَرِيْصِ تَزِيْدُ فِيْ حِرْصِكَ، وَمُجَالَسَةُ الزَّاهِدِيْنَ تَزِيْدُ فِيْ زُهْدِكَ
4. Hendaklah engkau tidak bersahabat dengan orang yang rakus/tamak terhadap dunia, karena bersahabat dengan orang yang rakus/tamak terhadap dunia adalah racun yang mematikan. Hal itu dikarenakan tabiat tumbuh dari kecenderungan manusia yang suka meniru dan mengikuti, bahkan tabiat itu dapat saling menjangkiti tanpa disadari. Oleh karena itu, apabila engkau bergaul dengan orang yang rakus/tamak terhadap dunia, maka hal itu akan dapat menambah kerakusan/ketamakanmu terhadap dunia. Sedangkan bila engkau bergaul dengan orang-orang yang zuhud, maka hal itu akan menambah sikap zuhudmu.

الْخَامِسَةُ: الصِّدْقُ: فَلاَ تَصْحَبْ كَذَّابًا، فَإِنَّكَ مِنْهُ عَلَى غُرُوْرٍ، فَإِنَّهُ مِثْلُ السَّرَابِ، يُقَرِّبُ مِنْكَ الْبَعِيْدَ، وَيُبْعِدُ مِنْكَ الْقَرِيْبَ
5. Kejujurannya. Janganlah bersahabat dengan seorang pendusta, karena engkau akan tertipu olehnya. Sesungguhnya keadaannya seperti fatamorgana, yang mendekatkan padamu sesuatu yang jauh, dan menjauhkan darimu sesuatu yang dekat.

وَلَعَلَّكَ تَعْدَمُ اجْتِمَاعَ هَذِهِ الْخِصَالِ فِيْ سُكَّانِ الْمَدَارِسِ وَالْمَسَاجِدِ، فَعَلَيْكَ بِأَحَدِ أَمْرَيْنِ: إِمَّا الْعُزْلَةُ وَاْلانْفِرَادُ؛ فَفِيْهَا سَلاَمَتُكَ. وَإِمَّا أَنْ تَكُوْنَ مُخَالَطَتُكَ مَعَ شُرَكَائِكَ بِقَدْرِ خِصَالِهِمْ
Apabila engkau tidak menemukan semua sifat dan karakter tersebut pada diri orang-orang yang memenuhi sekolah-sekolah dan masjid-masjid, maka seyogyanya engkau memilih satu di antara dua hal berikut: pertama, mengasingkan diri (dari pergaulan) dan menyendiri (agar dapat beribadah kepada Allah). Dengan cara ini engkau akan menemukan keselamatan. Kedua, bergaul dengan mereka sekedarnya saja, sesuai dengan keadaan sifat dan karakter masing-masing mereka.

بِأَنْ تَعْلَمَ أَنَّ اْلاِخْوَةَ ثَلاَثَة: أَخٌ ِلآخِرَتِكَ فَلاَ تُرَاعِ فِيْهِ إِلاَّ الدِّيْنَ، وَأَخٌ لِدُنْيَاكَ فَلاَ تُرَاعِ فِيْهِ إِلاَّ الْخُلُقَ الْحَسَنَ، وَأَخٌ لِتَأْنَسَ بِهِ فَلاَ تُرَاعِ فِيْهِ إِلاَّ السَّلاَمَةَ مِنْ شَرِّهِ وَفِتْنَتِهِ وَخُبْثِهِ
Disertai dengan pemahaman bahwa sahabat itu ada tiga macam: (1) Sahabat dalam urusan akhiratmu. Dalam hal ini tidak ada yang lebih penting untuk dipertimbangkan selain agamanya. (2) Sahabat dalam urusan duniamu. Dalam hal ini tidak ada yang lebih penting untuk dipertimbangkan selain kebaikan/kemuliaan akhlaknya. (3) Sahabat dalam bersantai. Dalam hal ini tidak ada yang lebih penting untuk dipertimbangkan selain keselamatan dirimu dari keburukan, fitnah, dan kejahatannya.

Bersambung...
Share:

0 comments:

Post a Comment

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online