Bid'ah Sahabat Nabi dalam Shahih al-Bukhari
Bid’ah ada dua macam: bid’ah terpuji dan bid’ah tercela. Bid’ah terpuji atau populer dengan sebutan bid’ah hasanah adalah setiap perbuatan baru yang tidak bertentangan dengan syariat. Meskipun Nabi Muhammad SAW ...
Mengenal Sosok 'Mubham' dalam Hadits
Suatu hari, Masjid Nabawi kedatangan seorang Arab kampung. Tak dinyana, ia kencing di Masjid Nabawi. Seusai kencing di area masjid, ia langsung pergi. Para sahabat yang mengetahuinya emosi...
Doa agar Terhindar dari Mengetahui Aib Guru
Dalam kitab at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qurân, disebutkan bahwa Rabi’ bin Sulaiman, murid sekaligus sahabat Imam asy-Syafi’i, tidak berani minum di hadapan Imam asy-Syafi’i, karena segan padanya....
Sifat Shalat Nabi Ala ASWAJA
Sangat disayangkan bila dewasa ini muncul sikap-sikap yang kurang bijaksana dari kelompok tertentu yang sibuk mencari-cari kesalahan tata cara shalat kelompok lain dengan mengatakan landasannya lemah, bahkan diiringi dengan vonis bid’ah...
Mayit Bisa Menerima Manfaat dari Amal Orang yang Masih Hidup (Bagian Pertama)
Selain menerima manfaat amal kebajikan yang pernah dikerjakannya semasa hidup, orang yang sudah meninggal dunia juga bisa mendapatkan manfaat dari amaliah saudaranya sesama Muslim,...
Sunday, June 28, 2020
Sifat Shalat Nabi Ala ASWAJA
Friday, July 19, 2019
Manfaat Dzikir (Bagian Ketiga)
Pertama-tama, kita memang dianjurkan untuk mengingat-Nya di dalam jiwa kita. Hati dan akal adalah instrumen jiwa. Kita dituntun untuk selalu ingat Allah Ta'ala dengan hati dan akal kita. Dia pun akan mengingat kita dalam Dzat-Nya. Padahal Dzat Allah tidak bisa tersentuh apapun. Betapa dahsyatnya!
Dengan hati dan akal itu kita mengingat Allah Ta'ala, dengan hati dan akal itu pula kita mempersangkakan setiap peristiwa dengan persangkaan yang baik. Semua dikembalikan kepada-Nya, diyakini bahwa Allah telah mengaturnya dengan adil. Semua demi kebaikan kita, hanya kita saja yang belum tahu hikmah di dalamnya.
Inilah metode pendekatan diri kepada Allah sebagaimana dituntunkan Allah melalui Nabi Muhammad Saw. Kedekatan kita kepada-Nya tergantung keyakinan kita dalam mempersangkakan-Nya. Semakin baik dan semakin yakin kita berprasangka kepada Allah Ta'ala, maka semakin dekat pyla kita kepada-Nya. Allah Ta'ala hadir dalam diri melalui prasangka dan rasa hati. Dia akan membuka pintu lebar-lebar, menyambut kedatangan kita jauh lebih cepat daripada perjalanan atau lari kita menuju kepada-Nya.
Wallahu a'lam