Di hari kiamat kelak malaikat Izrail akan membentak iblis,
“Berhentilah engkau hai iblis laknat, dan rasakanlah kepedihan maut
sebagaimana yang dirasakan oleh orang-orang yang telah engkau sesatkan selama
masa kehidupanmu, dan inilah hari yang telah ditentukan Allah untukmu. Maka
ke arah manakah engkau akan melarikan diri?”
Ketika
iblis mendengar bentakan itu, ia berusaha melarikan diri tetapi ke mana pun ia pergi malaikat maut tetap berada di
hadapannya. Tidak ada satu tempat pun yang bias digunakannya untuk bersembunyi. Kemudian ia berlari ke arah
kubur Nabi Adam AS sambil berkata, “Disebabkan
engkaulah, hai Adam, aku mendapat laknat!” Kemudian
iblis bertanya kepada malaikat maut, “Hai
Izrail, minuman dan siksaan apakah yang akan diberikan kepadaku?” Malaikat
Maut menjawab, “Kau
akan diberi minum dari neraka Lazha, sedangkan siksa yang akan kau terima sama seperti siksa ahli neraka
bahkan berlipat ganda dari itu!”
Mendengar
hal itu maka iblis pun berguling di atas tanah sambil menjerit sekuat-kuatnya, kemudian ia berlari dari Barat ke Timur dan akhirnya sampai
ke tempat di mana untuk
pertama kalinya ia diturunkan. Di situ ia ditangkap oleh malaikat Zabaniah
dengan rantai mengikat di
tangannya.
Tatkala itu bumi laksana api karena dipenuhi oleh
malaikat Zabaniah yang menyambitinya dengan berbagai batu dari neraka Lazha
hingga iblis merasakan siksa sakaratul maut yang sangat pedih. Pada
saat itu maka dipanggillah Nabi Adam AS dan Hawa untuk melihat iblis. Maka berdoalah mereka: “Ya
Allah, sesungguhnya Engkau telah menyempurnakan
nikmat-Mu kepada kami.”
Hikmah:
Sekalipun kematian iblis ditangguhkan oleh Allah SWT
namun beratnya siksa sakaratul maut tak berkurang darinya, bahkan berlipat
ganda dari yang dirasakan oleh orang-orang yang telah dijerumuskannya.
Kisah
ini memberikan hikmah pada kita bahwa setiap makhluk
akan merasakan balasan setiap perbuatan yang dilakukannya. Tak ada satu pun makhluk yang lolos dari
pertanggungjawabannya. Kebaikan yang ia amalkan akan memperoleh balasan kebaikan untuknya,
demikian sebaliknya. Maka, janganlah terlena oleh penangguhan usia yang diberikan Allah pada kita karena
dibaliknya terdapat pertanggungjawaban
yang sangat berat.
0 comments:
Post a Comment