Kajian Seputar Aqidah dan Amaliah Aswaja

Bid'ah Sahabat Nabi dalam Shahih al-Bukhari

Bid’ah ada dua macam: bid’ah terpuji dan bid’ah tercela. Bid’ah terpuji atau populer dengan sebutan bid’ah hasanah adalah setiap perbuatan baru yang tidak bertentangan dengan syariat. Meskipun Nabi Muhammad SAW ...

Mengenal Sosok 'Mubham' dalam Hadits

Suatu hari, Masjid Nabawi kedatangan seorang Arab kampung. Tak dinyana, ia kencing di Masjid Nabawi. Seusai kencing di area masjid, ia langsung pergi. Para sahabat yang mengetahuinya emosi...

Doa agar Terhindar dari Mengetahui Aib Guru

Dalam kitab at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qurân, disebutkan bahwa Rabi’ bin Sulaiman, murid sekaligus sahabat Imam asy-Syafi’i, tidak berani minum di hadapan Imam asy-Syafi’i, karena segan padanya....

Sifat Shalat Nabi Ala ASWAJA

Sangat disayangkan bila dewasa ini muncul sikap-sikap yang kurang bijaksana dari kelompok tertentu yang sibuk mencari-cari kesalahan tata cara shalat kelompok lain dengan mengatakan landasannya lemah, bahkan diiringi dengan vonis bid’ah...

Mayit Bisa Menerima Manfaat dari Amal Orang yang Masih Hidup (Bagian Pertama)

Selain menerima manfaat amal kebajikan yang pernah dikerjakannya semasa hidup, orang yang sudah meninggal dunia juga bisa mendapatkan manfaat dari amaliah saudaranya sesama Muslim,...

Saturday, February 9, 2019

Dalam Kondisi Ini Makruh Mengucapkan Salam

Mengucapkan salam memang disunnahkan bagi seorang Muslim. Bahkan, Rasulullah memasukkan “mengucapkan salam” sebagai anjuran yang harus dipenuhi oleh seorang Muslim jika bertemu dengan saudaranya.

Namun dalam beberapa hal, mengucapkan salam justru dimakruhkan. Imam Nawawi dalam kitabnya, al-Adzkar, menjelaskan beberapa situasi yang dimakruhkan mengucapkan salam, walaupun hukum asal mengucapkan salam adalah sunnah.

Pertama, salam kepada orang yang sedang kencing atau sedang bersetubuh dan semacamnya.

فمن ذلك إذا كان المسلم عليه مشتغلا بالبول أو الجماع أو نحوهما فيكره أن يسلم عليه ، ولو سلم لا يستحق جوابا 
“Salah satu salam yang makruh adalah ketika orang yang disalami sedang kencing atau bersetebuh atau semacamnya. Maka dimakruhkan salam kepadanya. Jika tetap mengucapkan salam maka tidak perlu dijawab.” (Imam an-Nawawi, al-Adzkâr an-Nawâwî, (Beirut: Dar Fikr, 2004), h. 262.)

Kedua, salam kepada orang yang sedang tidur atau mengantuk.

ومن ذلك من كان نائما أو ناعسا
Di antara salam yang dimakruhkan adalah ketika orang yang disalami sedang tidur atau mengantuk.” (Imam an-Nawawi, al-Adzkâr an-Nawâwî, (Beirut: Dar Fikr, 2004), h. 262.)

Ketiga, salam kepada orang yang sedang shalat atau adzan.

ومن ذلك من كان مصليا أو مؤذنا في حال أذانه أو إقامته الصلاة
Di antara salam yang dimakruhkan adalah ketika yang orang yang disalami sedang shalat atau adzan dan iqamah.” (Imam an-Nawawi, al-Adzkâr an-Nawâwî, (Beirut: Dar Fikr, 2004), h. 262.)

Keempat, salam kepada orang yang berada di kamar mandi.

Kelima, salam kepada orang yang sedang makan, dan kebetulan sedang mengunyah makanannya. Namun jika tidak sedang mengunyah makanan, maka diperbolehkan salam dan wajib bagi orang yang tidak mengunyah tersebut untuk menjawab salam.

Keenam, salam pada saat khutbah Jumat. Karena pada saat khubat Jumat semua orang diwajibkan untuk diam. Lalu bagaimana jika masih ada yang mengucapkan salam pada saat khutbah? Menanggapi hal ini, Imam Nawawi menyebutkan beberapa pendapat. Pertama, pendapat yang menyebutkan tak perlu menjawabnya, karena kewajiban diam saat khutbah lebih penting daripada menjawab salam. Kedua, pendapat yang menyebutkan salah satu dari orang yang hadir diwajibkan menjawab salam. Jika lebih dari satu orang yang menjawab maka tidak boleh. Ini berlaku bagi pendapat yang mengatakan bahwa diam pada saat khutbah itu sunnah, bukan wajib.

Wallahu a’lam
Share:

Tuesday, February 5, 2019

Air Mata Taubat Nabi Adam

Sejak Nabi Adam AS dikeluarkan dari surga akibat tipu daya iblis, beliau menangis selama tiga ratus tahun. Nabi Adam AS tidak berani mengangkat kepalanya ke langit karena merasa sangat malu kepada Allah SWT. Beliau sujud di atas gunung selama seratus tahun. Kemudian menangis lagi sehingga air matanya mengalir ke jurang Serantip.

Dari air mata Nabi Adam AS itu, Allah tumbuhkan pohon kayu manis dan pohon cengkeh. Beberapa ekor burung telah meminum air mata beliau. Burung itu berkata, Sungguh nikmat dan menyegarkan air ini.

Nabi Adam AS mendengar apa yang dikatakan burung itu. Beliau menyangka bahwa burung itu sengaja mengejeknya karena kedurhakaan yang telah dilakukannya kepada Allah SWT. Hal ini membuat Nabi Adam AS menangis lebih hebat lagi.
 
Akhirnya, Allah menurunkan wahyu yang artinya: Hai Adam, sesungguhnya Aku belum pernah menciptakan air minum yang lebih lezat dan nikmat daripada air mata taubatmu itu.

Hikmah:

Air mata taubat adalah air mata yang kelak akan menjadi saksi taubatnya seorang hamba kepada Allah SWT. Juga disebutkan bahwa air mata taubat dapat menjadi tameng hamba yang bertaubat tersebut dari jilatan api neraka. Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa di Yaumil Mahsyar kelak akan ada tiga golongan mata yang tak menangis pada saat seluruh mata menangis karena takut terhadap ancaman yang akan menimpa mereka, salah satunya adalah mata yang ketika di dunia selalu bercucuran air mata karena takut kepada Allah SWT. Air mata taubat adalah air mata yang memiliki derajat kemuliaan tertentu di sisi Allah SWT, dan itu tersirat dari firman Allah kepada Nabi Adam AS dalam kisah tersebut: Hai Adam, sesungguhnya Aku belum pernah menciptakan air minum yang lebih lezat dan nikmat daripada air mata taubatmu itu,artinya: air mata taubat memiliki nilai kemanfaatan di akhirat kelak dibandingkan dengan air-air lainnya yang diciptakan Allah SWT.

Maka, berusahalah untuk senantiasa menangis di hadapan Allah karena itu bernilai ketika kita kelak dikumpulkan di hari yang telah dijanjikan Allah kedatangannya.
Share:

Saturday, February 2, 2019

Siksaan untuk Iblis

Di hari kiamat kelak malaikat Izrail akan membentak iblis, Berhentilah engkau hai iblis laknat, dan rasakanlah kepedihan maut sebagaimana yang dirasakan oleh orang-orang yang telah engkau sesatkan selama masa kehidupanmu, dan inilah hari yang telah ditentukan Allah untukmu. Maka ke arah manakah engkau akan melarikan diri?

Ketika iblis mendengar bentakan itu, ia berusaha melarikan diri tetapi ke mana pun ia pergi malaikat maut tetap berada di hadapannya. Tidak ada satu tempat pun yang bias digunakannya untuk bersembunyi. Kemudian ia berlari ke arah kubur Nabi Adam AS sambil berkata, Disebabkan engkaulah, hai Adam, aku mendapat laknat!Kemudian iblis bertanya kepada malaikat maut, Hai Izrail, minuman dan siksaan apakah yang akan diberikan kepadaku?Malaikat Maut menjawab, Kau akan diberi minum dari neraka Lazha, sedangkan siksa yang akan kau terima sama seperti siksa ahli neraka bahkan berlipat ganda dari itu!

Mendengar hal itu maka iblis pun berguling di atas tanah sambil menjerit sekuat-kuatnya, kemudian ia berlari dari Barat ke Timur dan akhirnya sampai ke tempat di mana untuk pertama kalinya ia diturunkan. Di situ ia ditangkap oleh malaikat Zabaniah dengan rantai mengikat di tangannya.

Tatkala itu bumi laksana api karena dipenuhi oleh malaikat Zabaniah yang menyambitinya dengan berbagai batu dari neraka Lazha hingga iblis merasakan siksa sakaratul maut yang sangat pedih. Pada saat itu maka dipanggillah Nabi Adam AS dan Hawa untuk melihat iblis. Maka berdoalah mereka: Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah menyempurnakan nikmat-Mu kepada kami.

Hikmah:

Sekalipun kematian iblis ditangguhkan oleh Allah SWT namun beratnya siksa sakaratul maut tak berkurang darinya, bahkan berlipat ganda dari yang dirasakan oleh orang-orang yang telah dijerumuskannya. 

Kisah ini memberikan hikmah pada kita bahwa setiap makhluk akan merasakan balasan setiap perbuatan yang dilakukannya. Tak ada satu pun makhluk yang lolos dari pertanggungjawabannya. Kebaikan yang ia amalkan akan memperoleh balasan kebaikan untuknya, demikian sebaliknya. Maka, janganlah terlena oleh penangguhan usia yang diberikan Allah pada kita karena dibaliknya terdapat pertanggungjawaban yang sangat berat.
Share:

Waktu Saat Ini


Syubbanul Wathon

Tahlilan

Tamu Online